Quantcast
Channel: Resensi Kiky
Viewing all 619 articles
Browse latest View live

[Review] Sabtu Bersama Bapak - Adhitya Mulya

$
0
0

Judul Buku : Sabtu Bersama Bapak
Pengarang : Adhitya Mulya
Penerbit : Gagas Media
Terbit : Cetakan keduapuluh dua, 2016
Tebal : 278 hlm.
ISBN : 979-780-721-5

Sabtu Bersama Bapak adalah novel dari Adhitya Mulya, suami Ninit Yunita yang merupakan karya best seller dari penulisnya. Awalnya saya beli karena penasaran. Novel ini muncul dengan cover baru yaitu versi filmnya yang akan tayang minggu ini. Saya tertarik membaca karena ada beberapa teman yang merekomendasikan buku ini untuk jadi bacaan di kala senggang.

Novel Sabtu Bersama Bapak berkisah tentang dua anak lelaki yang tumbuh dewasa dengan didikan bapak yang telah tiada. Bapak mewariskan pemikirannya yang ia tuangkan dalam berpuluh-puluh kaset video yang dibuatnya sebelum meninggal. Bapak ingin anak-anaknya tumbuh tanpa kehilangan peran kepala keluarga yang akan mengajari mereka banyak hal tentang kebijakan hidup.

Bapak hanya punya jatah hidup dalam waktu 1 tahun sebelum meninggal. Karena vonis kanker yang dideritanya membuat bapak harus berjibaku mengejar waktu selama satu tahun untuk membuat video-video yang penting bagi kehidupan anaknya kelak. Setelah kematian bapaknya, Satya dan Cakra, kedua anak Bu Itje dan pak Gunardi tumbuh menjadi lelaki cerdas dan mapan. Dua hal yang menjadi masalah kini adalah Cakra yang jomblo akut tak kunjung menemukan jodoh dan Satya yang jadi ayah pemberang membuat ketiga buah hatinya takut padanya.

Satya besar dalam didikan Bu Itje yang berjuang menafkahi hidup dari berjualan makanan di warung makan yang didirikannya. Setiap kali ada orang yang mengganggu warung ibunya, Satyalah yang turun tangan dengan berkelahi. Sebuah selfdefenseyang akhirnya membuat Satya menjadi lelaki yang keras dan tak sabaran hingga ia menjadi ayah dan seorang suami. Satya sering memprotes apa saja yang dirasa tidak sesuai dengan keinginannya. Istrinya bahkan mengirimi Satya sebuah email agar ia tidak pulang saja dibandingkan harus melampiaskan marahnya setiap kali pulang ke rumah. Inilah yang membuat Satya berubah dan mulai menonton lagi video-video dari bapak yang dulu ia rajin tonton setiap Sabtu sore.

Di sisi lain, Cakra jatuh bangun merebut hati Ayu, gadis yang ia sukai di kantornya. Sayangnya ada lelaki lain, Salman, yang lebih agresif dibanding Saka(panggilan kecil Cakra) yang membuat ia kalah langkah saat mendekati Ayu. Di lain waktu, Ibu Itje harus menjalani perawatan untuk penyakit yang dideritanya. Bahkan Ibu Itje tidak mau anaknya tahu perihal sakitnya ini. Ibu Itje ingin Saka fokus pada pencarian jodoh yang tak kunjung membuahkan hasil baik. Hingga pilihan untuk menjodohkan Saka dengan anak temannya pun membuat Saka mau tak mau memilih untuk mencoba bertemu muka dengan sang calon.

Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Baca aja sendiri di novelnya ya. :D

***

Novel ini membuat saya banyak berpikir dan berkata, “Ah, iya juga ya.” Saking seringnya ada bagian-bagian yang mirip dengan kejadian yang ada di sekitar saya. Ada orang yang dijodohkan seperti Saka karena tak kunjung punya calon mantu. Ada juga yang sedih dan takut setiap kali melihat sosok sang ayah. Adhitya Mulya mengemas cerita ini sehingga dekat dengan realita. Yang terpenting adalah bukan saja sebuah cerita ini bisa diambil hikmahnya tapi juga bisa diterapkan dalam kehidupan para orang tua yang memiliki masalah yang sama.

Tak heran novel ini sudah masuk cetakan ke-22 dan akan ditayangkan dalam bentuk film dalam minggu ini. Saya pikir inilah yang dibutuhkan oleh masyarakat kita saat ini, keteladanan dari seorang ayah yang mau membagi kisah hidupnya semasa muda dengan anak-anaknya. Agak anaknya bisa menemukan sosok yang tepat untuk bisa berbagi cerita baik suka maupun duka.

“Kembangkan bakat kalian, apa pun itu. Luangkan waktu untuk semua itu. Tapi satu aja, jangan lupa sama tiketnya. Jangan lupa belajar. Bapak sayang kalian.” (hlm.52)

Saya jadi ingat obrolan dengan seorang teman yang bilang bahwa sosok ayah kerap hilang dalam masyarakat Indonesia. Orang tua keras mendidik anak perempuannya untuk jadi anak yang berbakti dan calon istri shalihah, tapi ironinya anak laki-laki tak dididik dengan cara yang sama sehingga kelak ia akan tahu kewajibannya. Inilah yang ingin diungkapkan oleh Adhitya Mulya bahwa anak-anak lelaki pun perlu dididik dengan caranya sendiri. Mereka suka main, seperti cerita kepahlawanan yang ditunjukkan Rissa, istri Satya ketika ia mengajak anaknya bermain. Anak-anak lelaki suka main layangan, mereka bisa juga kena bullying dan jika tidak ada basic kedekatan dengan keluarga kelak ia akan menjadi penyendiri, kesulitan menyelesaikan masalahnya dan tidak bisa membela dirinya sendiri jika bermasalah di luar.

Begitu pun yang dilakukan Satya, ia mulai belajar bagaimana caranya berkomunikasi dengan anaknya lewat video-video bapak. Saat bapak kecil ia diajari untuk berkelahi demi membela diri. Bapak juga sosok yang sangat detail mempersiapkan keluarganya. Katanya, sebelum ia meninggal ia harus memastikan bahwa keluarganya tidak akan terlantar dan meminta-minta belas kasihan orang. Itu sebabnya Bu Itje sangat mandiri dalam mendidik anak-anaknya dan sukses menjadi pengusaha warung nasi di Bandung yang sudah memiliki banyak cabang. Anaknya juga dididik untuk bermimpi setinggi mungkin dan merencanakan dengan baik setiap impian tersebut.

“Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian merencanakan dengan baik. Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungkin. Dengan syarat, kalian rajin dan tidak menyerah. Bapak minta kalian bermimpi setinggi mungin. Tapi mimpi tanpa rencana action hanya akan membuat anak istri kalian lapar. Kejar mimpi kalian. Rencanakan. Kerjakan. Kasih deadline.” (hlm. 152)

Saya jadi teringat dengan kisah Cakra yang berdiskusi dengan Ayu tentang empat hal yang dipesankan bapak dalam rumah tangga. Salah duanya adalah dialog ini.

“Pemimpin keluarga macam apa yang minta istrinya percaya sama suami, tapi dia sendiri menyembunyikan nafkahnya. Nafkah suami itu hak keluarga, lho. Di keluarga saya, saat seseorang menjadi kepala keluarga, dia bertanggungjawab lahir batin akan kecukupan dan kebahagiaan keluarga. Sekarang dan nanti.” (hlm. 225)

“Pasangan ideal sih harusnya terbalik. Laki, atau perempuan yang baik itu, gak bikin pasangannya cemburu. Laki, atau perempuan yang baik itu... bikin orang lain cemburu sama pasangannya.” (hlm. 228)

Novel Sabtu Bersama Bapak ini tidak hanya berkisah seputar keluarga namun juga tentang pencarian jodoh. Saya rasa Adhitya Mulya sudah mengonsep kisah ini menjadi lebih baik dibanding novel-novelnya yang lain. Terlihat dari antusiasme pembacanya yang sampai membuat buku ini layak dijadikan film. Yang paling saya suka, selain kisah perjuangan bapak membersamai kedua putranya dan istrinya selepas ia meninggal, novel ini juga disisipi kisah konyol ala-ala Cakra. Meski nggak semuanya layak dibaca sama anak remaja. Soalnya ini ada guyonan 21+. Overall, 4 bintang buat novel ini. Lucu, menghibur dan mendidik. Saya kangen Cakra yang cerdas, lucu tapi gila. Hahaha =))

Romeo 4R1A, Si Tengil yang Super Jenius

$
0
0
Romeo 4R1A : Si Tengil yang Super Jenius

Hai-hai, temans. Lama saya tak mengisi blog buku ini ya. Hehe. Udah jarang baca buku juga, terakhir kali baca novelnya Orizuka yang berjudul The Cronicles of Audy seri ke-4.  Sebagai postingan One Day One Post, kali ini saya bakalan ulas tentang tokoh fiksi favorit yang menginspirasi.  Di seri The Cronicles of Audy ini saya paling suka sama Romeo.
Di antara tokoh lainnya dia yang paling lucu, ajaib dan menurut saya punya karakter unik. Pertama kali baca seri ini saya ngebayangin kalo Romeo itu rambutnya gondrong trus dikuncir di belakang. Agak-agak keliatan nyebelin, tapi dia yang paling tulus dengan siapa pun bahkan sama Audy yang sebenarnya adalah orang asing baginya.



Meski ternyata diketahui punya masalah berat karena suatu hal, Romeo ini yang paling seneng bikin suasana jadi lebih ceria. Awalnya saya sebel banget sama tokoh ini karena tingkahnya yang sotoy. Ternyata dia punya maksud dibalik itu semua. Dan yang paling bikin saya salut adalah kecanggihannya dalam urusan cerdas. Dia bukan cerdas lagi tapi jenius, bo. Summa cumlaude untuk jurusan IT kan keren banget. Duh, mba Orizuka nih paling pinter bikin tokoh yang lovable deh. :D  

Di dunia novel, Orizuka bisa saja membuat tokoh ini jadi sefiksi mungkin, tapi di dunia nyata orang seperti ini memang ada. Kalau pinternya emang bawaan dari lahir, biasanya emang susah untuk dianggap orang biasa saja. Yang bikin saya terinspirasi adalah ketika Romeo tahu bahwa keluarganya bakalan terpisah karena Rex diterima kuliah di luar negeri dengan beasiswa, dia justru bikin suasana sebelum adegan perpisahan jadi lebih terasa kekeluargaannya kayak waktu bikin acara pasca sidang skripsinya Audy. Hihi. Romeo yang tengil juga bisa serius soal keluarga inilah yang bikin Audy, Rex Rafael dan Regan akhirnya tahu bahwa keluarga memang tak tergantikan oleh apa pun.

Saya mengikuti  jalan cerita novel karya Orizuka ini mulai dari seri pertamanya hingga seri keempat. Deskripsi tokohnya membuat pembaca ingin mengikuti alurnya hingga akhir. Bahkan ada banyak kejutan yang terjadi di cerita seperti saat Romeo dan Missy akhirnya bisa dekat juga. Aakk, ini anak bikin saya penasaran banget kayak apa ya kira-kira wajah Romeo kalo novel ini difilmkan? Mungkin kayak Vinno G Bastian. Haha. Saya keinget adegan paling fenomenal yaitu pas Romeo nangis karena kepergok pengin nunjukin bahwa dia sayang banget sama adiknya, Rex. Rex yang paling rapuh karena gampang sakit asma, bikin Romeo khawatir. Kalau Romeo ada di kehidupan nyata, mungkin bakalan seru kali ya. :D Kalau kamu, siapa tokoh fiksi favoritmu?


Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan 2016

$
0
0
Hallo, man-teman. Maaf lama mengumumkan rules #31HariBerbagiBacaan karena anak mba Esti sedang sakit, jadi saya yang menggantikan untuk mengumumkan aturan mainnya ya.  Kita doakan semoga Andhin lekas sembuh  ya. Aamiin. :)

Project Battle Challenge #31Hari BerbagiBacaan ini merupakan program baca buku bareng selama 31 hari di bulan Agustus. Peserta akan meresensi  di blog dengan sistem battle challenge. Kenapa battle challenge? Karena kalo ada temen diskusi tentang buku, saya jadi lebih semangat buat bikin resensi di blog ini. :D

Aturan mainnya gampang :
1.       1 hari hanya 1 postingan resensi saja ya.
2.       Postingan minimal 500 kata selain biodata buku dan sinopsis buku
3.       Genre buku terserah, ketebalan buku juga terserah
4.       Memuat cover buku, plus minus buku, biodata buku dan sinopsis buku dan label #31HariBerbagiBacaan
5.       Diposting paling lambat pukul 23.59 setiap harinya
6.       Wajib mention di twitter dan tag di fb kepada teman yang jadi pasangan duet dengan hastag #31HariBerbagiBacaan. Mention dan tag juga kepada penerbit dan penulis buku tersebut(kalo ada fb/twitter)
7.       Mention link ke twitter @ila_rizky (minggu pertama dan ketiga) dan @estisulistyawan (minggu kedua dan keempat) nanti kami RT twitnya. Biar yang baca tambah banyak.
8.       Saling share di Google + dengan settingan publik.
9.       Wajib bikin list postingan yang udah ditulis di postingan khusus. (jadi nanti ada link-link resensi buku yang masuk #31HariBerbagiBacaan) kayak di sini.
11.   Pasangan battle ditentukan dengan sistem acak agar bisa mengenal teman blogger yang lainnya dan saling berbagi ilmu meresensi.
12.   Karena modelnya battle antara dua orang, maka yang kalah bisa dapet hadiah dari teman duetnya :D Hadiahnya apa? Terserah kesepakatan aja. Hehe
13.   Gimana nentuin aturan menangnya? Misal : Si A battle dengan B. Si A menulis resensi sebanyak 23 kali, B menulis 27 kali. Berarti B yang menang. Jadi yang menang battle itu dihitung dari jumlah resensi yang ditulis, tapi ga wajib mulai dari hari pertama. Asal satu pasangan battle mulainya bareng misal di hari ke-3 sampai akhir, nanti hitungan jumlah resensinya dari hari ke-3.
14.   Project ini tanpa sponsor, jadi tidak ada hadiah. Hanya ditujukan untuk mereka yang memang ingin mengisi blognya sehingga blognya tidak lumutan. Selain itu project ini bisa dijadikan ajang untuk membranding diri sebagai blogger buku dan melatih kemampuan menulis resensi bagi yang nantinya ingin jadi peresensi di media cetak.

Udah itu aja :D Selamat berkompetisi! ;)

[Resensi Buku] Sejuta Warna Pelangi by Clara Ng

$
0
0

Judul  Buku : Sejuta Warna Pelangi
Pengarang : Clara Ng
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan kedua, Oktober 2015
Tebal : 220 hlm.
ISBN : 978-979-22-7883-5

Dengan mata telanjang, kanak-kanak melihat tujuh warna pelangi. Ajaklah mereka melihat dengan mata hati. Agar mereka tahu sesungguhnya pelangi punya sejuta warna-warni.

***

Clara Ng menampilkan karya yang menakjubkan dan membuka wawasan imajinasi anak-anak lewat buku dongeng ini.  Dalam buku ini, ia memadukan 9 cerita anak yang dikompilasi dalam kisah menarik. Karya Clara Ng ini telah mendapat apresiasi dari IKAPI sebagai Juara Adikarya IKAPI. Ada 9 kisah yang diceritakan dengan ilustrasi khas kanak-kanak. Empat di antaranya, saya paling suka. Antara lain : Pesta Kostum Tengah Malam, Milo sedang Bosan, Melukis Cinta, dan Jangan Bilang Siapa-siapa.

Dalam cerita “Pesta Kostum Tengah Malam”, Clara Ng mengisahkan tentang keseruan hewan-hewan di kebun binatang yang berpesta tengah malam. Para hewan itu berkumpul saat hari sudah larut dan para penjaga sudah pulang. Sejak pesta dimulai, hewan-hewan seperti Gajah, Monyet, Beruang, dll berubah menjadi hewan lainnya. Lucunya, mereka menampilkan kostum yang unik yaitu kostum temannya sesama penghuni kebun binatang. Seperti si Betsi Babi yang mengecat tubuhnya menjadi belang-belang seperti zebra. Ada juga Momi Monyet yang menyamar sebagai Beo. Ada lagi sosok Kiki Kijang yang mengikat slang panjang dan sepasang ranting agar miring seperti gajah.

Bagi anak-anak, mendengarkan dongeng unik semacam ini membuat mereka berimajinasi bagaimana bentuk hewan yang sesungguhnya. Membayangkan para hewan berpesta seperti layaknya manusia membuat mereka mengingat bahwa hewan juga adalah makhluk yang bisa saja berkumpul bersama seluruh kawanannya untuk melakukan hal-hal seru. Selain itu, ada juga keseruan yang diwujudkan lewat suara musik yang dimainkan kawanan Barny Beruang. Ending dongeng ini sangat epic! Tak percaya? Baca saja kisah para hewan lucu ini saat pesta berakhir. :D

Kisah kedua berjudul “Milo Sedang Bosan” ini menceritakan kegelisahan Milo, si hiu kecil yang sedang libur sekolah. Ia tak mau di rumah terus, jadi ia punya ide jitu untuk menakut-nakuti temannya dengan lumpur hitam dan ganggang laut. Milo berdandan seperti hewan menakutkan dan mengeluarkan bunyi-bunyian mengerikan. Semua teman sekolahnya yang ada di taman bermain tunggang langgang meninggalkan Milo yang tertawa terbahak. Milo tak sadar kekacauan apa yang sedang ia timbulkan hingga semua penghuni dunia bawah laut pun bergerak tak menentu ke arah yang tak terduga. Seperti saat capit Kepi Kepiting menjepit tangan pak Guri Gurita sehingga mengeluarkan tinta hitam. Ada lagi kisah seekor hewan yang masuk ke dalam tubuh Hiu. Siapakah dia? Baca saja kisah serunya di buku ini.

illustrasi Milo sedang Bosan
Clara Ng ingin membuat kisah anak-anak yang berbeda dengan menampilkan kisah lucu ini. Ia memberikan gambaran bagaimana jika kekacauan yang terjadi itu juga dialami oleh anak-anak karena rasa ingin tahu mereka yang berlebihan. Rasa bosan ternyata bisa membuat semuanya berantakan, bahkan bisa menimbulkan masalah yang besar. Inilah yang ingin dikisahkan Clara Ng bahwa anak-anak bisa belajar dari para hewan untuk tidak iseng saat bosan.

