Quantcast
Channel: Resensi Kiky
Viewing all 619 articles
Browse latest View live

[Resensi Buku] Gua Rahasia - Enid Blyton

$
0
0
Judul : Gua Rahasia (Sapta Siaga #7)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan ketujuh, Mei 2012
Tebal : 136 hlm.
ISBN : 978-979-22-7657-2

Gudang tempat Sapta Siaga biasa rapat sedang diperbaiki. Terpaksa untuk sementara markas mereka pindah ke sebuah gua. Tapi secara misterius barang-barang mereka hilang. Dan Skippy, anjing mereka, menemukan sesuatu yang bisa membongkar siapa tamu misterius yang suka datang mengambil barang-barang mereka.

Untuk membongkar siapa tamu misterius itu, Sapta Siaga membuat jebakan di depan gua dengan menggunakan madu sebagai perekat jaring laba-laba buatan.
“Bagaimana jika kita letakkan kaleng berisi air di tepi tonjolan batu di atas tirai tanaman? Kalau tirai disingkapkan, kaleng itu akan terbalik dan mereka akan basah kuyup tersiram air!” (hlm. 64)
“Dan kita juga bisa meniru perbuatan sepupuku terhadap seseorang yang tidak disenanginya. Dia memasang jaring dari benang di pintu masuk pondok kami di rumah. Tapi sebelumnya, benang itu dicelupkannya ke dalam madu! Lalu ketika anak yang tak disenanginya itu masuk ke dalam pondok, anak itu kaget setengah mati. Tubuhnya tersangkut ke jaring benang yang lengket! Anak itu menyangka dia kena perangkap labah-labah raksasa!” (hlm. 64)
Saat anak-anak melihat jaring tidak tersentuh sama sekali, mereka mengira tamu itu tak hadir. Ternyata justru banyak sekali makanan yang habis dan barang yang hilang. Saat mencari jejak si tamu misterius, mereka menemukan sebuah notes kecil yang di depannya bertuliskan nama Albert. Juga sepucuk surat yang diselipkan di notes.
“Di sini tertulis, Tak berani menuliskannya di sini. Jim tahu tempat itu. Dia yang akan mengatakannya padamu. Temui dia di bangku depan kantor pos pukul 8 malam tanggal 15. Ted.”(hlm. 81)
Anak-anak mengira Albert dan Ted lah yang datang bersama ke dalam gua dan mengacak gua mereka. Mereka tidak menyadari siapa yang akan mereka temui sebagai tamu tak diundang, karena ternyata Susie, adik Jack pun mengetahui gua itu dan bermain-main bersama seorang temannya. Peter meminta dua orang untuk melacak keberadaan Ted maupun Albert. Dengan memata-matai mereka di kantor pos, Sapta Siaga akan bisa melihat apa yang akan terjadi. Namun, Colin melakukan kesalahan besar sehingga ia tertangkap basah menguping.

Dari kantor pos, Albert dan Ted merencanakan mengambil suatu barang yang ada hubungannya dengan Scarecrow alias orang-orangan sawah. Peter sampai mencari-cari di mana orang-orangan yang dimaksud. Saat ia menemukan orang-orangan itu, sudah terlambat baginya untuk melihat barang yang disimpan Albert. Jadi siapa sebenarnya Albert dan Ted? Dapatkah anak-anak menemukan tempat persempunyian tamu misterius itu?

***

Sapta Siaga telah memasuki seri ke-7. Untuk novel petualangan yang ditujukan pada anak-anak, novel ini mudah dipahami garis besarnya, dan mengundang rasa ingin tahu pembaca. Meski Enid telah menuliskan enam seri sebelumnya, namun tetap saja seri ini menarik perhatian saya. Karena trik-trik yang ia pakai selalu saja tidak mudah ditebak. Apalagi caranya menghilangkan jejak Albert yang terkesan misterius.

Di seri ini pula, anak-anak bisa belajar bagaimana mengambil suatu pendapat dalam rapat. Saat memutuskan Sapta Siaga pindah tempat rapat, Peter dan Janet meski sudah punya pilihan tetap tidak berusaha mempengaruhi temannya untuk memilih pilihan mereka juga. Jadi anak-anak memilih atas inisiatif sendiri dengan membandingkan beragam pilihan tempat yang ada.