Kisah “Melukis Pelangi” ini yang saya rasa paling menyenangkan. Pantas saja dijadikan sampul buku ini. Dikisahkan ada seorang anak perempuan yang bertanya pada ibunya tentang apa itu cinta. Lalu sang ibu mengajari anak itu melukis cinta dalam selembar kertas. Sang ibu melukis dan mendeskripsikan bagaimana cinta bisa bermakna dalam banyak hal. Lewat persahabatan, keluarga bahkan alam. Seperti kalimat ini,

“Cinta adalah titik-titik hujan yang jatuh dari langit. Bunga bermekaran dan kupu-kupu menari-nari di sekelilingnya. Pelangi melengkung indah dan kamu berkecipak-kecipuk di tanah basah.”

Indah sekali deskripsi Clara Ng tentang cinta sehingga anak-anak yang mendengarkan dongengnya bisa membayangkan bagaimana cinta bisa menghangatkan hati.

Dan kisah keempat yang saya suka adalah kisah “Jangan Bilang Siapa-siapa”.Ini mengingatkan saya pada kisah sedih yang bikin mewek di akhir cerita. Berawal dari kisah Igel, si burung kecil yang disuruh sarapan oleh Mamanya. Ia mengira kalau sarapan yang ada di meja makan untuk dirinya. Padahal ada dua piring makanan, dan roti yang dimakannya tak habis. Igel tak menyangka saat Mama justru memujinya karena menghabiskan makanan. Padahal ada makanan adiknya juga yang ternyata dimakan olehnya, tapi tak habis. Ia membungkusnya dalam serbet makan. Di luar rumah, Igel menyesal telah melakukan kesalahan itu. Ia pun ingin menebus kesalahannya dengan memberi sang mama sebuah hadiah. Jadi, apa yang akan Igel lakukan dengan sisa makanannya? Baca saja akhir kisah ini di buku. ;)

Illustrasi "Jangan Bilang Siapa-siapa"

Buku ini membuat saya melihat hal baru dari sudut kanak-kanak. Bagaimana polosnya mereka menjalani hari-hari setiap pagi hingga malam. Sesederhana keinginan para hewan untuk bermain bersama temannya, mengalami hal-hal seru, bahkan yang sedih sekalipun. Tapi anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka mengisahkan pada orang yang mereka anggap bisa mendengarkan cerita lugunya. Seperti Igel yang memilih bercerita pada batu karena takut dimarahi mama. Padahal mama tidak marah soal Igel tak menghabiskan makanan. Igel tahu bahwa kesedihan harus dikisahkan, agar ia kembali tersenyum.

Clara membuat saya tersenyum lewat sudut pandang yang berbeda. Sungguh sebuah kisah yang menarik karena menampilkan keseruan khas kanak-kanak yang seringkali lupa didengarkan oleh orang dewasa. Overall, 5 bintang untuk buku dongeng ini. :D


Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan 


[Resensi Buku] The Architecture of Love - Ika Natassa

$
0
0

Judul : The Architecture of Love
Pengarang : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 304 hlm.
ISBN : 978-602-03-2926-0

Sinopsis :

New York mungkin berada di urutan teratas daftar kota yang paling banyak dijadikan setting cerita atau film. Di beberapa film Hollywood, mulai dari Nora Ephron's You've Got Mail hingga Martin Scorsese's Taxi Driver, New York bahkan bukan sekadar setting namun tampil sebagai "karakter" yang menghidupkan cerita.

Ke kota itulah Raia, seorang penulis, mengejar inspirasi setelah sekian lama tidak mampu menggoreskan satu kalimat pun.

Raia menjadikan setiap sudut New York "kantor"-nya. Berjalan kaki menyusuri Brooklyn sampai Queens, dia mencari sepenggal cerita di tiap jengkalnya, pada orang-orang yang berpapasan dengannya, dalam percakapan yang dia dengar, dalam tatapan yang sedetik-dua detik bertaut dengan kedua matanya. Namun bahkan setelah melakukan itu setiap hari, ditemani daun-daun menguning berguguran hingga butiran salju yang memutihkan kota ini, layar laptop Raia masih saja kosong tanpa cerita.

Sampai akhirnya dia bertemu seseorang yang mengajarinya melihat kota ini dengan cara berbeda. Orang yang juga menyimpan rahasia yang tak pernah dia duga. 


Review Buku :

Raia menemukan New York sebagai tempat pelariannya dari rasa frustasi saat mengerjakan proyek novelnya. Ia tak pernah bisa menuliskan kalimat satupun setiap kali ia berusaha menulis. Padahal sudah dua tahun ia vakum sejak terakhir kali launching novel. Raia bukan penulis biasa, karena setiap karyanya selalu best seller. Satu hal yang mengusik hatinya adalah saat suaminya menceraikannya karena alasan yang membuat Raia tidak berani menuliskan lagi segala sesuatu yang berhubungan dengan suaminya. Baginya, suaminya adalah “Muse” seseorang yang memberinya inspirasi untuk berkarya. Namun, bagaimana ia bisa berkarya kembali jika hatinya hampa?

Sahabatnya, Erin menerima kedatangan Raia yang ingin menyepi untuk menulis di tengah hiruk pikuk kota New York. Suatu hari menjelang tahun baru, Raia bertemu dengan seorang lelaki bernama River di sebuah pesta  di apartemen Aga, teman Erin. Siapa yang menyangka pertemuan tak sengajanya membuat mereka berdua kembali bertemu dan menjadi teman dekat karena kesamaan nasib, mencari inspirasi di tengah gedung-gedung bertingkat kota New York.

New York yang bagi sebagian besar pendatang adalah American dream untuk ditaklukkan, nyatanya membawa Raia dan River menyelami karakter masing-masing. Raia selalu memulai ritual menulisnya saat ia menemani River mencari gedung-gedung yang akan digambarnya. Di sanalah ia mendapati bahwa inspirasi bisa datang dari seorang lelaki asing yang diajaknya berpetualang mengunjungi beragam landmark New York dari gedung, kedai kopi, taman hingga toko buku. Akankah Raia mendapatkan kembali inspirasi yang membuatnya bisa menerbitkan buku lagi?

Di sisi lain, seorang River pun tengah membuat dirinya sendiri tenggelam dalam riuhnya kota New York. Ia mengalami trauma yang membuat suara-suara jahat dalam dirinya sering menikam hatinya. River tak pernah bisa tidur dengan nyenyak, bahkan ia sering merokok setiap kali menunggu Raia turun dari apartemennya. Lelaki yang menyukai memakai kaus kaki hijau ini membuat Raia ingin mengenalinya lebih jauh. Raia tanpa sadar mengingatkan River akan sebuah kehangatan cinta yang pernah ia rasakan tiga tahun lalu. Raia dan River, dua orang yang saling kesepian namun mencari apa makna dirindukan. Dapatkah Raia menemukan “muse”-nya kembali? Akankah River bisa menyembuhkan trauma terbesarnya?

Novel The Architecture of Love merupakan novel kedelapan karya Ika Natassa. Sebelum membaca novel ini saya sudah membaca novel Critical Eleven. Jadi pas saya nemu ada tokoh yang muncul juga di novel ini rasanya kayak reunian sama tokoh-tokoh sebelumnya. Hehe. Seperti Paul yang pernah membuat rumah buat Ale dan Anya ternyata adalah sahabat River. Harris dan Ale juga ternyata sepupu Raia. Dunia ternyata sesempit itu ya. :P Kesan saya buat novel ini keren banget, apalagi emosinya dapet banget pas bagian masa lalu masing-masing diungkapkan. Ternyata buat seorang Raia Rasjad menuliskan sebuah novel bukan sebuah hal yang mudah. Ia harus bisa menulis dengan mencari inspirasi.

Saya seperti melihat sosok Ika Natassa dalam diri tokohnya, Raia. Seperti saat Raia mencari inspirasi saat stuck nulis, saat ia deg-degan setiap kali buku barunya terbit, saat ia surprise menuliskan tanda tangan di banyak buku Open Order. Ada juga saat Raia jatuh bangun menyelesaikan deadline menulisnya hingga pagi menjelang. Buat seorang Raia, menulis adalah napasnya. Jika ia tak bisa menulis selama 2 tahun itu artinya ia telah kehilangan separuh jiwanya. Sampai ia menemukan River.

Saya ngerasa kenapa sosok River ini mirip sama Nicolas Saputra ya. Hihi. Soalnya sama-sama suka arsitektur dan New York, dan sosoknya misterius. Saking misteriusnya Raia sampai menjuluki River sebagai puzzle yang wajib dikumpulkan satu per satu hingga tersusun gambaran detailnya. Bahkan hingga bagian terkecil sekalipun Raia ingin menemukan kepingan puzzle itu agar bisa membentuk kesatuan hingga ia bisa menemukan jawaban “kenapa”.

Di novel ini, Ika menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu yang membuat saya jadi tahu kenapa si tokoh berbuat ini dan itu. Meski terkesan janggal karena kebanyakan masalahnya jadi lebih mudah ditebak arahnya kemana, tapi jadi lebih mendalami sisi yang belum tersentuh oleh gaya berbicara si tokoh selama berbincang. Fyi, novel ini merupakan proyek #PollStory di twitter yang membuat Ika bisa mematahkan stigma bahwa social media adalah musuh terbesar para penulis yang ingin produktif berkarya. Nyata justru pembaca jadi lebih bisa diajak menentukan bagaimana kisah akan bergulir di tiap episodenya. 

Saya salut dengan cara bercerita Ika Natassa saat mengisahkan bagaimana kesedihan masing-masing tokoh, mendorong mereka ke tengah masalah hingga membuat mereka mencari tahu bagaimana menyelesaikannya dengan cara mereka sendiri. Ika berkisah tanpa menggurui dan buat saya endingnya manis banget. Nggak banyak kisah cinta yang bikin saya keinget terus sama jalan ceritanya. Tapi The Archictecture of Love ini mampu meramu bumbu romantis, triller dan komedi menjadi satu. Bahkan bagian kisah River tentang masa lalunya saya jadi ngerasa itu nyata banget. Ada dialog yang saya suka di novel ini

“You know what is wrong about always searching for answers about something that happened in your past? It keeps you from looking forward . It distracts you from what’s in front of you, Ya. Your future. “ (hlm. 237)

Di antara semua bangunan kota New York, saya paling pengin dateng ke Grand Central Terminal  sama toko buku di mana Raia menghabiskan waktu bersama River. Kayaknya feelnya dapet banget antara kisahnya dengan bangunan tersebut. Jadi nggak hanya sekadar asal nempel. Seperti kata River, “arsitektur adalah pertemuan antara cinta, pikiran dan alasan.“Overall, 4 dari 5 bintang buat novel ini. Psst, novel ini buat pembaca berusia 21 plus ya. :D

Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan 


[Resensi Buku] Leafie Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya

$
0
0


Judul  : Leafie Ayam Buruk Rupa dan Itik Kesayangannya
Pengarang : Hwang Sun-mi
Penerjemah : Dwita Rizki Nientyas
Penerbit : Qanita
Terbit : 2013
Tebal : 224 hlm.
ISBN : 978-602-9225-75-4

“Seandainya aku bisa mengerami telur sekali saja, seandainya aku bisa melihat kelahiran anak ayam...”

Leafie, ayam petelur betina yang tinggal di peternakan memiliki keinginan sederhana yang ingin diwujudkan. Seandainya ia bisa mengerami telur sekali dalam hidupnya. Leafie selama ini tinggal di kandang berkawat, ia tak pernah sekalipun bisa mengerami telurnya karena telur itu selalu diambil oleh majikan untuk dijual. Setiap memandangi keluarga ayam, bebek, dan anjing di halaman, ia sangat ingin bisa bergabung dengan mereka. Menjadi seekor ayam yang bisa mengerami telurnya sendiri. Sayangnya hari demi hari kesedihan hanya membuat Leafie menjadi semakin kurus dan penyakitan. Ia dianggap sebagai Pyegye, jadi majikannya membuangnya di lubang kematian, lubang tanah yang hanya berisi tumpukan mayat ayam-ayam pesakitan yang telah sekarat.

Leafie beruntung saat ia dibuang, ia masih tersadar hingga bisa menyingkir dari jerat kematian yang dilancarkan Musang.  Berkat pertolongan Bebek pengelana, ia pun bisa keluar dari lubang dan bergabung dengan keluarga halaman. Sayangnya keluarga halaman tidak mau menerimanya karena dianggap membawa penyakit dan membahayakan keselamatan ayam-ayam di halaman.

Leafie pun dekat dengan bebek pengelana yang sama-sama terasing di kawanan bebek rumahan. Keduanya sepakat untuk saling menolong. Bebek pengelana memperingatkan Leafie untuk berhati-hati terhadap kedatangan musang karena sejak Leafie tidak di kandangnya, ia akan mudah diburu oleh musang yang berkeliaran di sekitar rumah majikannya.

Leafie tak percaya hingga suatu hari ia mengalami sendiri apa yang membuat ia harus berani menghadapi sebuah risiko. Dikejar musang sebagai mangsa hingga berhari-hari bahkan Leafie memutuskan untuk berkelana. Ada sebuah kejadian yang membuat Leafie menemukan sebuah telur tak bertuan. Ia pun mengerami telur itu hingga menetas dan menganggapnya anak ayam. Padahal yang ia lahirkan adalah anak bebek alias itik. Bebek pengelana meninggal saat menyelamatkan nyawa Leafie dan telur yang dieraminya. Namun, apa maksud sebenarnya yang ingin disampaikan oleh bebek pengelana sebelum ia meninggal? Mengapa ia menyuruh Leafie menuju bendungan, bukan rumah keluarga halaman?

***

Buku terjemahan Korea ini sudah lama jadi wishlist saya sejak dulu. Baru setelah membaca beberapa rekomendasi dari teman saya memutuskan untuk membeli buku ini. Buku yang berkisah tentang fabel antara ayam buruk rupa dan itik kesayangannya ini membuat saya kagum karena kisah kebijakan hidup yang ingin disampaikan penulisnya.  Kisah ini telah diterjemahkan ke dalam 10 bahas ini diadaptasi pula menjadi film animasi yang disambut di festival Cannes dan menjadi best family film 2011 di Sitges Festival, Spanyol. Saya sendiri belum menonton filmnya, jadi tak bisa membandingkan apakan filmnya sama dengan isi bukunya.

Leafie merupakan kisah yang mengharu biru, lengkap berkisah tentang perjuangan, cinta dan kebebasan sejati. Leafie yang ingin menjadi ayam yang ingin mengerami telurnya, leafie yang ingin keluar dari sarang, leafie yang ingin melihat isi dunia dengan berkelana hingga berpindah-pindah rumah. Saya butuh waktu 3 hari untuk menghabiskan bacaan ini, mungkin karena efek terjemahan jadi lebih lama dicerna ceritanya.

Ada banyak kebijaksanaan hidup yang saya pelajari dari Leafie dan teman-temannya. Bagaimana mereka hidup selama ini mencerminkan ekosistem yang saling berkaitan satu sama lain. Tanpa ayam, musang tak akan bisa makan. Begitu pun dengan ayam dan bebek, ia harus bertelur untuk bisa terus berkembang biak.  Jika salah satu prosesnya hilang, maka dunia hewan tidak akan seimbang, yang akan berpengaruh pada manusia juga. Proses makan dan dimakan menunjukkan superioritas yang pada akhirnya membentuk fakta bahwa siapa yang paling kuat dialah yang menang. Tanpa hal itu, mereka akan tergerus oleh pemangsa.

Leafie yang punya keinginan untuk dipanggil ibu membuat saya trenyuh karena tidak banyak ayam seperti dirinya yang bisa keluar dari rumah halaman dan bertahan hidup selama berkelana di padang, hutan bambu, hingga bendungan sambil menjaga anak itiknya. Leafie yang bahkan tak punya pengalaman apa pun tentang mengerami telur dan menjaga anak ibarat sosok ibu yang ingin memiliki anak namun bukan dari rahimnya sendiri. Pasti akan sulit untuk menerima kenyataan bahwa yang dia jaga bukanlah anaknya sendiri, dari kaumnya sendiri.

Respon keluarga rumah halaman mengingatkan saya pada masyarakat kita yang seringkali mengucilkan orang lain saat orang tersebut berbuat hal yang tidak diinginkan. Seperti Leafie yang dianggap penyakitan hingga diusir dari rumah halaman. Tak satu pun tempat baginya. Ada pula anggapan bahwa bebek rumahan dan bebek pengelana adalah beda. Padahal mereka sama-sama bebek. Bedanya tentang ras dan tempat tinggal.

Bagi Leafie, hidup terkungkung dalam kandang tak menyenangkan. Ia bisa makan dengan lahap, tapi telurnya akan diambil terus menerus. Bahkan hingga ia tidak bisa membedakan anak ayam dengan anak itik. Leafie simbol bagi orang-orang yang menginginkan kebebasan sejati. Meski pada akhirnya kebebasan sejati harus ditebus dengan harga yang mahal.  Leafie yang bebas menamai dirinya sendiri, Leafie yang mencintai anaknya sepenuh hati, Leafie yang berkelana hingga tak meninggalkan jejak apapun bagi pemburu untuk menemukannya. Saya melihat semangat Leafie untuk terus mengejar impiannya dan bertahan di tengah ujian yang menempanya. Leafie bukan lagi ayam betina yang hanya bisa bertelur, ia menjelma menjadi ayam pemberani yang mengorbankan banyak hal dalam hidupnya demi anak itik yang bukan darah dagingnya.

Karakter hewan lain yang saya suka di buku ini adalah bebek pengelana. Ia yang terus menerus mengorbankan dirinya untuk melindungi apa yang ia pertahankan selama ini. Bebek pengelana memang bukan bebek yang senang berbicara dan mengungkapkan isi pikirannya yang berpikir jauh ke depan.  Ia hanya hewan yang tahu bagaimana caranya melindungi tanpa banyak bicara.

Ada  dialog yang saya suka di buku ini :

“Dedaunan ibu dari para bunga. Bernapas sambil bertahan hidup walau dihempas angin. Menyimpan cahaya matahari dan membesarkan bunga putih yang menyilaukan mata. Jika bukan karena dedaunan, pohon pasti tidak dapat hidup. Dedaunan benar-benar hidup. Leafie – dedaunan, benar, nama yang sangat cocok untukmu.” (hlm 85)
"Tidak pernah ada yang berhenti dan beristirahat di setiap sudut padang rumput. Jika ada yang mati, ada yang lahir. Perpisahan dan pertemuan datang disaat yang hampir bersamaan. Karenanya ia tidak dapat selalu bersedih." (hlm 99) 
“Aku tidak tahu kenapa harus hidup begini. Apa karena aku memiliki keinginan? Walaupun begitu, keluar dari halaman adalah keputusan yang tepat. Apalagi keluar dari kandang kawat besi.” (hlm. 140)  
“Kau harus melakukan hal yang kau inginkan. Coba tanya pada dirimu, apa yang kau inginkan.” (hlm. 195)

Buku ini membuat pandangan saya tentang sastra Korea menjadi lebih berwarna. Selain juga karena bahasannya yang unik dan memberikan makna baru tentang bagaimana bertahan hidup dan menggapai impian terbesar yang ingin diraih.  Overall, 4/5 bintang untuk buku ini.