Anak-anak juga belajar untuk bertoleransi pada musuh mereka, yaitu Susie. Berkat Susie yang iseng masuk ke dalam gua, persembunyian Albert bisa dilacak, bahkan barang-barang yang hilang bisa ditemukan. Namun yang paling bikin saya gregetan itu saat Peter mencari orang-orangan sawah. Siapa sangka ternyata sesuatu yang paling dicari adalah yang paling mudah ditemukan. Tapi Peter terlambat. 4 bintang untuk cerita ini. ;)

[Resensi Buku] Tuduhan Palsu - Enid Blyton

$
0
0
Judul Buku : Tuduhan Palsu (Sapta Siaga #9)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan keenam, Mei 2012
Tebal : 144 hlm.
ISBN : 978-979-22-7732-6

Elizabeth kabur dari rumah bibinya karena dituduh mencuri uang gurunya. Ada informasi ia kabur ke desa neneknya. Tapi ia tak pernah muncul di rumah neneknya. Dan secara misterius berkali-kali makanan di rumah neneknya hilang. Diduga Elizabeth bersembunyi di sekitar situ. Sapta Siaga pun mulai beraksi.

Sedikit sekali informasi yang diperoleh Sapta Siaga tentang anak hilang itu. Anak itu bernama Elizabeth Mary Wilhelmina Sonning. Orangtuanya tinggal di luar negeri. Ia memiliki kakak yang tinggal di Prancis. Namun tak ada satu pun pakaian yang ia bawa saat pergi.
          “Banyak anak perempuan yang rambutnya ikal dan tebal serta berwarna gelap. Asal dia memakai blus lengan pendek, kita bisa mengenalinya dari bekas luka yang ada di lengannya. Tapi itu pasti disembunyikannya!” (hlm. 23) 
Sapta Siaga berusaha mencari jejak Elizabeth dengan mendatangi rumah neneknya, karena perkiraan Elizabeth akan datang ke sana. Sayang, neneknya pun menanti dengan cemas hingga jatuh sakit. Seorang pesuruh neneknya membantu Peter mendapatkan informasi tentang Elizabeth. Anak itu menyukai kuda, renang dan gemar berolahraga lain. Berbekal petunjuk baru itu Sapta Siaga mencari Elizabeth di beberapa istal kuda terdekat. Dari ketiga istal, tak ada satu pun yang mempekerjakan Elizabeth. Peter hampir tak percaya saat menemukan saputangan yang ia kira milik Elizabeth bersamaan dengan dilihatnya seorang anak lari dari istal kuda tempat mereka berkumpul.
“Saputangan, dan lihatlah – di sudutnya ada sulaman huruf dengan benang hijau. Huruf E! Tadi itu memang Elizabeth! Rupanya dia bersembunyi di dekat-dekat sini! Ayo– kita harus cepat-cepat mengejarnya!” (hlm. 82)
            Peter dan Janet justru bertemu dengan anak yang mencurigakan dan sinis. Namanya Tom. Ia irit bicara namun mengatakan bahwa ia pernah bertemu dengan Elizabeth yang mengaku kehabisan uang dan akan pergi ke Prancis menemui kakaknya. Sapta Siaga ingin membuktikan bahwa Elizabeth tetap ada di sekitar rumah neneknya.

Peter mengatur siasat berjaga di malam hari bersama ketiga temannya, termasuk Tom. Anak itu dan yang lain bersembunyi di balik semak dan ada pula yang di atas pohon. Dua orang polisi berpatroli, tapi baik polisi maupun anak-anak tidak menemukan jejak Elizabeth selain makanan dan minuman yang habis di dapur. Berarti Elizabeth tetap ke sana tapi jejaknya tak ditemukan.

Hingga suatu hari kakak Elizabeth datang ke rumah neneknya setelah dihubungi polisi. Lalu di mana sebenarnya anak hilang itu?