Link film Leafie di youtube 




Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan 


[Resensi Buku] Revolution 2020 - Chetan Bhagat

$
0
0

Judul Buku : Revolution 2020
Pengarang : Chetan Bhagat
Penerbit : Bentang Pustaka
Terbit : 2013
Tebal : 436 hlm.
ISBN : 978-602-7888-70-8


Sinopsis :

Gopal dan Raghav adalah sahabat masa kecil yang berjuang bersama meraih impian mereka. Keduanya mencintai wanita yang sama. Namun, takdir membawa mereka ke jalan berbeda. Gopal mengejar ambisinya untuk menjadi kaya. Raghav mengobarkan revolusi untuk melawan korupsi yang merajalela.

Di Varanasi, jalinan kisah ini bermula. Tentang impian yang harus diperjuangkan sepenuh hati. Tentang kisah cinta berliku yang terbentang di sepanjang ghat Varanasi. Tentang ambisi yang terus merongrong tak ada habisnya. Dan, tentang betapa kotornya birokrasi di kota yang dianggap suci ini.
Dari penulis novel berbahasa Inggris terlaris sepanjang sejarah India, Revolution 2020 merupakan sebuah kisah menawan langsung dari jantung India.

Review Buku : 

Kisah ini bermula dari obrolan Chetan Bhagat dengan seorang direktur muda belia dari Institut GangaTech, Gopal Mishra. Chetan yang diundang menjadi pembicara di acara penting kampus itu bertatap muka dengan direktur seusai memberikan ceramah motivasi di Varanasi. Tak disangka ada insiden saat Chetan diajak minum bersama sang direktur. Direktur itu pingsan hingga dilarikan ke rumah sakit. Sang direktur terus saja bertanya pada Chetan, “Apakah menurut anda saya ini orang yang baik, Chetan-ji?” hingga Chetan memutuskan untuk mendengarkan penuturan lelaki muda itu tentang kisah hidupnya yang kelam. Kisah pun mengalir selayaknya air sungai Gangga yang menuju muara.

Gopal, Aarti dan Raghav tumbuh bersama di kota kecil yang suci bernama Varanasi. Kota yang membuat orang-orang datang untuk mensucikan diri di sungai Gangga. Varanasi menjadi kota yang amat diminati pengunjung karena pesona peribadatan yang kental di sana. Suatu hari, Gopal  kecil mencuri bekal kue tart Aarti. Memotongnya dengan penggaris hingga ia ketahuan dan dihukum guru selama pelajaran berlangsung. Namun sejak kejadian itu mereka menjadi akrab dan bersahabat.

Di penghujung SMA, Gopal, Aarti dan Raghav harus berjibaku menyelesaikan studi mereka di sekolah untuk menyambung nasib berjuang di ujian AIEEE dan JEE. Kedua ujian itu penting agar bisa masuk salah satu kampus bergengsi seperti IIT yang mencetak insinyur muda. Gopal berjibaku untuk menyelesaikan ujian, namun ia tidak lolos. Baba depresi karena hanya ini jalan satu-satunya agar anaknya bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

Baba bahkan berani meminjam uang pada rentenir untuk membayar biaya les dan biaya hidup Gopal selama di Kota. Padahal mereka tak punya sepeser pun uang untuk membayar hutang itu selain rumah tua yang ditinggalinya. Ayahnya memiliki tanah pertanian warisan kakek yang dijadikan sengketa karena pamannya berlaku curang, menggadaikan sertifikat tanah kepada bank untuk meminjam uang. Baba tak mau menjual tanah dengan harga yang ditawarkan sang kakak. Karena itu status tanah menggantung hingga bertahun-tahun.

Baba memaksa Gopal untuk mengulang ujian tahun depan. Gopal pun harus keluar dari Varanasi menuju Kota demi bisa belajar di bimbel ternama yang akan membawanya menembus peringkat AIEEE tahun depan. Gopal bekerja keras dengan emosi yang naik turun setiap kali melihat teman-teman lainnya berjuang di tes bimbel. Jauh dari keluarga, jauh dari harapan. Gopal ingat penghuni kamar sebelumnya yang meninggal karena gantung diri akibat tidak lolos ujian. Ia pun mulai memperbaiki cara belajarnya. Di saat itulah ia kehilangan Aarti, gadis itu jatuh cinta dengan Raghav yang diterima di IIT-BHU Varanasi.

Ujian kedua, Gopal tetap gagal. Ia kehilangan segalanya, termasuk kehilangan Baba. Baba meninggal karena sakit. Sejak itu hidup Gopal berubah. Ia dikejar-kejar rentenir karena hutang Baba yang menumpuk. Di sisi lain Pamannya menawari uang  jatah tanah agar bisa menyelesaikan sengketa tanah. Di saat itulah Gopal paham bagaimana kerasnya hidup membawanya menjadi orang yang berbeda.

Takdir membuat Gopal mengenal seorang pejabat tinggi bernama Shukla-ji. Shukla-ji si pejabat korup ingin membantu Gopal menyelesaikan sengketa tanah dan berniat membangun sebuah universitas demi ambisinya mencalonkan diri di pemilihan berikutnya. Tak disangka inilah yang membawa Gopal dari seorang tak berpunya hingga ia memiliki segalanya. Shukla-ji mengajari Gopal memainkan trik curang untuk menyuap orang-orang demi bisa mengubah tanah pertanian itu menjadi perguruan tinggi.

Tiga tahun berselang, kehidupan mengubah banyak hal, Gopal memperjuangkan kampus yang ia dirikan dengan uang Shukla-ji. Dan Raghav telah lulus dan siap bekerja. Sayangnya Raghav tidak ingin memanfaatkan gelar insinyurnya. Ia bahkan lebih memilih bekerja menjadi wartawan untuk mewujudkan cita-citanya melakukan revolusi di kota Varanasi. Skandal demi skandal korupsi dibongkar Raghav hingga Gopal dan Raghav harus berada di persimpangan jalan. Akankah cinta membuat keduanya menjadi dua lelaki yang saling bertikai?



***


                Revolution 2020 merupakan karya kedua yang saya baca dari Chetan Bhagat, penulis best seller India. Sebelumnya saya membaca Two States yang juga membahas tentang pendidikan dan cinta, tapi kali ini Revolution 2020 mengisahkan bagaimana pergulatan hidup antara cinta, korupsi dan ambisi membawa pelakunya menjadi pribadi yang berbeda. Raghav dengan perjuangan revolusinya, Gopal dengan masa lalunya yang kelam dan ambisi menjadi kaya, dan Aarti dengan kegalauan tentang cinta segitiga.

Setelah membaca novel ini dalam waktu 3 hari, saya tertegun membaca ending yang menggantung. Bisa dibilang Chetan tidak ingin melabelkan apakah Raghav adalah orang baik ataukah Gopal adalah orang jahat. Keduanya jadi terasa manusiawi ketika Chetan memberikan pemaparan yang detail pada alasan setiap tokoh melakukan tujuan hidupnya hingga membuat saya larut dalam kisah cinta berbalut intrik politik ini.  Seperti novel sebelumnya, novel ini juga kaya diksi, setting kota yang detail dan mampu membawa saya kembali ke masa kanak-kanak dan kadang terasa guyonan ala-ala Chetan yang romantis seperti di film 3 Idiots yang diadaptasi dari novelnya juga.

Apa yang saya bayangkan saat selesai membaca novel ini? Saya sempat bertanya-tanya pada diri sendiri. Apakah kisah ini nyata? Apakah tokoh-tokohnya benar-benar ada? Ataukah ini hanya rekaan dari seorang penulis saja? Chetan mampu membawa saya berkeliling Varanasi dan Kota, mengajak saya menyelami kisah hidup tokoh-tokohnya. 



Saya ikut sedih ketika Gopal kehilangan Baba. Saat juga ikut terluka saat Gopal teringat wajah Baba ketika ia bertemu lelaki tua bersama anak kecil di kantor Raghav. Saat Gopal jatuh cinta hingga mampu berlari 5 km hanya untuk mencari wartel untuk menelepon Aarti. Saat Gopal sedih dan terluka terhadap penolakan Aarti dan patah saat ia tak lolos ujian. Juga saat Aarti galau memilih cinta di antara dua pria yang ia sukai. Bahkan hingga Raghav yang terlihat menggebu-gebu dalam perjuangannya melawan pejabat korup di kota Varanasi. Perjuangan Raghav tak mudah, bahkan ia rela kantornya dihancurkan oleh mafia hingga komputer dan mesin cetaknya rusak parah. Korannya berhenti cetak karena dibredel paksa. Raghav hampir kehilangan masa depannya. Dua dialog ini mampu memaparkan bagaimana Revolution 2020 rancangan Raghav yang dia buat untuk Varanasi.

Varanasi nan suci (doc : https://imghtlak.mmtcdn.com)
“Revolution 2020. Itulah tujuannya. India harus mengalami revolusi total selambat-lambatnya tahun 2020. Kekuatan berada di tangan generasi muda. Kita akan melucuti sistem lawas yang korup dan menggantinya dengan yang baru. Anak-anak dari kota besar terlindungi dari buruknya sistem. Mereka kuliah di perguruan tinggi bagus, memperoleh kesempatan emas. Revolusi harus dimulai dari kota kecil.” (hlm. 287) 
“Kita semua harus mengerjakan bagian masing-masing. Untuk berubah, kita perlu revolusi. Revolusi sejati hanya mungkin terjadi ketika orang-orang bertanya kepada diri sendiri-apa pengorbananku?” (hlm. 384)

Revolution 2020 memberi saya pandangan baru bagaimana wajah India di mata seorang penulis India. Wajah India yang coreng moreng dengan korupsi yang merajalela di setiap lini kehidupan. Bahkan seorang sopir saja bisa bertindak korup karena ingin mengutip biaya kos yang besar. Wajah India yang suram karena terjadi kenaikan indeks pencemaran air di sungai Gangga yang suci, karena praktek pelarungan abu jenazah.

Bayangkan kalau gadis ini adalah Aarti. Cantik, (doc : Pinterest.com)
Varanasi, Ganges Which is actually the most sacred place in all of Hinduism, but they also drop people's ashes and even dead bodies into the river. (doc : pinterest.com)
para turis di ghat Varanasi (doc : Pinterest.com)
Saya membayangkan apakah Chetan benar-benar ingin mengubah sungai Gangga menjadi lebih bersih lewat wacana dalam novel ini? Bukankah ia juga orang India yang tentu saja tahu bahwa di India orang lazim melarungkan abu ke sungai Gangga karena itu bagian dari ritual keagamaan? Lalu bagaimana kalau tradisi itu dihilangkan? Apakah agamanya akan berganti? Bagaimana sistem pendidikan dan pemerintahan di India bisa berubah jika semua pejabatnya korup? Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengusik saya sepanjang membaca novel ini hingga tuntas.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bobroknya sistem pemerintahan India dan sistem pendidikan yang ada di sana. Sebegitu parahnya kah hingga tak ada yang tersisa dari kewarasan orang-orang? Saat melihat Raghav saya membayangkan apakah nanti Raghav juga akan tertelan sistem yang korup jika ia masuk dalam politik? Saya juga sempat tertegun saat melihat bagaimana rasanya melihat orang seperti Gopal yang harus menerima kenyataan hidup yang  tak adil.

Saya membayangkan Baba dan Gopal di wajah orang-orang ini

Di India orang baru bisa dibilang sukses jika ia lulusan IIT, menjadi insinyur, bekerja menjadi PNS. Ada banyak Gopal-Gopal lainnya yang akan berjibaku setiap tahun untuk menaklukkan sistem pendidikan di India, memulai kehidupan dengan perasaan was-was karena masa depannya sesuram nilai ujian. Bahkan saking suramnya bisa membuat depresi hingga bunuh diri, seperti yang terjadi pada orang yang ada di kos Gopal. Begitu pula bobroknya bisnis bimbel di Kota yang membuat saya ternganga. Memang ada ya yang seperti itu? Mencari siswa dengan menawarkan harga diskon yang unreasonal. Tak peduli apakah nanti si anak akan bisa lulus ujian atau tidak.

Indonesia sama seperti India. Saya melihat wajah India yang merupakan negara berkembang. India dan Indonesia sama-sama sedang berjuang menata pemerintahan dan sistem pendidikan di negerinya.  Dan apakah yang akan terjadi jika revolusi didengungkan dan menjadi kenyataan? Kita lihat nanti.

Ada dialog yang saya suka di novel ini, seperti :
“Tiada yang lebih menyayangimu daripada orangtuamu.” (hlm. 77)
“Kalau ingin jadi orang besar, aku harus  melakukan hal-hal besar.” (hlm. 188)
“Ketidaksabaran, sifat jelek pertama anak-anak muda.” (hlm. 201)
“Jatuh cinta itu menakjubkan. Perasaan yang bahkan lebih dahsyat daripada menemukan panggilan jiwa.” (hlm. 217)
“Jatuh cinta hanya terasa menakjubkan ketika pihak satunya lagi membalas cinta kita.” (hlm. 217)
“Aku mengkhawatirkan Raghav. Kuharap dia tidak gagal dalam hidup.” (hlm. 294)
“Kau sahabatku. Aku bisa menjadi diri sendiri saat bersamamu.” (hlm. 318)
“Bahkan, gadis yang sederhana membutuhkan cinta, jaminan keamanan, perhatian, dukungan, benar? Si gadis sederhana akan menikah suatu hari nanti. Dia harus tahu apakah suaminya mampu membangun rumah tangga bersamanya.” (hlm. 323)
“Tidak mudah menjadi perempuan. Kami merasa bersalah atas segala macam hal.” (hlm. 329)
“Saat kehidupan menamparku berkali-kali dan mengenyahkan kepolosan dari dirimu, aku pun membunuh Keshav-ku, sebab dunia tidak peduli pada manisnya sifatku. Kalau begitu, kenapa aku tidak memberi Raghav pukulan telak kemarin? Barangkali Keshav yang itu belum mati. Barangkali bagian yang polos dan baik dalam diri kita tidak pernah mati—kita semata menginjak-injaknya untuk sementara.” (hlm. 390)
“Terkadang dalam hidup ini yang penting bukanlah keinginan, melainkan keharusan.” (hlm. 390)
“Hidup mungkin takkan memberimu kesempatan yang sama dua kali.” (hlm. 420)

Novel ini sarat dengan intrik politik, ambisi, dan kisah cinta yang membawa para pembaca  masuk ke dalam hidup pelakunya. Overall, saya suka bagaimana Chetan Bhagat meriset novel ini dengan detail dan membuat kisahnya tak terasa membosankan. 4/5 bintang untuk novel ini.

Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan 

[Resensi Buku] Dua Belas Pasang Mata - Sakae Tsuboi

$
0
0

Judul Buku : Dua Belas Pasang Mata
Pengarang : Sakae Tsuboi
Judul Asli : Nijushi no Hitomi
Penerjemah : Tanti Lesmana
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2013
Tebal : 248 hlm.
ISBN : 978-602-03-0024-5

Sinopsis :
Sebagai guru baru, Bu Guru Oishi ditugaskan mengajar di sebuah desa nelayan yang miskin. Di sana dia belajar memahami kehidupan sederhana dan kasih sayang yang ditunjukkan murid-muridnya. Sementara waktu berlalu, tahun-tahun yang bagai impian itu disapu oleh kenyataan hidup yang sangat memilukan. Perang memorak-porandakan semuanya, dan anak-anak ini beserta guru mereka mesti belajar menyesuaikan diri dengan perubahan zaman.

Resensi :
Dua belas Pasang Mata berkisah tentang anak-anak sekolah tanjung yang diajar oleh Bu Guru Oishi yang dijuluki Oishi-Koshi. Sejak awal Bu Guru Oishi yang bertubuh mungil ini banyak menarik rasa penasaran anak-anak juga seluruh penduduk desa tanjung karena penampilannya yang kebarat-baratan. Dahulu kala di sana belum ada modernisme sehingga memakai pakaian gaya barat dan menggunakan sepeda dianggap sebagai kebarat-baratan. Bu Guru dikucilkan oleh warga tanjung, bahkan tidak disapa hingga akhirnya mereka mulai menyadari bahwa guru ini bisa membawa perubahan pada anak-anak. Siapa lagi yang akan mengajar kedua belas anak yang masuk kelas 1 jika bukan perempuan itu? Maka dimulailah kisah ini.

Bu Guru Oishi menjalani kehidupannya sebagai guru dimulai dari pagi hari saat ia melintasi jalanan yang berkelok-kelok. Jalanan dari desanya di desa pohon pinus ke desa tanjung dekat teluk terletak sejauh 8 km dilalui bolak balik setiap hari. Ia terpaksa menggunakan sepeda untuk mempercepat waktu agar ia sampai di sekolah lebih awal, bukan karena ia kebarat-baratan. Karena kebiasaan bersepeda ini, tanpa sadar telah membuat anak-anak desa tanjung segera berlari setiap kali melihat sepeda bu guru melintas di jalanan desa menuju sekolah.

Dua belas anak yang diajar bu Guru Oishi memiliki julukan masing-masing. Bahkan mereka mulai merasa nyaman dengan gurunya karena sang guru senang mengajar musik. Banyak kejadian lucu dan seru yang terjadi selama bu Guru Oishi mengajar di kelas mereka.  Kadang pelajaran ada di luar ruangan seperti pantai dekat teluk. Sayangnya kejadian tidak mengenakkan datang, kaki bu guru Oishi cedera hingga ia tak bisa pergi kemana-mana. Akhirnya ia dibebastugaskan dari tugas mengajar. Kelas digantikan oleh kepala sekolah.

Karena sakit, bu guru Oishi tidak bisa mengajar berbulan-bulan. Atas inisiatif seorang anak, mereka berdua belas pergi menuju desa pohon pinus yang jaraknya jauh sekali. Mereka mengira jaraknya dekat karena pohon pinus tampak jelas di desa tanjung. Tak disangka inilah pengalaman paling berharga yang dimiliki anak-anak tentang gurunya itu. Mereka mengingat dengan jelas bagaimana jalanan itu tampak teramat jauh dijangkau oleh kaki-kaki kecil mereka. Mereka juga mengigat dengan jelas rasa bakmi yang diberikan oleh ibunya ibu guru Oishi, juga rasanya berfoto pertama kali dengan wajah tegang.

Tahun-tahun berlalu, kehidupan tak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hal yang harus terjadi seperti depresi yang melanda warga di desa seluruh Jepang termasuk di desa tanjung dan desa pohon pinus. Semua orang mengalami hal yang menakutkan setiap hari. Laki-laki ditugaskan untuk berangkat ke medan perang sedangkan perempuan kehilangan anak laki-laki dan suami mereka hingga menjadi janda.

Semua orang mengalami musim paceklik hingga harus merasakan makan roti gandum yang ditumbuk sendiri. Bahkan ikan tidak mudah didapat di saat-saat sulit. Penyakit merajalela hingga merenggut nyawa salah satu murid dan anak bu Guru Oishi. Dokter sulit dicari. Bahkan ada anak yang dijual kepada orang kaya demi agar bisa mendapatkan uang. Semua kengerian itu bermula dari serangan udara yang dilancarkan pihak asing hingga masa-masa perang berlangsung lama. Apakah ini akan berlangsung lama? Bagaimana anak-anak desa tanjung bisa terus melanjutkan pendidikan mereka? Apa yang terjadi pada kehidupan bu guru Oishi setelah perang?

***

Sepuluh bab dalam novel ini membuat kisah ini menjadi lebih menyentuh sisi kemanusiaan. Novel ini diklaim sebagai novel anti perang yang tidak ingin menonjolkan sisi-sisi kelam perang. Ia hanya menunjukkan bagaimana pengaruh perang terhadap kehidupan orang-orang setelahnya. Bahkan meski perang sudah usai, semua hal yang sudah terjadi selama perang mengubah banyak hal termasuk masalah pendidikan dan kesehatan.

Sakae Tsuboi menuliskan kisah ini dalam sudut pandang kanak-kanak yang polos dan guru yang anti perang sehingga terasa jelas bagaimana anak-anak menjalani hari dengan riang dan bahagia meski perang berlangsung. Kedua belas anak mencerminkan anak-anak dengan beragam latar belakang keluarga. Ada yang anak nelayan, anak orang kaya, tukang kayu bahkan pengangkut barang. Semuanya berkumpul jadi satu dalam satu kelas. Sakae Tsuboi ingin memberikan gambaran bagaimana hidup semasa perang tidaknya semudah yang dibayangkan. Ia tak ingin perang berlangsung lagi di kehidupan baru nanti.

“Apa sebenarnya Merah itu? Kenapa aku dianggap Merah, padahal aku tidak tahu apa-apa tentang Komunisme?” (hlm. 160) 
“Lebih baik membuka toko permen murah, atau apalah, daripada mengajar. Aku sudah muak dengan pendidikan sekolah yang jingoistik.” (hlm. 161) 
“Coba lihat diriku. Aku sudah mengajar murid-muridku sejak kelas satu, tapi sekarang lebih dari setengah murid lelaki malah ingin menjadi tentara. Kalau begitu, apa gunanya mengajar.” (hlm. 161) 
“Perang dengan China telah berkobar; Pakta Anti-Komitmen antara Jepang, Jerman, dan Itali telah terbentuk. Gerakan yang disebut “Mobilisasi Semangat Nasional” telah berlangsung; orang-orang diajar untuk tidak membicarakan politik waktu sedang tidur sekalipun, melainkan untuk menghadapi peperangan itu dengan gagah berani dan meyakini tujuan mulianya, serta membuktikan diri sepenuh jiwa-raga ke dalamnya Mereka terpaksa berbuat demikian, sebab akan sangat sulit menyembunyikan dan berusaha menyisihkan ketidakpuasan mereka sendiri.” (hlm. 174)

Dari berbagai dialog yang terjadi antara Mrs. Oishi dengan anak-anak didiknya dan keluarganya, beberapa menyentak nurani. Bahasan tentang perang terasa memilukan bagi orang yang pernah ada di tengah perang. Sakae Tsuboi menulis kisah ini tahun 1952 setelah ia pindah ke Tokyo. Sedangkan perang yang dimaksud di novel ini baru berakhir setelah terjadi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki yang membuat Kaisar menyerah pada pihak asing tahun 1945. Perang yang dimaksud di Jepang juga berpengaruh pada Indonesia. Hanya saja penulisnya tidak membahas tentang ini. Ia lebih berfokus di kisah tentang anak-anak desa tanjung dan bu guru Oishi.

“Ibu, kita kalah perang. Ibu belum dengar beritanya di radio?” 
“Ibu sudah dengar. Tapi pokoknya perang sudah berakhir. Bukankah itu bagus?” 
“Walaupun kita kalah?” 
“Ya. Mulai sekarang, tidak akan ada lagi yang mati di medan perang. Orang-orang yang masih hidup akan pulang.” (hlm. 199)

Novel yang ditulis Sakae Tsuboi ini membuat pembacanya larut dalam kisah anti perang dan kisah pendidikan anak-anak desa tanjung. Meski alurnya agak membosankan karena berjalan lambat tapi cara bercerita Sakae Tsuboi membuat saya jadi lebih paham bagaimana karakter para tokohnya. Deskripsi tempatnya juga detail. Novel ini bahkan telah diadaptasi menjadi film pada tahun 1954, tapi sayangnya saya belum nemu filmnya di youtube. Dan untuk menghormati karyanya, Prefektur Kagawa menetapkan Sakae Tsuboi Prize untuk anak-anak dari prefektur tersebut.

Twenty Four Eyes Movie (Doc : http://i2.listal.com/image/5275622/600full-twenty--four-eyes-screenshot.jpg)
Foto Sakae Tsuboi (doc : http://soukovs.review/ebook/5259548-dua-belas-pasang-mata.html) 

Saya baru tahu bahwa Jepang sebegitu besarnya menghargai para guru usai perang selesai setelah membaca novel ini. Karena di tangan para gurulah kehidupan anak-anak sekolah dimulai kembali. Pendidikan akan mengembalikan apa saja  selain nyawa manusia yang telah direnggut paksa oleh kekejaman saat perang berlangsung. Overall, 4 bintang untuk kisah di novel ini.

Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan


[Resensi Buku] Kastil Es & Air Mancur Yang Berdansa - Prisca Primasari

$
0
0


Judul Buku : Kastil Es & Air Mancur Yang Berdansa
Pengarang : Prisca Primasari
Penerbit : Gagas Media
Terbit : 2012
Tebal : 292 hlm.
ISBN : 979-780-589-1


Blurb :


Vinter
Seperti udara di musim dingin,
Kau begitu gelap, muram, dan sedih
Namun, pada saat bersamaan, penuh cinta berwarna putih.
Bagaikan di Honfleur yang berdansa diembus angin

Florence
Layaknya cuaca pada musim semi
Kau begitu tenang, cerah, dan bahagia
Namun, pada waktu bersamaan, penuh air mata tak terhingga
Bagaikan bebungaan di Paris yang terlambat berseri

Resensi :


Florence jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang lelaki di kereta saat ia sedang kabur dari rumah. Florence tak mau dipaksa bertemu dengan seorang lelaki hanya untuk memenuhi ajakan kencan buta yang diajukan orang tuanya. Gadis dengan dandanan aneh itu berkenalan tak sengaja dengan Vinter Vernalae, lelaki yang memberinya tawaran untuk pentas di rumah Zima, lelaki misterius yang aneh. Florence mau menerima tawaran itu hanya karena ia tak punya tujuan saat kabur dari rumah, jadi ia ingin mencari tempat berlindung sejenak dari kejaran orang suruhan orang tuanya.

Florence tak menyangka jika akhirnya ia terlibat hal-hal di luar prediksi saat bertemu Zima. Lelaki sedingin salju itu bahkan pernah memiliki riwayat buruk memperlakukan para seniman yang bekerja dengannya. Para seniman itu tak memenuhi kriteria karya yang diinginkan Zima hingga mereka tak dibayar atas hasil kerjanya. Lukisan dibuang, kritikan pedas atas karya, dll. Florence mengiyakan untuk menunjukkan 4 karyanya yaitu membaca puisi, melukis, menampilkan drama, dan bermain musik sendirian. Awalnya Zima tak percaya bahwa perempuan itu mampu melakukan semuanya sendiri. Tapi bagi Florence yang dulu kuliah di jurusan seni, melakukan keempat hal itu bisa saja terjadi. Tapi drama? Bagaimana dengan drama yang dipertunjukkan sendiri?

Di antara kebimbangan itu, Florence pun akhirnya pentas di panggung yang diberikan Zima. Florence menampilkan karya sebuah lukisan yang menampilkan sebuah kereta kuda yang sangat indah di tengah hamparan salju dan pohon-pohon pinus. Hanya saja tidak ada kuda yang menariknya. Kereta itu sendirian, seakan terasing dan terbengkalai. Pewarnaannya menyampaikan suasana dingin dan kesepian. Judul lukisannya Un Chariot en Hiver. Florence bukan hanya menampilkan sebuah karya, tapi ia memberi makna filosofi dari karya yang dibuatnya.

“Kereta seindah apapun tidaklah berguna bila tidak mempunyai kuda yang menariknya. Lama-lama akan terbengkalai dan terpendam salju. Sama halnya dengan manusia, yang tidak bertahan lama bila tidak ada yang mendukung atau mendampinginya; betapapun hebatnya, mereka pasti akan terlupakan.” (hlm. 41)

Pentas kedua tentang membaca puisi. Florence membacakan sebuah puisi kelam yang mengisahkan tentang ratapan seorang lelaki yang begitu menikmati tenggelam dalam kerinduan dan kesakitan karena kehilangan kekasihnya. Penghayatan yang dilakukan gadis itu sangat magis sehingga mampu membawa penonton yaitu Zima, Vinter dan Getrude, pelayan Zima berdecak kagum. Pentas ke tiga berlangsung indah, Florence bisa memainkan komposisi yang diinginkan Zima, namun pentas keempat ia tak dapat melakukannya. Zima menolak membayar hasil kerja Florence.

Gadis itu pun pergi dari rumah Zima. Saat itulah muncul Celine, sahabatnya yang ternyata bisa mengejarnya sampai ke rumah Zima. Florence tak ingin ditemukan oleh Celine hingga terjadilah aksi kejar-kejaran antara mereka. Tak disangka, antara Vinter Vernalae dan Florence terjadi ikatan yang begitu kuat. Pesona Vinter yang sedingin es mampu membius Florence hingga gadis itu mau menceritakan kisah kelam hidupnya. Begitu pun Vinter. Lelaki itu memiliki masa lalu yang tak bisa ia pisahkan dari kehadiran Zima juga. Zima lah yang membuatnya memiliki keinginan untuk terus berkarya lewat seni. Saat itu Vinter menjadi panitia pentas seni yang dihadiri Zima. Tak disangka Zima pingsan hingga akhirnya membuat ia ingin memesan pertunjukan yang dipentaskan di rumahnya sendiri.  Sejak saat itu, kisah cinta antara Florence dan Vinter pun dimulai. Kisah yang berawal dari sebuah air mancur yang berdansa dan kastil es.

***

Awal membaca novel Kastil Es & Air Mancur yang Berdansa ini saya tak punya ekspektasi banyak. Mengingat saya sudah lama tidak membaca romance jadi saya pikir lebih baik membaca saja tanpa perlu memikirkan plot dan hal-hal teknis penulisan. Saya menikmati membaca novel karya Prisma Primasari ini. Seperti tersesat di negeri dongeng yang penuh kejutan dan tentu saja ada banyak hal yang mustahil terjadi dalam waktu sesingkat itu. Hanya 2-3 hari sejak Vinter dan Florence berkenalan mereka sudah semakin dekat dan mengenal satu sama lain.

Saya pikir si Florence ini memang tipe perempuan yang mudah jatuh cinta pada pandangan pertama. *uhuk* :P Ya, nggak bisa dibayangkan deh, kalau hanya karena satu project bersama bisa membuat mereka jadi dekat. Dan sebegitu berartinyakah Vinter sampai ia rela memisahkan diri dari Celine untuk makan bersama berdua saja. Huwaa, cinta memang buta. :P

Jujur, novel ini mengingatkan saya pada buku Prisca yang lain yaitu Eclair. Semanis kisah itu, tapi kali ini alurnya teraca cepat. Jadi saya membacanya dengan ringan. Sehari langsung kelar. Hanya nama-nama ala Rusia dan Paris membuat saya jadi harus belajar melafalkannya. Susah dihafalin euy. :D  
Trus ada banyak tempat yang rasanya jadi begitu dekat karena dideskripsikan dengan detail di novel ini. Saya jadi kepengin main ke Honfleur untuk menyinggahi tempat-tempat yang didatangi oleh Vinter dan Florence. Duduk di kursi salju, mencicipi kopi di cafe kesukaan, dan menonton pentas drama favorit. Penasaran juga dengan bentuk kastil es dan air mancur yang berdansa.  Karya Vinter yang berupa es-es pahatan sangat cantik, nggak kebayang kalau jadi Vinter dan harus mengurusi pesanan Zima yang aneh-aneh. Misalnya saja bentuknya yang harus seperti permintaannya. Kurang satu cm saja bisa diminta direvisi. Hahaha.

Ada kejutan di akhir cerita yang akan membawa saya kembali mengingat kisah Florence dan Vinter ini dari sudut pandang Vinter Vernalae. Vinter yang ternyata memiliki masa lalu sekelam itu membuat saya jadi trenyuh. Duh, usap air mata. Nggak nyangka kamu bisa setegar itu, Vinter. *puk-pukin Vinter* Rasa bersalah yang dirasakannya membuat ia menjauh dari lingkungan sekitar, ia memilih menyendiri dan bergelut dengan rasa sakitnya sendiri. Yang pada akhirnya membuat ia jadi semacam masokis. Ya, sengeri itu. Makanya salut dengan Vinter yang akhirnya bisa bangkit meski harus jatuh berkali-kali dan mencoba bangkit.

Ada banyak pengetahuan tentang seni dari beragam seniman yang ditampilkan karyanya di novel ini. Hal inilah yang membuat novel karya Prisca ini unik. Kayaknya belum ada deh yang membahas dar sudut pandang karya seni yang dibawa orang-orang Rusia dan Prancis sedetail Prisca menggambarkannya. Selama ini Prancis dan Rusia hanya dijadikan setting tempat tanpa membawa unsur seninya yang unik. Inilah yang membuat saya jatuh cinta pada karya indah ini. Endingnya tak terlupakan. Yeah! Jadi saya bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kenapa yang muncul saat membaca kisahnya di awal cerita.

Quotes yang saya suka dari novel ini antara lain :

“Bagaimana mungkin aku melupakan wanita yang telah mengingatkanku bagaimana cara tertawa... dan bahagia?” (hlm. 227)

“Perasaan yang muncul ketika karyamu dikagumi orang, sungguh tak tergambarkan.” (hlm. 250)

“Kau takkan pernah bisa bahagia sebelum memaafkan, memberi kesempatan, dan menyayangi dirimu sendiri. Itulah masalahku dan masalahmu. Kita belum bisa melakukan ketiganya.” (hlm. 277)

Overall, 5 bintang buat kisah ini.


Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan

[Resensi Buku] The BFG (Raksasa Besar yang Baik) - Roald Dahl

$
0
0

Judul: The BFG (Raksasa Besar yang Baik)
Pengarang : Roald Dahl
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2010
Tebal : 200 hlm.
ISBN : 978-979-22-5337-5


Suatu malam Sophie diculik raksasa. Tadinya ia mengira akan ditelan bulat-bulat, namun ternyata raksasa itu malah melindunginya.

BFG, demikian nama si raksasa, memberitahu Sophie bahwa dialah yang meramu mimpi-mimpi, lantas dengan trompet meniupkannya ke dalam kamar anak-anak yang terlelap.

Sayang ketentraman mereka tidak bisa berlangsung lama, karena Sophie dan BFG harus memutar otak untuk membuyarkan rencana raksasa-raksasa lain yang ingin memakan anak-anak di berbagai penjuru negeri.

Review :


Novel anak ini novel keempat Roald Dahl yang saya baca. Saya penasaran dengan kisah The BFG karena membaca ulasan mb Haya tentang filmnya yang sedang tayang di bioskop. Nah, berhubung sudah punya novelnya jadi saya baca saja dulu.

Novel The BFG berkisah tentang persahabatan antara Sophie dan The BFG yang berawal dari kejadian penculikan yang dilakukan The BFG. Sophie diculik the BFG karena gadis itu melihat raksasa itu meniupkan mimpi ke kamar-kamar di panti asuhan tempat Sophie tinggal. Sophie diangkut dan dimasukkan ke dalam buntalan kain, kemudian dibawa pergi ke tempat the BFG. Sophie kaget saat tahu bahwa The BFG seorang raksasa yang baik hati. Raksasa itu hanya membawa Sophie karena takut Sophie mengadu pada manusia dan akan memburunya jika ia diketahui menyelinap setiap malam ke dalam rumah-rumah penduduk.

Di dalam gua, Sophie melihat toples-toples mimpi yang berisi impian yang dikumpulkan the BFG. Ada 50 ribuan mimpi yang disimpan rapi di toples. Setiap toples memiliki catatan label kecil tentang isinya. Ada impian anak-anak lelaki yang konyol, ada mimpi buruk yang bergerak terus menerus ingin keluar dari toples, ada impian anak perempuan yang bahagia. Semuanya berkumpul jadi satu di rak-rak tempat penyimpanan impian milik BFG. Cairan mimpi itu akan ia tuangkan ke dalam ujung terompetnya dan dihembuskan perlahan agar masuk ke dalam mimpi-mimpi setiap orang pada malam hari.

Sophie terheran saat the BFG mengatakan bahwa ada 9 raksasa di negeri yang sangat suka daging manusia. Jadi Sophie harus berhati-hati bergerak karena telinga raksasa sangat sensitif terhadap bunyi sekecil apapun. Daging manusia yang disebut tomat manusia itu berasal dari berbagai daerah. Setiap para raksasa merasa lapar, mereka akan berderap menuju negara yang diinginkan untuk memakan tomat manusia. Misalnya saja ke negara Swedia, London, Baghdad, dll. Tapi the BFG bukanlah raksasa yang suka makan tomat manusia yang rasanya ramnyamnyam, ia lebih suka makan snozzcumber dan minum frobscottle. Satu ciri khas BFG adalah saat ia berbicara dengan Sophie, ia selalu kesulitan mengatur tata bahasanya sehingga acak kadut. Seperti ini misalnya :

 “Aku tidak akan pernah omong bolong padamu.”(hlm. 45) 
“Kapan saja aku merasa sedikit kasruk, beberapa teguk frobscottle selalu dapat membuatku eriyang lagi.” (hlm. 69)

Sampai suatu hari Sophie termakan raksasa yang mencoba memakan Snozzcumber yang menjijikan. Sophie keluar dari mulut raksasa karena raksasa itu ogah memakan makanan itu. Pernah juga suatu hari the BFG mendapatkan perlakukan buruk. Ia yang paling kerdil diantara raksasa lain harus menerima perlakukan yang tak menyenangkan. Seperti dilemparkan antara satu raksasa ke raksana lainnya sampai mereka kelelahan. Sophie pun mempengaruhi BFG agar menghalau para raksasa memakan lebih banyak tomat manusia. Karena jika hal itu terjadi, setiap hari akan ada banyak tomat manusia yang hilang dari muka bumi tanpa pernah diketahui keberadaannya.  