***

            Novel detektif ini sebenarnya ide utamanya sederhana, tentang mencari anak yang hilang. Dengan berbagai motif dan dugaan yang sudah diperoleh Peter, saya kira akan mudah baginya untuk menemukan anak hilang itu. Namun lagi-lagi Enid Blyton mengecoh pembaca dengan menyebarkan jebakan. Seperti saat mencari di Istal, pencarian Pam dan Barbara, juga saat anak-anak berusaha mencari petunjuk di rumah nenek Elizabeth.

            Di antara misteri yang muncul, ada pula hal konyol yang sering terjadi. Apa lagi kalau bukan keributan dengan Susie karena merusuh rapat Sapta Siaga dengan meneriakkan kata sandi mereka : SAUS REMPAH! Saya suka cara Peter bermain tebak-tebakan dengan Janet saat adiknya itu gagal mengingat kata sandi. Ia sampai bilang bahwa jika Janet gagal mengingat, adiknya tak diperbolehkan ikut rapat. Tapi tetap saja itu tidak mungkin, karena Janet kan bagian konsumsi yang mengurus kue dan minuman yang dihidangkan selama rapat. :p

Ada juga jebakan saat Pam dan Barbara mencari jejak Elizabeth di karavan. Sayangnya tidak ada yang ia temukan selain van yang kotor dan jorok. Saya suka cara Peter yang tak terduga saat menebak di mana Elizabeth berada dan bagaimana caranya menyelinap masuk ke rumah nenek. Kalau menurutku penyamaran Elizabeth kali ini berhasil mengecoh. Apalagi Peter sampai tidak bisa mengenali apakah Elizabeth ini pernah ia temui atau tidak. Well,  4 bintang untuk ceritanya. 

Anakku Tiket Surgaku : Mengajak Anak Beribadah Dengan Cinta

$
0
0
Judul : Anakku Tiket Surgaku
Penulis : Wuri Nugraeni, Aan Wulandari U. dan Uniek Kaswarganti
Penerbit : Tinta Medina (Imprint Tiga Serangkai)
Terbit : Juli 2014
Tebal : 334 hlm.
ISBN : 978-602-257-932-8

Blurb :
Anak malas shalat? Puasa juga bolong-bolong? Susah disuruh mengaji? Hemmm… jangan langsung disalahkan apalagi diomeli. Mereka adalah anak-anak yang masih membutuhkan perhatian Ibu, momen yang mampu mewarnai hari-hari sebagai ibu. Bisa jadi, kelak kita menua, Ibu akan merindukan masa itu.

Resensi :

            Seorang ibu memiliki kewajiban untuk menjadi madrasah peradaban bagi putra dan putrinya saat dalam masa pertumbuhan. Dalam lima tahun pertama, seorang anak akan menyerap banyak ilmu yang diajarkan oleh orang tuanya. Sebagai sebuah madrasah, Ibu mudah dekat dengan anak dibandingkan ayah. Karena itu biasanya Ibu yang paling sering mengajarkan anak-anak dasar agama yang akan mereka amalkan sepanjang hayat.

Shalat adalah fondasi kedua setelah syahadat seorang muslim. Saat seorang shalat, maka ia menegakkan agamanya. Anak yang diajarkan sejak dini untuk mengenal ibadah Islam, memorinya akan menguat hingga dewasa. Bila ibu menemukan banyak kendala seputar mengasuh anak, ingat kembali tujuan utama seorang ibu mendidik mereka. Agar anak kelak menjadi tiket surga bagi sang Ibu nanti. Kini, ibu bisa belajar dari ketiga penulis buku ini untuk saling menguatkan para ibu agar bisa tetap sabar menghadapi anak-anak di usia penting mereka.

         Dalam buku Anakku Tiket Surgaku ini, ada empat bab yang dibahas yaitu : shalat, puasa, mengaji, dan lain-lain. Bab terakhir memang berisi kumpulan kisah selain tiga tema utama lainnya, seperti : shadaqah, hijab, hafalan surat, maupun qiyamul lail.

Dalam bab “Shalat” ada 30 tulisan yang masuk bertema shalat pertama yang dilakukan anak-anak. Tema shalat memang paling mendasar karena termasuk rukun Islam, maka bahasan shalat mendominasi. Jumlah tulisan sebanyak ini telah mengisi kekosongan jumlah tulisan di bab “Mengaji” yang hanya diisi 9 tulisan.