Rencana pun dimulai, Sophie dan the BFG akan minta bantuan Ratu Inggris untuk menangkap para raksasa agar raksasa itu tidak memakan lagi tomat manusia. Apakah yang akan terjadi selanjutnya? Simak selengkapnya di buku ya. :D

***

Membaca buku Roald Dahl sangat menyenangkan bagi orang dewasa seperti saya. Serasa kembali ke masa kanak-kanak dengan imajinasi penuh khayalan yang sangat mustahil terjadi di dunia nyata. Hal itulah yang sering dilakukan oleh Roald Dahl untuk membawa para pembacanya masuk ke dalam kisah yang ditulisnya. Buku ini berisi banyak kisah-kisah konyol tentang petualangan Sophie, BGF dan para raksasa bersama Sang Ratu Inggris. Roald Dahl membuat saya mampu mengingat kembali impian-impian yang lama terabaikan dan ingin diwujudkan.

Selain kisahnya yang lucu, ada banyak pelajaran yang diajarkan oleh BFG seperti misalnya ia tak mau mencuri makanan. Itulah sebabnya ia makan snozzcumber yang menjijikan. Ia juga mengajarkan bagaimana mimpi bekerja, lalu ia juga cerdas dan sangat suka belajar. Seperti saat ia mengatakan bahwa ia meminjam belajar sendiri bagaimana caranya membaca, karena ia tidak bersekolah itu sebabnya tata bahasanya kacau balau.

Saya juga suka cara Ratu Inggris memperlakukan Sophie dan BFG di dalam kediaman istananya. Sangat elegan dan tidak terlihat seperti sedang marah. Ia bahkan sangat senang dengan kedatangan Sophie dan mempersilahkan mereka makan dengan riang. Buat saya, ini mengingatkan saya pada buku-buku karya penulis Inggris lainnya seperti Enid Blyton dan Philip Pullman yang sangat menghargai etiket dan attitude makan di kalangan warga Inggris sehingga menerapkannya dalam karakter para tokohnya.

Quotes yang saya suka di novel ini antara lain :

“Satu kebenaran tidak dapat memaklumi dua kesalahan.”(hlm. 79) 
“Mimpi selalu tidak kasatmata sampai tertangkap. Setelah itu, mimpi agak kehilangan ketidakkasatmataannya. Kita dapat amat jelas melihat yang ini.” (hlm. 86) 
“Mimpi tidak membutuhkan apa-apa. Jika itu mimpi indah, mimpi itu akan menunggu dengan tenang selamanya hingga dilepaskan dan diizinkan melakukan tugas. Jika mimpi buruk, mimpi itu akan berusaha keras keluar.” (hlm. 101)

Yang paling bikin geli adalah bagaimana cara The BFG membuat kisah ini menjadi lucu setiap kali ia berbicara dengan kata-kata yang terbolak-balik. Ia menyebutkan dengan jungkar jungkir. Haha. Buat saya, Roald Dahl ini unik. Terlihat dari pilihan diksi yang ia pakai untuk mengganti kata-kata yang standar dengan kata lain agar terlihat lucu. Uniknya, buku ini difilmkan, jadi rasanya sudah tidak sabar untuk melihat visualisasi si Raksasa Baik Hati ini di layar bioskop. Aih, semoga saja sebagus novelnya. Overall, 5 bintang untuk novel ini. :D

Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan



[Resensi Buku] Detektif Conan Volume 88 - Aoyama Gosho

$
0
0

Judul Buku : Detektif Conan Volume 88
Pengarang : Aoyama Gosho
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : 2016
ISBN : 978-602-02-8473-6

Blurb :

Akhirnya muncul anggota baru organisasi hitam bernama “Scotch”! Ada apa sebenarnya antara Akai dan Amuro, yang sepertinya punya hubungan di masa lalu? Selain itu juga ada episode penyelesaian dari kasus “pembunuhan di restoran Italia”, serta beberapa kasus lainnya, seperti “Kasus pelanggan aneh di kedai ramen”, di mana di kasus ini terdapat sebuah kata kunci penting, juga “Kasus pembunuhan film Zombie”, yang harus dipecahkan bersama Heiji!


Resensi Buku :

Komik Detektif Conan Vol 88 ini saya baca dua minggu lalu, baru bisa saya review sekarang. Hehe. Maaf lama ya. :P Kisah Conan dan kawan-kawannya saat memecahkan kasus kali ini harus berurusan dengan anggota organisasi hitam yang baru. Awal baca bab pertama yang merupakan kelanjutan dari volume sebelumnya, saya kesulitan menemukan trik pelakunya. Dan baru tahu waktu si Conan bilang soal gimana caranya pelaku membunuh korban dan trik mengelabui polisi.

Dalam file “Sosok tipuan di kamar belakang” pelaku menipu polisi dengan membuat jebakan bahwa seolah-olah korban sedang tertidur di dalam gudang restoran. Tempat ini didatangi oleh dua orang yaitu Yoko, artis yang digandrungi oleh Detektif Mouri dan Higo pesepak bola yang sedang naik daun dan digosipkan pacaran dengan Yoko. Awalnya Yoko dan Higo berniat untuk mengecek ruangan karena mendapat pesan bahwa owner restoran meminta mereka berdua bertemu di belakang. Ternyata tidak ditemukan apa-apa, sampai akhirnya dicek dua kali dan setelahnya baru ditemukan mayat korban yang sudah meninggal.

Pelaku menyelabui polisi dengan meletakkan sebuah benda yang bisa menggelembung dan dikempeskan sehingga terlihat tidak ada siapa-siapa di sana. Masalahnya adalah bagaimana mengempeskannya? Dengan alat apa? Conan bisa memecahkan masalah ini dengan menggunakan trik Kogoro Tidur lagi. Kali ini Paman Kogoro harus rela melakukannya karena kalau tidak Kogoro akan mengeluarkan analisis asal-asalannya.  

“Rokok merupakan larangan bagi pelayan wine yang sangat mementingkan indra penciuman. Puntung rokok yang banyak ditemukan di toilet pria semuanya bermerek sama. Tapi, terdapat 2 jenis puntung rokok, yang pertama panjang, terdapat bekas gigitan pada filternya, dan yang kedua, dihisap sampai habis dan dimatikan dengan cara ditekan. Berarti itu merupakan puntung rokok dari 2 orang laki-laki, dan dari jumlahnya bukan pelanggan, tapi pegawai restoran ini.”

Pelakunya adalah orang yang sudah lama memiliki masalah dengan owner. Yang agak rumit adalah motif si pelaku yang ternyata berhubungan dengan restoran tempat ia bekerja.

Kasus kedua tentang “Pelanggan aneh di kedai ramen”. Ada tiga orang pelanggan yang selalu memesan menu yang sama di kedai ramen dalam jumlah yang besar. Lalu anehnya ada dua polisi wanita yang mengejar penjahat yang kabur hingga ke kedai ramen karena melakukan pembunuhan di sebuah rumah. Pelaku kabur tanpa membawa barang apa pun sehingga membuat polisi kewalahan mencari motif pembunuhan. Selain itu hanya ditemukan selang air yang ada di tempat kejadian.

Pelaku yang kabur menuju sebuah kedai membuat polisi tersebut akhirnya mengamati gerak-gerik pelaku selama berhari-hari bahkan meski surat penangkapan belum keluar. Tiga pelanggan yang memesan menu yang sama itu salah satunya datang dengan kondisi memakai kacamata baru, lalu ia memesan menu yang berbeda dengan sebelumnya dan selalu menggunakan bumbu kecap yang sama. Kasus ini merupakan kasus yang rumit menurut saya karena cara pelaku menyembunyikan bukti kejahatan sungguh membuat geleng-geleng kepala. Trik ini hanya bisa digunakan oleh orang yang paham cara kerja sebuah benda dengan metode sains.

Kasus ketiga tentang kasus Zombie Blade. Kasus ini yang paling menarik perhatian saya. Kasus yang paling membuat horor tapi endingnya ternyata misterius. Bukan horor beneran sih. Jadi buat yang takut horor masih bisa lanjut baca kok. :p

Kasus Zombie Blade ini berawal dari ide unik paman Mouri untuk pergi napak tilas ke tempat syuting drama Zombie Blade yang diperankan Yoko Okino. Tak disangka ternyata di sana rombongan Ran dan teman-temannya malah bertemu dengan kru drama yang akan melanjutkan syuting drama untuk sesi kedua. Jadi dramanya dilanjutkan kembali tapi dengan pemeran yang berbeda, kali ini tidak ada Yoko Okino.

Kasus terjadi saat sang produser yaitu Takashi meninggal di tempat saat proses syuting sedang berlangsung. Ia meninggal dengan meminum racun sianida dan terlihat ia merekam videonya lewat ponsel hingga layar menjadi gelap. Setelah itu terjadi kekacauan karena ada mayat baru yang ditemukan yaitu salah satu kru yaitu Kyoko sang kameramen yang menggarap drama horor ini. Di samping mayatnya terdapat video Takashi menggigit leher Kyoko dan meninggal. Mirip zombie yang dikisahkan di drama yang akan mereka buat. Zombie yang akan terus menerus bergerak meski pedang telah diayunkan. Di luar ruangan saat paman Kogoro keracunan jamur, terjadi kekacauan lainnya yaitu dia melihat banyak zombie di luar jendela kamar. Conan dan Heiji yang melihatnya langsung mengendalikan gerak Zombie dan ternyata yang terjadi berikutnya sungguh di luar dugaan. Ditemukan juga sebuah pesan singkat saat kematian Takashi yang berbunyi:

“Untuk teman lamaku, Joji Naito. Dengan meminum racun ini, jantungku akan  berhenti berdetak, dan aku akan menjadi mayat di dunia ini. Tapi, jiwaku akan terus bersemayam di dalam tubuh, dan abadi selamanya. Dengan begitu, ketika senja nanti sama seperti judul film kali ini, yaitu “Prosesi Pemakaman Hantu”. Aku akan mengundang orang-orang yang masih hidup, yang berada di Villa ini, untuk pergi ke dunia kita.”

Kasus Zombie Blade berhubungan dengan dendam yang terjadi 8 tahun lalu. Saat itu telah terjadi kematian seorang sutradara drama zombie. Yang ternyata meninggal karena sudah tiga hari tidak makan. Hari ketiga ia mati dengan cara yang mengenaskan setelah ia sebelumnya menghilang dengan trik sulap. Kasus zombie ini yang paling membuat saya merinding sekaligus ngeri. Ngeri karena membayangkan apa benar zombie benar-benar ada. Haha. Tapi ternyata nggak kok, semuanya bisa dibuktikan dengan trik yang dipecahkan oleh Conan dan Heiji. Mau tahu gimana trik pelaku memunculkan zombie? Baca aja bukunya ya. :D

Kasus keempat tentang pembunuhan yang terjadi di studio musik yang melibatkan 3 anggota Girls Band. Seorang drummer band tersebut meninggal karena dicekik oleh seutas benda. Ia meninggal setelah sempat memberikan perlawanan. Namun anehnya tidak ada benda yang bisa dijadikan barang bukti untuk menjadi bukti otentik si pelaku. Conan dibantu oleh kedua teman detektifnya berusaha menemukan barang bukti si pelaku yang belum ditemukan oleh polisi. Kasus ini bersambung ke volume berikutnya.

Empat kasus tadi merupakan kasus yang rumit pada awalnya, tapi begitu triknya dibongkar saya jadi tahu bagaimana cara kerjanya. Semua memakai logika dan sains untuk memecahkan kasus. Hanya tentang zombie blade yang paling membuat ngeri dan merinding karena semuanya berhubungan dengan kematian seseorang yang sangat mengerikan. Untungnya kisah ini hanya fiktif, nggak kebayang kalau beneran ada di dunia nyata. Aoyama Gosho masih membuat saya penasaran dengan memunculkan toko baru bernama Scotch yang merupakan anggota organisasi hitam. Sepertinya semuanya akan mengerucut pada satu  garis hubung yang awalnya terlihat samar. Overall, 5 bintang untuk komik detektif conan vol. 88 ini. Nggak sabar buat baca volume berikutnya. ;)


Postingan ini diikutsertakan dalam Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan

Pengumuman Pemenang Project Battle Challenge #31HariBerbagiBacaan

$
0
0
Hallo, man-teman. 

Setelah mengadakan project battle challenge #31HariBerbagiBacaan sejak tanggal 12 September-12 Oktober 2016, kini tiba saatnya untuk mengumumkan pemenangnya.



Pemenang 5 peresensi terbanyak : (bisa memilih @4 judul buku pilihan sesuai urutan pemenang) 
  1. Nurina KendengPanali : 30 resensi 
  2. Atria Dewi Sartika : 26 resensi 
  3. Matris Londa : 24 resensi 
  4. Ainhy Edelweiss: 17 resensi 
  5. Sinta Nisfuanna : 9 resensi

Hadiah pulsa @20 rb untuk 5 orang pemenang 
  1. Evyta Ar : 8 resensi 
  2. Dewinda Wiradinata : 7 resensi 
  3. Ipeh Alena : 5 resensi 
  4. Ade Delina Putri : 5 resensi 
  5. Enny Ernawati : 5 resensi 
Hadiah pulsa @10 rb untuk 11 orang pemenang. 
  1. Jiah Al Jafara : 4 resensi
  2. Indriyas Wahyuni : 3 resensi 
  3. Efi Fitriyyah : 3 resensi
  4. Vera Astanti : 3 resensi 
  5. Afifah Mazaya : 2 resensi 
  6. Tri Astuti Utomo : 2 resensi
  7. Khoirur Rohmah : 2 resensi 
  8. Nurin Ainistikmalia : 2 resensi 
  9. Nyi Penengah Dewanti : 2 resensi 
  10. Dessy Natalia : 2 resensi
  11. Nur Aliah Saparida : 1 resensi
Untuk hadiah pulsa, mohon inbox no hp ke fb mba Esti Sulistyawan. Dan untuk hadiah buku, inbox judul buku pilihan, alamat dan no hp ke fb saya, Ila Rizky Nidiana. Terima kasih atas partisipasinya. :)

[Resensi Buku] Tidak Ada New York Hari Ini - M. Aan Mansyur

$
0
0


Judul Buku : Tidak Ada New York Hari Ini
Pengarang : M. Aan Mansyur
Foto : Mo Riza
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 120 halm.
ISBN : 978-602-03-2723-5
Baca di Scoop Premium


“Hari-hari membakar habis diriku
setiap kali aku ingin mengumpulkan
tumpukan abuku sendiri, jari-jariku
berubah jadi badai angin
Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan”

Apa rasanya membaca buku kumpulan puisi yang terinspirasi dari sebuah skenario film? Penasaran? Ya, kamu sama seperti saya. Saya membaca buku puisi Tidak Ada New York Hari Ini karena penasaran dengan gaya bahasa penyairnya. Aan Mansyur, sang penyair membuat puisi untuk pelengkap film Ada Apa dengan Cinta 2. Kalau sudah pernah nonton film AADC 2 pasti tahu ya kalau Rangga menitipkan potongan puisi di buku ketika meninggalkan Cinta. Rasanya ada kekosongan hati yang tiba-tiba menerkam jantung. Seperti ada jiwa yang hilang ditelan kesendirian.

Buku puisi Tidak Ada New York Hari Ini merupakan buku puisi yang menggabungkan unsur visual dan kata-kata. Jadi kalau biasanya puisi tanpa visualisasi kali ini ada beberapa foto yang dijadikan latar puisi di buku ini. Fotonya dibuat oleh Mo Riza dengan gaya street photography dan disajikan dalam format hitam putih.

Buku puisi ini konsepnya berawal dari skenario film, jadi bisa dibilang puisinya disesuaikan dengan isi cerita filmnya ya. Hehe. Ada yang terasa berbeda saat saya membaca buku puisi ini, rasanya tidak seperti puisi AADC di film pertamanya. Ada yang hilang, iya. Sebuah rasa yang dsematkan oleh penulisnya tidak mampu membuat puisi mengalirkan rasa yang jauh lebih dalam. 

Ada sih beberapa puisi yang bikin saya baper, tapi nggak semuanya. Jadi seakan ada yang hilang di beberapa part puisi itu. Mungkin memang agak kesulitan mengambil porsi yang cukup untuk menggali sebuah rasa dan mengeluarkannya lagi dalam bentuk puisi. Tak seperti AADC sebelumnya yang hanya 1 puisi masterpiece, buku ini lebih banyak meluapkan isi hati Rangga.

Oke, mulai dibahas satu persatu ya. Kalau ada yang kurang maklumi saja ya. Saya penikmat puisi, bukan penyair. :P

“Kadang-kadang kau pikir lebih mudah mencintai semua orang daripada melupakan satu orang. Jika ada seseorang telanjur menyentuh inti jantungmu, mereka yang datang kemudian hanya akan menemukan kemungkinan-kemungkinan.” (hlm. 13)

Menurut saya puisi ini yang paling bikin baper, karena jadi pengikat antara rindu Rangga dengan Cinta. Yang membuat Rangga seolah yakin kalau Cinta hanya mencintai dirinya saja, dan nggak akan bisa memberi ruang di hati untuk jatuh cinta dengan orang lain. Well ya, menurut saya kepedean sih. Wekeke.



“Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta. Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi ini dipisah kata-kata. Begitu pula rindu, hamparan laut dalam antara pulang dan seorang petualang yang hilang. Seperti penjahat dan kebaikan dihalang uang dan undang-undang.”  (Hlm. 46)

Bagian puisi ini menggambarkan bagaimana Rangga rapuh dan ingin kembali ke Jakarta, tapi halangan yang muncul membuat ia mengurungkan niatnya. Rindunya terhalang hingga ia lebih memilih menjadi petualang di New York, jauh dari jangkauan keluarganya dan perempuan yang ia cintai.



“Apa kabar hari ini? Lihat, tanda tanya itu, jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi.” (hlm. 46)

Puisi ini yang paling bikin kesel. Haha. Saya gemes sama Rangga kenapa kok jadi plin-plan itu ya. :p Jadi dia masih suka atau gimana? Andai suka pun adalah sebuah kebodohan, karena meninggalkan Cinta sekian ratus purnama, rasanya akan asing menemukan aroma cinta yang sama seperti sebelum Cinta ditinggalkan begitu saja. Tanpa kata-kata, tanpa penjelasan apa-apa.

“Di tempat jauh, tidak ada masa lalu.
jarak antara kenangan dan masa depan
ialah keterpisahan laut dan kalut di dada
yang berusaha tidak meluap di mata. Tapi kau
tidak pernah tahu siang ini langit akan baik-baik
saja atau badai datang menyerang sekali lagi.
Kau tidak pernah tahu.” (hlm. 51)


Kekalutan yang melarutkan kembali kenangan ternyata mampu membuat Rangga ingin kembali ke Jakarta. Tapi apa yang tertinggal masa lalu selain kenangan saja? Masa depan terpisah hingga ia tak mampu menerjemahkan apakah rindu masih sama seperti dulu, sebelum ia menghilang dari hidup Cinta. Apakah hidup akan baik-baik saja tanpa perempuan itu.

             “Rumah terakhir bagi seorang yang kucintai ialah ingatan.
Memiliki kehilangan bukti aku tidak berhenti mencintaimu.” (hlm. 105)

Tetiba saya rindu membaca puisi yang lebih bersayap seperti di AADC 1. Well ya, puisi ini bikin saya bisa senyum. Bapernya sampai sini lho. :P Rasanya pengin membahas puisi Aan Mansyur lainnya yang ada di buku ini, tapi buat saya puisi-puisi di ataslah yang bikin saya baper banget. Kalau yang lain terasa lugas menganalogikan sesuatu. Fotonya agak kurang mendukung isi puisinya, seakan asal jepret gitu aja dan ditempelkan di kisahnya. Jadi kurang bisa memberi kesan yang lebih dalam dari buku puisi ini.

Anyway,buku puisi Tidak Ada New York Hari Ini akan diterbitkan di Malaysia dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Menurut saya sebuah pencapaian yang keren saat film Ada Apa dengan Cinta 2 mampu menarik minat penonton untuk ikut menikmati buku puisi Tidak Ada New York Hari ini juga. 3,5/5 bintang untuk buku puisi ini. Semoga saja saya bisa jatuh cinta dengan puisi Aan Mansyur di buku lainnya. :)

[Resensi Buku] From Sumatera With Love - Esi Lahur

$
0
0


Judul Buku : From Sumatera With Love
Pengarang : Esi Lahur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan ketiga, Juli 2016
Tebal : 232 hlm.
ISBN : 978-602-03-3218-5
Baca di Scoop Premium

Anty, Kelly, Sandro, Krisna, Lia, Nidya, Adi, Mahmud, dan Clarissa adalah sekelompok anak SMA kelas 11. Mereka ingin berlibur bersama menjelajah tanah sumatera. Dimulai dari ide gila yang dilontarkan tentang liburan bareng, akhirnya mereka bersembilan memulai petualangan di Sumatera lewat jalur laut. Liburan kali ini tak direncanakan dalam semalam tapi sudah berbulan-bulan mereka menabung dan ngirit habis-habisan demi bisa mewujudkan impian keliling Sumatera. Ya, kapan lagi bisa liburan bareng kalau bukan di liburan akhir semester kelas 11 ini.

Petualangan dimulai dari kapal yang mereka tumpangi. Kapal itu melintasi Sumatera 3 hari. Dari pelabuhan di Jakarta sampai Medan petualangan seru dimulai. Saat di kapal ada hal janggal yang terjadi, Mahmud yang notabene nggak punya uang untuk liburan dipaksa oleh teman-temannya untuk ikut berwisata. Alhasil, Mahmud bisa ikut dengan bantuan dana dari Krisna. Karena itu Mahmud merasa berbalas budi pada Krisna sampai ia pun bersedia bersih-bersih dan reparasi segala macam, termasuk mencuci jins kedelapan temannya.

Di kapal, anak-anak cewek menggosipkan Nadya yang lebih sering menempel dengan Adi. Keduanya dianggap sedang pdkt jadi sering jadi bahan ledekan teman-temannya. Nadya yang dasarnya manja pun lebih memilih diam ketika Adi mendekatinya. Ia lebih suka dekat tanpa perlu memperjelas status mereka. Itulah yang membuat teman-temannya terutama Sandro, Krisna, Kelly, Anty dan Clarissa bergerilya mencari tahu kebenaran gosip itu. Ada seseorang yang kabarnya juga jatuh cinta dengan Nadya tapi bakalan cemburu kalau Nadya jadian dengan Adi. Itulah fakta yang ingin dicari tahu oleh yang lain.

Gosip atau fakta, kisah ini pun bergulir lebih jauh saat mereka bersembilan sudah sampai di Medan. Dari Medan, mereka memulai petualangan ala backpacker. Mereka menginap di rumah Kelly, berwisata di Istana maimun, ke kebun tante Kelly, wisata ke Danau Toba, dan Pulau Samosir. Selanjutnya main ke rumah Sandro yang masuk areal perkebunan sawit Chevron di Rumbai, Riau, bahkan singgah ke Bukittinggi dan terakhir pulang ke Jakarta lewat jalur darat dengan menggunakan armada bus. Apa yang terjadi dengan kisah cinta segitiga antara Adi, Nadya, dan Mahmud? Apa Mahmud bakalan mengakui kalau ia suka dengan Nadya? Lalu siapa yang disukai oleh Krisna sampai ia ketiban sial kutukan danau Toba? Simak selengkapnya di buku ini ya.

***

Buku From Sumatera With Love ini buku kedua karyaEsi Lahur yang saya baca. Sebelumnya saya baca seri Amore karya Esi tapi lupa judulnya apa. :D Seingat saya dulu baca bukunya di perpus kota. Anyway,buku ini udah lama terbit, cetakan pertama tahun 2010. Tahun ini masuk cetakan ketiga dengan cover yang lebih fresh. Nggak heran sih kalau buku ini masuk cetakan ketiga, soalnya emang isinya lucu, gokil, dan seru banget.

Saya yang awalnya nggak ngeh dengan karya Esi Lahur aja jadi ketagihan pengin baca karyanya yang lain, spesial untuk genre teenlit sepertinya lebih cocok buat Esi Lahur. Soalnya soul teenage-nya dapet banget. Gokilnya, spontannya, lucunya, cemburunya. Sampai saya geleng-geleng kepala lihat tingkah sembilan orang tokoh di novel ini. Ditambah lagi tokoh tambahan si Rahmat, uda asli Minang yang jadi sopir selama mereka perjalanan ke Bukittinggi. Bikin geng cewek jadi nggak sempet ngeledekin temen lainnya. ;))

Awalnya ekspektasi saya nggak banyak terhadap novel remaja ini. Soalnya kisahnya remaja banget, tapi ternyata disajikan dengan riset yang detail juga. Jadi saya bisa mengira-ngira seperti apa wisata yang ada di Sumatera dan apa aja sih yang bakalan dialami selama di sana. Sepertinya novel ini semi fiksi deh, soalnya kisahnya kayak nyata aja, hehe. :D Saya nebaknya si penulis memang mengalami hal-hal seru selama perjalanannya ke Sumatera dan menuangkannya lewat fiksi karena lebih mudah dipahami. Buat saya yang belum pernah menjelajahi Sumatera jadi makin penasaran dengan eksotisme pulau Sumatera, terutama jika liburan lewat jalur darat dan laut. Beda banget kan dibanding kalau ke Sumatera lewat udara, sensasi backpackernya nggak dapet. Hehe

Sepanjang kisah di novel ini, pembaca akan dikejutkan dengan berbagai macam kisah cinta, celetukan ala remaja ciwi-ciwi rese nan bawel dan keunikan tiap tokohnya. Dari mulai kegokilan Mahmud yang doyan banget bersih-bersih, Anty yang bawelnya minta ampun mirip nenek lampir, Kelly yang perhitungan banget soal duit, Adi yang pendiem kayak arca. Hhahaha. Nadya yang manjanya nggak ketulungan, Sandro yang bertanggungjawab bawel dan bijak di saat yang berbeda. :P Lia yang pendiam tapi baik hati, Clarissa yang bocor kalau guyonan, sampai Krisna yang gokil dan agak error.

Kisahnya sendiri ala-ala anak remaja gitu, jatuh cinta, pdkt, jadian, selingkuh, dicemburui, sampai patah hati, tapi lucunya setiap kali ada kejadian mau patah hati, cerita bakalan bergulir ke kisah lainnya yang bikin ketawa. Nggak berasa saya baca buku ini hanya dalam waktu sehari. Padahal biasanya saya lama baca kalau novelnya nggak seru. Hehe.

Ada kisah lucu waktu lagu Pance Pondaag yang menye-menye dijadiin lagu Ost alias pengiring tiap kali mereka naik angkutan umum. Sampai Pance dijadiin kode Clarissa dan teman segenk gosipnya buat nyebut Mahmud sebagai Pance. Hahaha. Ini lucu banget, jadi penasaran apa di semua angkutan umum emang lagunya jadul gitu ya? xD

Hanya saja ada guyonan yang kelewat nyebelin seperti ngata-ngatain Mahmud sebagai Kacung, Anty sebagai Mak lampir, dll. Trus ada guyonan yang menjurus ke hal yang harusnya nggak dibahas oleh anak remaja umur 16 tahun. If you know what i mean. ;)) Ya, agak-agak menjurus ke guyonan usia 21+ sih, jadi sebenernya saya juga heran kenapa penerbit naruh label novel remaja untuk novel ini. Tokohnya emang remaja tapi pemikiran udah dewasa. *loh piye iki?

Well ya, Esi Lahur menempatkan diri di posisi penulis yang serba tahu jadi kadang muncul juga celetukan bijaknya yang keluar dari salah satu tokoh.


“Tapi kita juga salah, ngomongin teman sendiri di belakangnya. Kenapa kita nggak tanya langsung aja, siapa cowok yang bakal ngamuk kalo tahu dia deket sama Adi? Sandro? Krisna? Mahmud?” (hlm. 30) 

“Kata orang, kalau kita bepergian dalam waktu yang lama, sifat asli setiap orang bisa ketahuan.” (hlm. 161) 

“Hebat bener polisi di sini. Sudah malam, hujan, masih tugas. Coba kalau di Jakarta? Pas tempo hari hujan deras hingga banjir dan jalanan macet total, polisinya malah ngilang kayak drakula dikasih bawang putih.” (hlm. 186) 

“Bukannya gue nggak setia kawan, tapi urusan di rumah jangan dibawa-bawa ke perjalanan dong. Kalo gue bilang sih lo bohong. Apa hubunganya tidak diperhatikan di rumah dengan memanfaatkan Mahmud?” (hlm. 199)

Jadi, apa novel ini menghibur? Yes. Apa novel ini cocok buat remaja? Hm, kayaknya nggak deh ya. Novel ini memang menghibur, bikin ketawa sampai sakit perut, chemistry antar tokohnya dapet banget, ceritanya mengalir lancar, juga bikin saya jadi kepengin jelajah Sumatera. Penasaran dengan setiap tempat yang dilalui para tokohnya. Kayaknya seru deh kalau ada napak tilas dari novel ini. :D Saya juga makin penasaran dengan novel lanjutannya yaitu From Flores With Love yang merupakan seri lain dari kisah Clarissa.

Rating 4/5 bintang untuk novel ini. Nah, kalau kamu, apa udah pernah baca novel From Sumatera With Love ini? Share dong di komentar. :D

[Resensi Buku] From Flores With Love - Esi Lahur

$
0
0

Judul Buku : From Flores With Love
Pengarang : Esi Lahur
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 256 hlm.
ISBN : 978-602-03-3217-8
Baca di Scoop Premium  
(Join Scoop pakai kode ILARIZK086)

Clarissa kembali liburan dengan teman-temannya, kali ini dengan teman kuliahnya di jurusan antropologi. Bagi Clarissa, perjalanan ke Flores kali ini mengingatkannya dengan kejadian waktu liburan bareng ke Sumatera pas masa SMA. Clarissa yang dulu ditembak sama Krisna kini pun masih penasaran apakah Krisna masih tetap naksir atau sudah jatuh cinta dengan gadis lain. Di sisi lain, Clarissa pun mengalami cinta lokasi dengan teman seperjalanannya, Arthur.

Teman Clarissa lainnya yang mengunjungi Flores selain Arthur antara lain : Genta, Aster, Hendrik dan Yuyun. Mereka berenam mengalami banyak hal menakjubkan selama perjalanan di Flores. Mulai dari Yuyun yang jayus gelagapan pas kena kutukan celana jins bau pesing. Ada Aster dengan segala ketakutannya yang akut. Bikin dia harus sering mengabari kondisinya pada keluarga setiap kali sampai di tempat wisata. Ada juga Genta yang galaknya minta ampun, Clarissa yang cuek dengan kehebohan, Arthur dengan kegamangannya soal cinta, dan Hendrik yang menyimpan rahasianya rapat-rapat. Hendrik si pendiam ternyata juga suka dengan salah satu dari tiga gadis yang ikut dalam perjalanan ke Flores kali ini. Siapa ya yang bakalan bikin Hendrik kesengsem?

Perjalanan seru mereka dimulai dari bandara, saat sampai di Flores mereka dijemput oleh Om Nelson, sopir yang akan mengantar mereka menuju penginapan dan ke tempat wisata yang akan dikunjungi. Clarissa mengontak Krisna untuk mendapatkan info penginapan di Flores, ternyata malah ia dan kawan-kawannya mendapatkan diskon besar untuk sewa penginapan, mobil dan kapal. Hal ini yang bikin Clarissa nggak enak hati karena Krisna jadi ikut mempersiapkan tour bareng temannya.

Perjalanan dimulai dari Desa Moni tempat mereka menginap di Flores pada hari pertama. Dilanjut dengan wisata ke Danau Kelimutu yang bikin penasaran karena bisa berubah jadi 3 warna. Dari desa Moni, mereka melanjutkan perjalanan ke Ende, pemandian air panas Mengeruda atau air panas Soa, kampung bena, foto di belakang Gunung Inerie, Pulau Kelor, Pulau Bidadari, Labuan Bajo, Ruteng, dll. Nah, simak selengkapnya cerita seru mereka di novel ini ya!

***

From Flores With Love adalah novel ketiga karya Esi Lahur yang saya baca. Sebelumnya saya baca From Sumatera With Love. Di novel ini, Esi Lahur menampilkan banyak keseruan yang terjadi antara Clarissa dan teman-teman kuliahnya. Buat saya, di novel ini, Esi Lahur jauh sekali menampilkan sisi lain para tokohnya. Clarissa dan Krisna yang pernah saling naksir di novel From Sumatera With Love kini jadi lebih matang secara emosi. Tokoh baru lainnya juga sama. Seperti Yuyun yang jayus, Genta yang galak, Aster yang pendiam tapi mereka nggak sampe bikin huru-hara dibandingkan From Sumatera With Loveyang lebih banyak menampilkan konflik antar tokohnya.

Keindahan Flores terpampang nyata di depan mata ketika saya membaca barisan kalimat yang ditulis oleh Esi Lahur. Buat saya yang belum pernah ke Flores jadi pengen banget main ke sana. Apalagi bisa berkunjung ke banyak tempat wisata yang memorable di Flores.

Ada misi khusus yang disampaikan oleh penulisnya bahwa Flores nggak kalah seru dengan wisata daerah lainnya. Sayang hanya ada sedikit wisatawan lokal yang singgah ke sana. Jauh lebih banyak wisatawan mancanegara alias bule yang main ke Flores. Jadi penginapan di sana juga didesain ala bule. Baik menggunakan pemanas air maupun menu makan ala barat yaitu pancake.

“Kalau di kampung Bena, di tiap rumah penduduk dijual hasil tenun. Di Kampung Todo, hasil tenunan dipajang, dijual, dan digabung di satu tempat.” (hlm. 128) 
“Itu nasi jajan, nasek jejen, nasi khas Pamekasan Madura. Gue pernah makan di acara tetangga gue, orang Pamekasan.  Kalo gue bohong biarin deh gue ntar diuber-uber Komodo” (hlm. 181) 
“Selama saya kerja di kapal, di perairan sini, saya tidak pernah lihat ada komodo mengejar sampai ke kapal. Kalau komodo berenang memang pernah lihat, tapi itu karena diumpan dengan bangkai rusa dan kerbau. Kalau mengejar manusia, saya tidak pernah lihat.” (hlm. 185)

Seru banget denger cerita Clarissa yang ditembak di Pulau Kelor, dengerin celotehan dan ledekan Yuyun yang jayus tapi memecahkan suasana membisu di antara teman-teman lainnya saat di perjalanan. Apalagi selama perjalanan mereka nonstop liburan semingguan di Flores. Buat saya tokoh Yuyun dan Aster yang paling bikin saya semangat kelarin baca novel ini. Hehe. Soalnya kalau nggak ada mereka nggak rame. :P kayak percakapan ini misalnya :

“Kok pakai baling-baling?”, kata Aster 
“Emangnya mau pakai apaan lagi, Ter? Kipas tukang sate Madura? Laporin ya kalo baling-baling bagian sisi lo nggak muter.” (hlm. 20)

Percakapan ini bikin Aster takut, tapi perjalanan jadi terngiang-ngiang. Trus, pas Aster takut sama komodo, dia nggak berani foto dengan latar dua komodo jantan lagi berantem ngerebutin komodo betina. Haha.

Ada juga kejadian lucu waktu Yuyun salah ambil kardus berisi 100 kompiang (makanan khas Flores) yang udah dia pesan dan disimpan di kardus bertuliskan Kak Yuyun. Yaelah, tuh kardus ketuker coba sama kardus orang lain, dan kardusnya udah didedel sama Yuyun cuma ditali lagi tapi tetep nggak rapi. Wkwk. Kenapa ni anak error banget ya. :P


Ada juga keseruan pas mereka berenang di salah satu pulau dan ternyata terungkap rahasia yang disimpan oleh Arthur dari Clarissa dan teman-temannya. Esi Lahur bikin setiap tokohnya jadi benar-benar manusiawi, bukan manusia tanpa cela. Ada yang galak minta ampun kayak Genta tapi baik banget waktu Aster takut dia yang paling sering nenangin. Ada juga Hendrik yang pendiam ternyata punya rahasia terpendam seumur hidupnya. Ada Aster yang ketakutan setengah mati ngadepin tour kali ini tapi bisa mulai belajar buat rileks dan berani. Well ya, perjalanan memang membuat orang menampakkan apa yang tak pernah mereka keluarkan; ketakutan, keberanian, kegilaan, sampai keseruan yang melingkupi mereka selama traveling ke Flores.