Ilustrasi dalam tulisan Berburu Mukena
Dalam tulisan berjudul Berburu Mukena, ada seorang anak bernama Syifa yang memiliki kebiasaan unik. Sebelum wudhu, ia bermain air dulu. Sedangkan mamanya sibuk menyiapkan sajadah dan mukena. Namun Syifa tidak mau memakai mukena yang sudah disiapkan. Ia ingin memakai mukena berwarna biru. Syifa pun mengobrak-abrik isi lemari, seperti mencari harta karun emas. Setelah dicari, ternyata Syifa baru ingat mukena birunya ketinggalan di sekolah. Seperti itulah tingkah dan polah anak-anak, bikin ibunya mengelus dada.(hlm. 6)

Ada pula kisah berjudul My Life as Bobokers. Diceritakan seorang anak bernama Rafi sangat sulit dibangunkan shalat karena hobi tidurnya. Saat ia berusia delapan tahun, Mamanya membangunkan Rafi dengan berbagai cara. Termasuk menceritakan kisah Islami. (hlm. 41)
“Rafi sayang Mama?” 
“Iya.” 
“Kalau Rafi sayang Mama, berarti Rafi harus terus berbuat baik.” 
“Iya, Ma. Biar Rafi dan Mama nanti bisa ke surga bersama-sama.”
Lain waktu jika terjadi hal itu lagi, Mama akan mengeluarkan jurus andalannya dengan bertanya sambil mengelus kepala Rafi.
“Rafi mau kan ke surga bersama Mama?”
Rafi langsung terbangun dari tidurnya dan lebih memilih shalat. Bukan karena ingin ke surga, karena ternyata ia sudah tidak ingin dicium Mama. Anak remaja zaman sekarang memang sok antimama.

Kelak, momen penting seperti ini akan membuat ibu teringat dengan masa kecil anak-anak. Bila saat anak kecil berulah Ibu tidak menyikapinya dengan sabar, ibu akan menjadi Tiger Mom yang hanya akan marah dan mengomel. Padahal, jika itu terjadi, anak-anak akan menjauh dan memilih dekat dengan orang lain, misalnya bibi pembantu, nenek maupun kakeknya.

          Dalam kisah berjudul Puasa Sapi, diceritakan tentang kebiasaan anak ketika puasa tengah hari. Puasa sapi adalah istilah yang dipakai asisten rumah tangga sang mama. Bukan karena anaknya dibilang sapi, tapi, “Itu, lho, Bu. Mari mangan diusapi (setelah makan dilap mulutnya).” Istilah ini terdengar unik. Sang Mama pun memberi solusi dengan mengiming-imingi anaknya hadiah uang bila anak itu berhasil puasa sehari penuh. Ternyata cara ini berhasil karena sang anak langsung semangat berpuasa hingga adzan maghrib berkumandang.(hlm. 159)

      Ada kisah seru Nida dalam Guru Ngaji Lima Watt. Sang Mama memiliki kebiasaan menerapkan aturan dalam keluarganya yaitu “Tiada hari tanpa mengaji. Minimal satu halaman deh.” Tapi apa jadinya jika sang guru ternyata mengantuk sekali? Seperti yang terjadi pada mama malam itu yang harus mengajar ngaji Nida sendirian karena ayah Nida sedang pergi. Karena Mama mengantuk sangat, ia tidak bisa fokus pada suara yang didengarnya. Meski sudah masuk injury time waktu istirahat sang Mama, daripada salah melulu, akhirnya Nida dibebaskan bermain hari itu. (hlm. 201)

        Selain kisah-kisah di atas, banyak kisah lainnya yang menghiasi buku ini. Selain sebagai motivasi bagi ibu untuk tetap semangat mengajari anak-anak ibadah, para penulis buku ini juga berbagi senyum dan tawa karena tingkah konyol anak-anak saat bermain sambil belajar itu. Sebab surga dimulai dari hal yang mendasar, maka sejatinya peran ibu adalah terus menerus menggali potensi anak-anak dengan semangat, senyum, tawa, dan toleransi. Sebab, anakku adalah pintu surga setiap ibu di dunia ini.
ilustrasi buku : lucu~

Desain bukunya yang dibuat kecil membuat buku ini asyik dibaca di mana saja, bahkan di saat menunggu anak mengaji di madrasah atau sedang bersantai di teras rumah. Untuk tulisan, beberapa kalimat lucu dibuat berwarna lain, dan dihiasi ilustrasi dan emoticon yang cantik. Kekurangan buku ini ada pada jumlah tulisan yang tidak seimbang, sehingga porsi tulisan selain tiga tema besar kurang diangkat. Buku ini dibuat oleh tiga orang, tapi belum terlihat karakter penulis yang satu dengan penulis lain. Apalagi tidak ada keterangan siapa yang sedang bercerita sehingga saya hanya menebak-nebak saja. Empat bintang untuk buku ini. ;)

Postingan ini diikutsertakan dalam Islamic Reading Challenge (IsRC) 2015

[Resensi Buku] Detektif Conan Vol. 80 - Aoyama Gosho

$
0
0
Judul : Detektif Conan Vol. 80
Pengarang : Aoyama Gosho
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : 2015
ISBN : 978-602-02-5068-7

Blurb :
Analisis luar biasa dari dua detektif, Conan dan Heiji, berhasil menutup kasus rencana pembunuhan yang disusun oleh Vampir! Inilah kebenaran mengejutkan yang tersembunyi dibalik lumuran darah! Temukan juga dalam buku ini kasus truk kontainer berpendingin yang membuai Ai berada dalam bahaya (atau kesulitan!?), kasus buah-buahan yang hampir mengungkap masa lalu Sera dan kasus trik surat wasiat yang mempertemukan kembali Yumi dengan kekasihnya!

Resensi Buku :

Ada lima kasus dalam buku ini yang disajikan oleh Aoyama Gosho. Di seri sebelumnya, ada kasus pembunuhan yang disusun oleh Vampir. Di buku ini disajikan penyelesaiannya. Heiji dan Conan berhasil menjebak pembunuh yang ingin menghabisi Hikaru, si pelayan rumah. Sebuah email dikirim oleh pelaku menyuruh Hikaru datang ke suatu tempat untuk bertemu dengannya. Di sana akan dibongkar trik pembunuhan yang sudah dilakukan terhadap beberapa orang. Sayangnya, si pelaku dikecoh oleh Conan dan Heiji. Pelaku yang melarikan diri ke dalam terowongan bawah tanah terjepit karena ukuran tubuhnya yang berbeda dengan Hikaru. Ternyata ada banyak trik yang disematkan pelaku untuk menghabisi para korbannya, termasuk membuat teror Vampir itu terlihat nyata.
“Trik terakhir yang anda lakukan adalah, memunculkan Pak Torakura di jendela ruang makan dalam posisi terbalik. Trik ini menjadi bukti kalau selama ini anda memang hanya memakai bagian kepada dari mayat Pak Torakura."

Kasus kedua tentang pembunuhan spontan yang melibatkan dua kurir ekspedisi. Conan dkk masuk ke dalam truk untuk mengambil seekor kucing. Mereka terjebak di dalam karena pintu ditutup. Conan memberi isyarat  pada teman-temannya untuk diam karena di belakangnya ada sebuah box berisi mayat seseorang. Diduga, kedua kurir itu yang membunuhnya. Dengan alibi mengantar barang, si kurir sengaja menjatuhkan barang agar diingat namanya oleh penerima paket. Alibi ini dilakukan berulang sampai hampir separuh paket terkirim.
“Karena truk ini dilengkapi dengan pendingin. Pembusukan mayat akan melambat di sini, sehingga waktu perkiraan kematian korban akan meleset maju. Setelah itu akan ditinggalkan entah di mana sampai ditemukan oleh orang lain sehingga waktu perkiraan kematian korban, kedua orang itu punya alibi sedang bekerja mengantar barang.”
Di dalam truk, Ai mengalami musibah. Sweaternya robek, hingga harus memakai jaket Mitsuhiko. Karena kejadian itu, Mitsuhiko yang kedinginan hampir mati kena hipotermia. Conan mencari cara untuk meminta bantuan pada seseorang di Cafe Poirot. Sayangnya, bantuan tak kunjung datang, jadi Conan membuat siasat lagi untuk meminta tolong pada seseorang yang berada di rumahnya. Dengan kode D.A. Kudo, ia berhasil meminta bantuan. Di kasus ini, banyak trik yang dijabarkan oleh Conan untuk meminta bantuan. Mulai dari menggunakan struk taksi yang ditulisi kode, hingga membuat kode di dalam kue dan bukti pengiriman barang.