“Dan tidak ada rahasia di antara mereka, karena semua yang dibilang rahasia, malah diceritakan ke mana-mana. Jadi semua yang benar-benar tidak ingin tersebar harus disimpan rapat-rapat di dalam hati.” (hlm. 218)

Buat saya, novel Esi Lahur ini bercitarasa catatan perjalanan walau dengan bumbu fiksi. Hehe. Jadi bisa banget deh buat kamu yang penasaran Flores tuh kayak gimana sih? Kamu bisa contek itinerary wisata ke Flores di novel ini. Semuanya ada, mulai dari bayar kapalnya kisaran berapa, hotel yang bagus apa, tempat wisata sampai kuliner Flores yang khas.

Seru banget mengikuti jalan ceritanya, jauh lebih seru dari novel pertama. Mungkin karena tokohnya udah dewasa kali ya (diceritain Clarissa tingkat 3 di kuliahnya), jadi beda aja rasanya membaca novel yang murni teenlit dengan young adult. Harusnya sih novel ini dimasukkan ke genre young adult tapi mengingat ceritanya masih nyambung dengan novel teenlit sebelumnya jadi nggak papa juga sih masuk ke teenlit. Hehe. Dan endingnya antiklimaks. Wkwk. Ada kejadian lucu pas di bab akhir. Bener-bener bikin saya jadi mikir, Esi Lahur cocok banget bikin novel From Flores With Love dengan genre gabungan teen dan travel. Seruu! :D Overall, 4 bintang buat novel ini.



[Review] Scoop Premium, Kemudahan Akses 13.000 Judul Buku, Koran dan Majalah Sepuasnya

$
0
0
[Review] Scoop Premium, Kemudahan Akses 13.000 Judul Buku, Koran dan Majalah Sepuasnya

Membaca novel bagi saya adalah sebuah keasyikan tersendiri yang tak bisa digantikan oleh hobi lainnya. Bagi seorang pembaca, menemukan kisah baru untuk diikuti dalam sebuah novel adalah sebuah surga yang sangat menyenangkan. Itu sebabnya, saya pun senang mengoleksi buku. Setiap bulan ada dana yang disisihkan untuk membeli novel atau buku nonfiksi yang saya incar, baik di toko online maupun offline. Tapi bagaimana jika harga buku saat ini melambung tinggi?


Belakangan, selera baca saya menurun bukan hanya karena waktu baca yang terbatas, harga buku yang makin tinggi (50-80 rb/buku) tapi juga karena ada beberapa novel yang kualitasnya tak sepadan dengan harga yang dibayarkan. Makanya asyik banget rasanya waktu tahu bisa berlangganan Scoop Premium dengan fasilitas akses 13.000 judul koran, majalah dan buku sepuasnya

Harga berlanganan yang ditawarkan Scoop Premium sangat terjangkau. Hanya 89 rb/bulan, saya bisa membaca novel yang diinginkan. Bayangkan saja, kalau saya beli novel satu bulan minimal 4, hitung saja berapa uang yang harus dikeluarkan. Ya, minimal 200 rb jika harga satu buku 50 rb. Kalau harga 1 buku 100 rb? Kalikan saja berapa budgetnya. :D

Pertama kali saya pakai Scoop sejak 2-3 bulan yang lalu, waktu itu saya baca ebookgratis tentang traveling. Rasanya nyaman pakai apps Scoop karena mudah dipakai. Baru bulan lalu, tepatnya tanggal 26 November saya pakai Scoop Premium ini. Saya download beberapa novel yang saya sukai, trus baca secara offline. Ada sih yang bisa dibaca secara online, tapi saya lebih pilih offline karena hemat kuota. :P


Inilah 10 keuntungan berlangganan Scoop Premium yang bisa kamu dapatkan :


1.  Bisa pilih 13.000 judul buku, majalah, dan koran terbitan Gramedia dan Kompas grup sampek mblengeralias sepuasnya. Pilih buku, koran maupun majalah yang bertanda diamond agar bisa mengunduh secara gratis, karena selain itu berarti harus bayar dengan harga penuh. Biasanya yang berbayar penuh itu kalau judul buku yang dibeli bukan termasuk dalam kelompok Gramedia dan Kompas Grup (misalnya : Republika, Noura, Bentang Pustaka, Stiletto, dll). Cara download buku dengan klik tulisan “Unduh” di judul buku yang diinginkan. Setelah sukses diunduh, maka tulisan akan berubah menjadi “Baca” di bawah cover buku.

buku yang bisa diunduh bertanda diamond. klik hingga muncul tulisan "Baca"


2.    Satu akun id Scoop Premium bisa dipakai 5 gadget berbeda. Jadi kisaran 18 rb/orang jika patungan dengan teman lainnya. Nah, sangat murah kan? Bisa dipakai barengan dengan teman atau anggota keluarga lainnya.
3.     Judul buku yang terbit beragam, bahkan banyak judul buku baru terbit, misalnya saja seri Around The World (Love in Paris, Love in London, Love in Pompeii, dll), buku Tere Liye, buku Paulo Coelho, dll.
beragam judul buku yang saya pilih


4.     Mudah menyeting mau baca ebook dengan mode terang atau remang. Kalau suka remang, tinggal klik tanda lampu di atas halaman ebook, nanti tanda lampu itu akan muncul setengah saja, warna halaman ebook akan seperti saat kita membaca buku fisik.




tampilan baca ebook dalam mode terang
5.       Mudah bookmark untuk menandai sampai halaman berapa baca bukunya.
6.      Halaman ebook bisa dizoom juga. Tinggal tap dua kali di gadgetmu untuk melihat tulisan atau gambar dengan lebih detail.
7.       Bisa menghapus ebookyang sudah dibaca jika tidak ingin disimpan di perpustakaan.
8.     Hemat budget untuk membeli buku, juga memudahkan bagi teman yang ada di luar jangkauan toko buku(misal daerah luar pulau Jawa yang harga bukunya bisa sangat mahal) dapat mengakses buku dengan mudah tanpa perlu keluar rumah dan mengeluarkan ongkos kirim.
9.    Bisa memilih buku, koran dan majalah sesuai kategori bahasa, judul, penulis, keyword tema (misal : craft, jepang, beasiswa, dll) di toko.


10.  Bisa diakses secara penuh selama 24 jam selama 30 hari sejak berlangganan. Menurut saya harganya sepadan dengan kepuasan dan kemudahan aksesnya. Jadi nggak perlu baca di perpus kalau butuh banyak buku referensi untuk menulis artikel, buku atau tugas kuliah.

Nah, dengan kemudahan yang ditawarkan Scoop Premium, apa kamu juga berminat untuk mencobanya? Share di komentar ya, temans. ;)



13 Kriteria Keberanian Dalam Islam, Modal Utama Muslim Memperjuangkan Dakwah

$
0
0

Judul Buku : Seberapa Berani Anda Membela Islam?
Penulis : Na’im Yusuf
Penerbit : Maghfirah
Terbit : Mei 2016
Tebal : 288 hlm.
ISBN : 978-979-25-2643-1

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah janji mereka.” (Q.S. Al Ahzab ayat 23)

Ar-rajulah (kelaki-lakian atau berani) diambil dari akar kata ar-rajul, yang bermakna laki-laki. Ar-rajul diidentikkan dengan sifat kelaki-lakian yang tercermin dalam 45 ayat al Qur’an. Sedangkan Allah menggambarkan para nabi dan rasul dengan kata rijal untuk membawa risalah dakwah, dengan segala tantangan dan kesulitan di jalannya. Tak mudah bagi Rasulullah untuk menyampaikan Al Quran di tengah arus zaman saat itu, bahkan Rasulullah hingga menghabiskan 22 tahun lebih untuk berdakwah. Didera cacian dan makian Rasulullah membangun sebuah peradaban yang dimulai dari kota kecil, Madinah yang lebih mudah menerima ajaran Islam dibandingkan Mekkah.

Ada banyak sahabat yang hidup di zaman Rasulullah, mereka berjuang bersama hingga bisa mencecap manis dan indahnya ukhuwah Islam dalam naungan ajaran Rasulullah. Rasulullah membangun peradaban tidak hanya dalam satu malam, tapi dibangun selama bertahun-tahun hingga akhirnya lahirlah para sahabat pembela Islam yang siap berkorban dengan jiwa dan raganya.

Tak dipungkiri banyak yang memilih jalan keislaman setelah perenungan panjang misalnya seperti Umar bin Khattab yang membuat ia menjadi si singa yang pemberani membela Islam hingga wafat. Perangainya yang dulu kasar saat kafir kini berubah menjadi lebih cinta dengan Al Quran, menjadikan keberaniannya digunakan dalam hal membela agama Allah agar tetap tegak di muka bumi. Tak hanya Umar bin Kattab, tapi ada juga sahabat lainnya yang bahu-membahu belajar memaknai ajaran yang Rasulullah sampaikan, menyebarkannnya hingga meluas ke seluruh jazirah arab saat itu.

Rasulullah saw bersabda, “Pemimpin orang-orang yang mati syahid adalah Hamzah dan orang yang menghadap penguasa yang jahat, lalu dia memerintahkannya (berbuat adil) dan melarangnya (berbuat buruk), tetapi dia (penguasa itu) membunuhnya.” (HR. Al Hakim)

Sikap berani yang diambil dari kata Ar-rajulah itu bisa dimaknai lebih mendalam. Sikap berani tidak berdasarkan kesempurnaan tubuh, kekuatan fisik, ataupun usia seseorang. Melainkan Allah melihat keberanian seseorang berdasarkan kekuatan jiwa seseorang. Jiwa yang berani ditunjukkan lewat menampilkan perkara yang mulia, menjauhkan diri dari hal yang hina. (hlm. 7)

Sesungguhnya ada banyak tugas bagi ummat Islam saat ini untuk mencetak generasi yang tangguh dan berani mengemban amanah untuk selalu berdakwah demi Islam yang makin berjaya. Karena itulah dibutuhkan orang yang siap untuk mencetak generasi Rabbani yang makin dibutuhkan oleh zaman saat ini. Semakin bergegas untuk berbenah, semakin baik karena fitnah akhir zaman membuat Islam tersudutkan hingga ke ujung.

“Kuat lemahnya sebuah bangsa diukur dari kemampuannya mencetak laki-laki pemberani.” (hlm. 7)

“Jika ditemukan tipe laki-laki pemberani dalam sebuah bangsa, dia dapat menghidupkan bangsa dari kematian dan membangunkan dari tidurnya. Keberadaannya sepadan denga seribu orang, bahkan lebih.” (hlm. 9)

Kini semakin sulit untuk memperlihatkan kemuliaan Islam dengan banyaknya muslim saat ini yang masih kurang menjaga izzah diri bahkan sikap berani mati untuk membela Islam hanya tinggal sebuah wacana belaka. Lantas, ketika Islam dituduh terrorist, menjadi dicaci di banyak tempat, apa yang bisa dilakukan muslim saat ini?

Yuk, berbenah bersama. Kuasai 13 kriteria keberanian ini, maka kamu akan menjadi seorang yang berani jiwa dan raga untuk membela agama yang mulia ini.

1.       Mencintai Masjid

Sa’id bin al-Musayyab – seorang tabi'in- pernah berkata, “Aku tidak pernah melewatkan shalat berjamaah selama empat puluh tahun.” Dia menambahkan,”Aku tidak pernah tertinggal takbiratul ihram selama lima puluh tahun karena itu aku tidak pernah melihat siapa yang ada di shaf (barisan) paling akhir).” (hlm. 21)

Mencintai masjid akan menumbuhkan sikap berani karena jika panggilan Allah saja didahulukan, maka panggilan lainnya seperti puasa, zakat, haji, dll akan dengan mudah dilakukan karena paham bahwa esensi shalat adalah bergegas ketika mendengar panggilan “Hayya ala falah( mari menuju kemenangan)”. Kemenangan di dunia dan di akhirat telah dijanjikan bagi mereka yang menepati janji pada Allah untuk memakmurkan masjid dengan bergegas menunaikan kewajiban lainnya pada Allah tepat waktu.

2.       Menyeru Ke Jalan Allah

Allah swt berfirman,
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut dkepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Al Ahzab ayat 39)

Jika seorang lelaki melihat orang lain dalam kegelapan, maka dia wajib mengajak pada kebaikan dan mengarahkannya ke jalan yang lurus. Misalnya saja mengatakan yang benar di depan penguasa yang zalim. (hlm. 26)

3.       Bersungguh-sungguh dan tanggap

Maksudnya adalah bergegas mengerjakan perintah agama dalam menjalankan aturan yang ditentukan oleh Al Qur’an. Bergegas dalam pelaksanaan, misalnya pengharaman khamr, perubahan arah kiblat, perintah memakai hijab. Kuat dan teguh hati, membiasakan diri dan tekun tanpa berkeluh kesah. Memanfaatkan semua sarana prasarana yang ada untuk kemajuan Islam. Melawan segala bentuk rintangan dan halangan (hlm. 49)

4.       Bersikap aktif dan bertanggung jawab

Aktif yang dimaksud adalah responsif terhadap berbagai macam kejadian yang terjadi di sekelilingnya, berusaha memberi pengaruh untuk kebaikan bersama. Dia bertanggung jawab memakmurkan alam dengan mengatur dan merencanakan setiap hal, memperbaiki dan tidak merusaknya. (hlm. 55)

Kiat menjadi orang yang aktif yaitu dengan memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas, percaya diri, dan berani mencoba dan mengambil risiko. (hlm. 61) Contoh sikap aktif dan bertanggung jawab adalah kisah burung hud-hud milik nabi Sulaiman. (hlm. 68) Hud-hud memilih tanggungjawab itu dan membuat dirinya menjadi burung yang diingat sebagai pembawa kabar baik.

5.       Bercita-cita yang tinggi

Sarana yang dapat mempertinggi cita-cita antara lain ilmu, dzikir, doa, bersahabat dengan orang yang bercita-cita tinggi, selalu mengingat hari akhir, mempelajari kehidupan orang salaf  tabi’in maupun ahli ibadah, introspeksi, dan tidak cepat merasa puas diri. (hlm. 83-85)

Hal inilah yang akan membuat kita ingin terus berbenah karena tidak mau ketinggalan menjadi bagian dari dakwah Islam. Cita-cita tinggi perlu dicanangkan sejak dini hingga menutup mata agar bisa mencapai firdaus tertinggi. Tak ada waktu untuk beristirahat karena surgalah tempat kita beristirahat nanti.

6.       Mulia dan terhormat

Ketika keimanan mengakar, ia akan menumbuhkan sesuatu yang hebat. Keimanan itu membuat Bilal bin Rabah kekuatan untuk menentang tuannya, Umayyah bin Khaif dan melawan Abu Jahal bin Hasyim. (hlm 107)

Keimanan yang mulia akan membuat orang taat untuk terus berbuat kebaikan, menginginkan kebaikan untuk agamanya, menggantungkan kemuliaan pada akhirat, bukan dunia. Seorang muslim wajib yakini bahwa kemuliaan yang terbaik adalah milik Allah, selain itu berarti kecil. Sehingga tak muncul sikap pengecut ketika kemuliaan diinjak oleh penguasa. Menjadi berani dengan membela Islam adalah kemuliaan yang paling tinggi bagi umat Islam.

7.       Berani di atas kebenaran

Banyak contoh keberanian yang hadir di tengah para sahabat Rasulullah.  Mereka dipenuhi rasa takut kepada Allah. Tidak ada ruang sedikit pun untuk rasa takut kepada selain-Nya. Sebab, di atas tanah masih ada tanah.(hlm. 132)

“Umar bin Abdul Aziz pernah berkata, “Setiap hari yang aku takutkan selain hari kiamat adalah jika Allah tidak menjagaku dari murka-Nya.”

8.       Berani

Imam Hasan al-Banna berkata, “Keberanian adalah kemampuan mengelola risiko. Dan keberanian yang terbaik adalah memiliki daya tahan besar, berterusterang dalam kebenaran, kemampuan menyimpan rahasia, mengakui kesalahan, bersikap objektif terhadap diri sendiri, dan menahan nafsu di saat marah.” (hlm. 155)

9.       Jihad dan Pengorbanan

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka (At Taubah ayat 111)

10.   Teguh di atas kebenaran

Teguh didalam berbagai masalah antara lain teguh saat menghadapi tuduhan, menghadapi rayuan, kekejaman orang yang zalim, dan tegar melawan hawa nafsu. Setiap kali seorang muslim mendekat kepada Allah, maka dia akan menjadi orang yang paling banyak mendapat rahmat-Nya. (hlm. 196)

11.   Sabar dalam membiasakan diri

12.   Memenuhi janji dan jujur pada Allah

13.   Tidak mudah putus asa dan pesimis

Nah 13 kriteria keberanian yang perlu dimiliki oleh muslim ini merupakan intisari buku yang ditulis Na'im Yusuf ini. Saat ini kitalah yang perlu mengamalkannya agar kita makin dekat dengan Allah. Membutuhkan waktu yang tak sedikit untuk mencetak generasi terbaik di zaman ini, generasi yang bertumbuh di tengah derasnya fitnah akhir zaman. Namun di situlah tantangan kita sekarang. Bergegas melakukan hal-hal baik agar Allah berkenan dengan kebaikan yang kita lakukan untuk menjaga izzah Islam tetap tegak di muka bumi. Allah, Rasulullah dan Al Quran tetap perlu kita bela. Seberapa berani kita membela Islam tergantung kualitas garda depan dakwah Islam yang siap berjibaku menjadi generasi terbaik kebanggaan Allah di akhirat nanti. Wallahua’lam bisshowab.


[Resensi Buku] Ailurofil - Triani Retno A

$
0
0


Judul Buku : Ailurofil
Pengarang : Triani Retno A.
Penerbit : Gramedia
Terbit : 2016
Tebal : 184 hlm.
ISBN : 978-602-03-2547-7
Baca di Scoop Premium

Sinopsis:

Nasya Aurelia sangat suka kucing. Ia bercita-cita ingin memiliki cat shop lengkap dengan salon kucing, hotel kucing, klinik kucing, hingga panti asuhan dan kursus kucing. Tapi Nasya bingung, di kampus mana ia harus kuliah agar cita-cita itu terwujud. Tidak ada satu pun kampus yang menyediakan Fakultas Ilmu Kucing. Gimana dong?

Namun, masalah rencana kuliah itu belum seberapa dibanding kegalauannya. Setelah sekian lama naksir diam-diam dan akhirnya jadian, Nasya baru menyadari bahwa Rio- cowok paling keren di sekolah- ternyata benci banget ama kucing. Masa ia harus mutusin cowok demi kucing?

Hingga suatu saat sahabatnya, Avin, menyodorkan ide brilian yang bikin mata dan pikiran Nasya terbuka.

Resensi buku:


Nasya suka banget sama kucing, apapun tentang hewan bertelinga segitiga itu membuatnya antusias. Padahal muka Nasya sering ditekuk karena pening ngerjain soal matematika. Tapi kalau Alvin, sahabatnya udah tanya-tanya tentang kucing, Nasya langsung berminat untuk bercerita tanpa henti. Bisa dibilang kebiasaan Nasya ini kebawa sampai di sekolah, bahkan tempat makan. Ia yang punya kucing, Candy yang berwarna hitam mirip tikus, sering bawa sisa makanan tulang ikan atau ayam ke rumah dengan dibungkus plastik.

Suatu hari Nasya telat ke sekolah karena malam harinya Candy melahirkan di kamar Nasya. Yes, di atas kasur dan bantal kesayangannya darah Candy berceceran. Bahkan darah dan ketuban Candy juga menempel di rambutnya. Alhasil, Nasya harus membereskan semuanya sendirian. Jadi dia telat ke sekolah dan dihukum oleh guru BK untuk bikin tugas bareng Rio, teman beda kelas yang udah lama ditaksir Nasya.



Singkat cerita Nasya jadian dengan Rio, gimana ceritanya? Hanya Rio dan Nasya yang tahu. Hahaha. :P Nasya sampai mengenalkan Rio pada keluarganya, tapi Nasya belum paham kalau Rio ternyata nggak suka kucing. See, gimana bisa Nasya berantem gara-gara insiden soal kucing?

Nasya dilema soal cowok yang ditaksirnya itu, selain itu Alvin juga mulai menunjukkan rasa yang sebenarnya. Apa cowok itu naksir Nasya? Trus gimana soal karakter ideal pasangan Nasya?

“Sebenernya aku nggak nunggu cowok yang punya kuping segitiga gitu sih, Al. Tapi lucu juga kali ya kalo ada cowok yang kumisnya kayak kucing. Hahaha.” (hlm. 52)

Lalu gimana soal kegalauan Nasya tentang masa depannya yang belum pasti di kuliah nanti? Nasya pengin banget ngelanjutin kuliah yang ada hubungannya dengan passionnya “all about cat” tapi apa bisa bersinggungan dengan bakat lainnya? Baca selengkapnya di novel ini ya. ;)



***

Komentar saya : 


Ini novel Teh Triani Retno yang kesekian saya baca. Novel ringan yang bisa dibaca dalam sekali duduk, tapi sarat makna, terutama bagi remaja yang sedang mencari jati diri. Teh Eno membuat kisah di novel ini tak biasa dengan karakter Nasya yang unik, penyuka kucing yang sedang galau soal masa depan dan soal cinta. Tapi nggak usah khawatir karena di novel ini penulisnya nggak terlalu detail membahas tentang cinta-cintaan. 

Teh Eno lebih banyak mengarahkan bagaimana sih kalau ada seorang gadis seperti Nasya yang suka kucing tapi pengen banget punya mimpi berhubungan dengan kucing, kayak bikin cat shop, hotel kucing, panti asuhan kucing, dll. Semuanya terlihat seperti mimpi tapi bisa kok diwujudkan, asal ada tapinya. Diupayakan dengan terencana.

Saya pikir pengarangnya sudah membuat novel ini dengan riset yang detail karena semua fakta tentang kucing itu sesuai dengan yang saya tahu. Misalnya kenapa kucing suka memakan rerumputan? Atau kenapa kucing nggak suka anaknya dielus sama manusia padahal dia baru melahirkan. Semuanya terasa alami menyatu dengan dialog dan situasi yang ada di novel. Bahkan ada beberapa fakta tentang kucing yang baru saya ketahui setelah saya membaca novel ini.

Teh Triani Retno juga nggak asal bikin novel ini. Terasa lebih terstruktur dan detail konsepnya. Jadi saya bacanya juga nggak ada yang bolong logikanya, semua pertanyaan saya tentang kisah hidup Nasya dan orang-orang di sekitarnya juga terjawab lewat novel ini. Lucunya dapet. Romancenya? Untuk ukuran teenlit sih masih wajar, nggak yang gimana-gimana. :D Dan buat orang dewasa seperti saya, baca novel teenlit ini saya masih bisa dapet pelajaran berharga tentang hidup. Misalnya saja di quote ini.

“Hidup akan terasa menyeramkan kalau selalu memikirkan ujian dan ujian. Bisa-bisa malah jadi stress sendiri.” (hlm. 54) 
“Banyak orang sukses bukan karena pernah kuliah di mana tapi karena minatnya.” (hlm. 122) 
“Kucing yang memilih manusia, bukan manusia yang memilih kucing. Semua pecinta kucing tahu tentang itu. Kalau Jackie memilih kamu, pasti karena kamu istimewa.” (hlm. 152) 
“Minatmu yang kedua adalah anak tangga untuk mewujudkan impian utamamu.” (hlm. 163) 
“Kalau di film-film action, kadang-kadang jagoannya mentok di satu cara, padahal dia harus menyelamatkan tokoh penting atau meringkus psikopat. Harus. Nggak boleh nyerah. Kalau nggak berhasil dengan rencana A, dia harus menjalankan rencana B. Kalo belum berhasil juga, pakai rencana C. Gitu terus sampe misinya berhasil.” (hlm. 164)

Untuk kekurangan dari novel ini ada kata "kepedean tingkat nabi" yang menurutku bisa diganti dengan kata lain yang lebih sesuai. Soalnya kata "nabi" kan nggak bisa dipakai untuk becandaan, yes? Bisa dibilang ininovel pertama Teh Eno yang menurut saya komposisinya pas, tebelnya juga pas, nggak terlalu tipis tapi udah cukup menjelaskan apa aja yang jadi pertanyaan saya seputar nasib si tokoh. Terasa juga kalau pengarang menguasai temanya, jadi baca kisahnya lancar jaya. Overall, 4 bintang untuk novel Ailurofil ini. ;)



[Resensi Buku] Love in London - Silvarani

$
0
0

Judul Buku : Love in London
Pengarang : Silvarani
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 206 hlm
ISBN : 978-602-03-2967-3

Baca via Scoop Premium

Sinopsis Buku :

Apa yang menarik dari London?

Di kota ini, masa lalu bisa beriringan dengan masa depan. Bangunan-bangunan kuno zaman Victoria berjajar indah dengan gedung-gedung futuristik pencakar langit.

Paling tidak, begitulah pendapat Bintang Ilham Prayoga. Jurnalis muda ini merasa London serupa dengan kepribadiannya. Menghargai masa lalu sebagai pembelajaran masa kini agar tak mengulangi kesalahan yang sama.

Bermula dari tragedi diputuskan sepihak oleh sang mantan Bintang bangkit dari keterpurukan dan berhasil meraih beasiswa S2 di kota Ratu Elizabeth ini. Prestasi yang tak terbayangkan olehnya, yang sejatinya justru merupakan cita-cita sang mantan.

Ternyata, London menyeret Bintang ke pusaran masa lalu. Di sana dia dipertemukan kembali dengan sang mantan. Sementara, ada dua gadis lain yang diam-diam mencuri perhatiannya.

Mampukah Bintang menghadapi masa lalunya? Kepada siapa akhirnya Bintang memercayakan hati dan masa depannya?

Resensi Buku Love in London :


Novel Love in London karya Silvarani ini merupakan novel pertama karya penulis yang saya baca. Juga novel kedua seri Around the World yang saya habiskan dalam tiga hari. Sebelumnya saya sudah baca Love in Pompeii karya Indah Hanaco. Trus, kira-kira saya suka nggak dengan novel series Around the World terbitan Gramedia ini? Suka kok, hanya sajaaa, ada tapinya. Hehehe. :D Namanya novel pasti punya plus minus di mata pembacanya ya dan saya berusaha menunjukkannya lewat ulasan resensi ini. Semoga nggak ada yang baper yak, baik penulisnya maupun pembaca lainnya yang ngefans sama novel ini. :D

Novel Love in London mengusung tema kekuatan impian dan penyelesaian masa lalu. Setting tempatnya di London sepenuhnya dan di akhir cerita ada settingdi Indonesia juga. Jadi sebagai pembaca saya diajak jalan-jalan keliling kota di London. Apa saja tempat wisatanya? Ada banyak banget. Misalnya Old Posh, Craven Street, Benjamin Franklin House, Museum Florence, sudut kota tempat Bintang dkk tour Jack The Ripper, dll.

Craven Street, London (doc : https://thumbs.dreamstime.com/z/craven-street-london-26527871.jpg)


Novel Love in London berkisah tentang hidup Bintang usai mengalami trauma lantaran diputuskan kekasihnya secara sepihak. Alena, mantannya menikah dengan orang lain, meninggalkan dia yang potensinya untuk kuliah ke London meredup. Alena menganggap bahwa siapapun yang akan jadi suaminya kelak harus bisa ke London untuk studi, jadi dia juga bercita-cita yang sama. Kuliah S2 dan S3 di London. Sayangnya impian Alena hanyalah tinggal angan. Dia bisa ke London tapi hanya suaminya yang sibuk kuliah S3, sedangkan dia belum juga meneruskan kuliah. Malah sibuk mengurus Ando, putranya.

“Aku tahu kalau di London ini yang sibuk itu kamu. Yang punya kegiatan itu kamu. Sementara aku? Aku cuma jaga rumah, jaga Ando, nyusuin Ando, nonton tv, masak, cuma gitu-gitu aja. Nggak. Aku cuma pengin Mas Heru tuh sadar aku juga butuh refreshing . Jalan0jalan ke supermarket sebentar aja kamu udah nyariinnya sampai kayak begitu.” (hlm. 174)

Di sisi lain, Bintang sedang dekat dengan dua perempuan yang dia sukai saat bertemu kembali dengan Alena. Jadi dia mulai bimbang bagaimana masa lalunya silih berganti muncul dalam ingatannya lagi. Padahal dia sudah mulai lupa bagaimana sakitnya dia ditinggal Alena saat itu.

Di London, Bintang berkenalan dengan Fitri, mahasiswa pengurus HPI dan Diva, temannya selama di London selain Zain dan Udjo. Zain yang suka mabuk sangat kontra dengan Udjo yang alim. Diva yang suka dugem dengan Zain juga membuat saya terperangah dengan kehadiran tokoh ini. Agak heran juga dengan apa yang terjadi pada kisah hidup Diva, tapi di balik itu semua ada alasan yang dia simpan.

Dalam banyak scene, ada beberapa percakapan seputar jalan hidup sebagai orang Islam. Misalnya kenapa nggak mau makan daging haram, kenapa nggak mau salaman dengan perempuan, kenapa ada banyak teroris yang dianggap islam radikal, dll. Sebenarnya ada banyak kontradiksi di novel yang bisa dibilang series novel yang mengusung tema agak keislamian. Tapi malah isinya saya pertanyakan kok beda ya dengan konsep yang saya pikirkan. Hmm... Misalnya seperti di percakapan ini.

“Emang sih waktu motong daging sapinya belum tentu ngucapin bismillah, tapi bagaimana dagingnya kan tetap daging sapi.” (hlm. 30)

Tanggapan : Saya pengen uyel-uyel si Diva waktu dia bilang gitu. Wekeke. Sebel sih, soalnya halal dan haram nggak semudah itu dihilangkan dari kehidupan muslim. Makanan haram akan tetap haram, toh? Meskipun itu daging sapi yang notabene sebenernya boleh dimakan. Tapi daging sapi juga nggak boleh dimakan kalau nggak nyebut bismillah waktu dipotong. Untungnya Bintang tetap nggak mau makan daging tersebut. (catatan saya ini untuk memperjelas aja apa yang ingin disampaikan lewat sikap Bintang kenapa dia menolak soal daging sapi yang ditawarkan Diva)

Trus ada juga guyonan Zain yang ngledekin Udjo waktu Udjo janjian ketemu sama mas Heru di British Library. Soalnya ada dialog-dialog guyonan Zain yang menjurus ke LGBT. Duh, saya sedih deh pas baca ada percakapan itu. Harusnya sih nggak ada dialog itu juga gpp ya. Nggak ngefek juga dengan jalan ceritanya. :(

british library reading room, London

Ya, walau ada juga yang saya suka dari novel ini misalnya : detail setting di sudut-sudut kota London yang menyatu dengan jalan cerita, dan detail kegiatan tokohnya yang berhubungan dengan kehidupan para mahasiswa di kota London ini.

Quote yang saya suka dari novel Love in London karya Silvarani ini antara lain :

“Itulah kenapa aku senang jadi wartawan, Bin. Kita bisa mengendalikan pikiran orang dan mengubah dunia dengan tulisan-tulisan yang kita buat.” (hlm. 25) 
“Life isn’t about waiting for the storm to pass, it’s about learning to dance in the rain. Right?” (hlm. 34) 
“Yang nggak boleh dalam Islam itu justru selingkuh. Pelaku selingkuh itu dianggap pezina. Hukumannya bisa dirajam. Posisi selingkuh justru lebih hina daripada poligami karena di dalam perselingkuhan, semua yang dilakukan kedua belah pihak tidak didasari dengan  tanggung jawab. Kalau ada apa-apa, satu pihak bisa ninggalin begitu aja dan merugikan pihak lainnya.” (hlm. 96) 
“Apa yang saya lakukan selama ini semata-mata untuk membuat keluarga saya, khususnya bapak saya untuk selalu bangga dan senang punya anak seperti saya. Jadi, saya nggak ngebayangin kalau saya jadi orang yang justru akan membuat bapak kecewa dan sakit hati sama saya.” (hlm. 183)
Saya paham bahwa kemungkinan pengarangnya menyasar segmen pembaca novel yang nggak gitu paham Islam dan ingin memberikan wacana baru tentang Islam. Tapi wacananya lewat novel yang nggak melulu menggurui. Misalnya dengan memunculkan tokoh utama yang nggak selalu sempurna seperti Bintang jika dibandingkan dengan Fahri di novel Ayat-ayat Cinta. Tapi rasanya kok jadi malah ambigu ya di beberapa sikap Bintang pada Diva. :-?

Wellya, buat saya novel ini sudah cukup bagus menggambarkan setting kota-kota di London yang mampu membangkitkan kenangan akan impian yang belum tercapai bagi para pemburu beasiswa S2 London. Jalan cerita yang mudah ditebak membuat saya kurang gregetan dengan endingnya, tapi tetap penasaran dengan masa lalu Bintang dan Alena. Ketegasan sikap Bintang untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masa depannya patut diacungi jempol karena sulit juga untuk lepas dari bayang-bayang masa lalu. Overall, 3 bintang untuk novel ini.



#Ya Tuhan, lapar, gosong, doa.

$
0
0


Judul Buku : #Ya Tuhan, lapar, gosong, doa.
Penulis : Adityayoga dan Zinnia
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 72 hlm.
ISBN : 978-602-03-3426-4

Baca via Scoop Premium

Ya Tuhan, ijinkan kami menikmati hidangan religi ini. Amin.

Buku setipis ini membuat saya penasaran saat membaca reviewnya di blog Raafi. Waktu itu saya kira ini semacam petikan-petikan quote saja, tapi ada yang unik dari bukunya. Saya pun cari di toko buku untuk melihat penampakan bukunya seperti apa. Ternyata tipis banget dan bentuknya seperti buku saku. Hanya ada 1 quote di setiap halamannya. Jadi bagian bawah buku kosong.

Buku seri Ya Tuhan ini ada 5 judul yang sudah terbit. Buku ini diinisiasi oleh kedua penulis yaitu Adityayoga dan Zinnia yang menggawangi web yaTuhan.com. Saya baca seri Ya Tuhan, Lapar, gosong, doa yang isinya satir abis karena menawarkan humor-humor yang menggelikan sekaligus menyindir pembaca yang mungkin mengalami hal yang sama seputar lapar, dan makan juga doa. Misalnya saja seperti petikan quote ini,

Ya Tuhan, 
Maafkan saya yang keburu 
Manggil abang siomay itu... 
Saya kira tadi dia abang bakso...

Sering kan ya, banyak yang kayak gitu? Saya juga. Hahaha. Kepengen beli apa, eh ternyata yang nongol depan rumah abang bakso, bukan yang dipenginin. Wkwk. Tapi karena telanjur memanggil ya udah beli aja sekalian. xD Mana pede banget udah bawa piring sendiri. Hahaha.

Ada lagi sindiran halus yang dibuat untuk menyadarkan manusia bahwa ide konservasi alam itu penting, perlindungan hewan langka masih minim hingga saat ini kita masih bisa menemukan sirip ikan hiu dan daging penyu dijual di pasaran meskipun sudah ada larangan tentang hal ini. Jika hiu punah, akan ada keseimbangan alam yang hilang. Lalu, predator yang seharusnya bisa menjadi pemangsa hewan laut kini justru dimakan manusia. Duh, makhluk Tuhan yang justru rakus memakan apa saja yang ada.

Ya Tuhan, 
Hilangkan hasrat manusia 
Yang ingin mengonsumsi 
Sirip hiu dan daging penyu.

Lalu, ada lagi petikan tentang kebiasaan orang kalau lagi makan. :p Hayu, ngacung siapa yang suka makan gado-gado trus kelupaan sama kerupuknya? Hahaha. Saya pun pernah. Trus kerupuknya pun dijambal. Wekeke.

Ya Tuhan, 
Maafkan saya karena melupakan 
kerupuk dan sekarang gado-gado  saya sudah habis

Ada lagi sindiran halus tentang bagaimana kebiasaan manusia, aneh tapi nyata. Udah tahu makanannya pedes banget tapi tetap aja dimakan sampe habis, bahkan nambah sambal juga. Wekeke. Tapi buat penikmat sambal sih enak-enak aja ya. Cuma yang perlu diwaspadai sih perut yang begitu selesai makan berapa jam kemudian langsung diare. ;))

Ya Tuhan 
Tolonglah hamba-Mu ini yang 
Tidak bisa berhenti mengunyah 
Walau bibir sudah kepedasan

Buku seri #Ya Tuhan, lapar, gosong, doa menjadi kumpulan quote berisi sindiran yang ngena banget di hati. Kebanyakan diambil dari keseharian kita di masyarakat sehingga menjadi cerminan bagi kebiasaan masyarakat. Apa itu baik atau buruk? Nyatanya ini hanyalah sindiran, nggak usah dipikir serius. :p Toh bukunya juga tipis dan bisa dibaca dalam sekali duduk. Bagi yang suka dengan quote-quote jenaka seperti ini, ada 4 seri #Ya Tuhan lagi yang tak kalah lucu. Kamu berminat membacanya?



Viewing all 619 articles
Browse latest View live