Kasus ketiga tentang pembunuhan di dalam peti yang diisi buah-buahan. Pembunuhan ini terjadi di sebuah stasiun televisi saat Mouri disuruh menggantikan juri acara lomba masak yang belum datang. Saat peti berisi buah rahasia dibuka, mayat korban muncul. Conan menemukan tiga orang yang dicurigai. Dengan trik sederhana, pembunuhan ini bisa diungkap, dengan kunci sihir. Untuk kasus ini tidak terlalu rumit ditebak, hanya ada satu orang tunggal yang memiliki keterkaitan kuat dengan juri.
“Di bibir peti dan bagian dalamnya terdapat bekas darah yang dihapus. Berarti pembunuhan ini terjadi di tempat peti itu disimpan, kan? Jadi pak Takeki dibunuh di sana. Oleh si pelaku yang membuka peti dengan diam-diam.”
ilustrasi 'Kunci Sihir'
Sayangnya, di kasus ini tidak ada penjelasan tentang peserta yang curang. Orang ini yang menggunakan jasa pelaku untuk tahu buah apa yang akan dipakai dalam acara. Herannya hanya pelaku yang dikenai sanksi karena membunuh. Apakah peserta yang curang ini didiskualifikasi, entahlah. Tidak ada penjelasan.

Kasus keempat ini yang paling membuat saya tertarik untuk tahu. Karena ada hubungannya dengan Yumi. Saya tidak begitu mengikuti seri Conan, jadi penasaran dengan orang baru ini. Yumi -seorang polisi satuan lalu lintas- bertemu dengan mantan pacarnya yang diduga menjadi pelaku pembunuhan. Korban meninggal gantung diri, namun ada notes yang tersobek, tulisannya seperti sebuah surat wasiat. Namun, ada kejanggalan dari sobekan kertas yang tidak mirip. Trik pembunuhan ini agak rumit, karena sudah lama direncanakan oleh pelaku. Dengan trik yang sudah disiapkan, pelaku membuat seolah pembunuhan ini adalah bunuh diri di ruang tertutup. Conan dibantu mantan pacar Yumi, membuat pelaku berhasil dibekuk.

Kasus kelima ada hubungannya dengan Bu Jodie. Di sebuah kuil saat ada perayaan, ada pembunuhan seorang pencopet yang dijuluki Kurobe. Kurobe ini sering menggunakan uang koin yen yang berwarna hitam untuk memberi tanda. Kasus ini hanya dimunculkan sekilas dan berlanjut ke seri selanjutnya, yaitu seri ke-81.

Di antara lima kasus yang ditulis, saya gregetan dengan kasus Vampir. Karena sejak seri 79 yang mencekam, teror Vampir itu terlihat nyata. Apalagi dibahas bahwa semua darah korban terhisap. Bagaimana triknya, dijelaskan di buku ini. Di seri ini ada beberapa orang baru yang muncul, seperti Yumi, pacarnya, Sera, bahkan bu Jodie. Semakin banyak orang organisasi hitam dan orang di luar grup Conan yang cerdas yang dimunculkan oleh Aoyama Gosho untuk membantu Conan menyelesaikan kasus demi kasus. Namun yang paling bikin saya penasaran, seseorang berkacamata yang ada di rumah Kudo. Seseorang ini hanya dimunculkan sekilas, dan tidak terlalu berpengaruh terhadap penyelesaian kasus, meski hampir bisa menyelesaikan. Tapi toh Conan tetap dibantu oleh si orang misterius, dari organisasi hitam yang sedang menyamar. Overall, 4 bintang untuk buku ini.

[Resensi Buku] Buku Ini Tidak Dijual

$
0
0
Judul : Buku Ini Tidak Dijual
Pengarang : Henny Alifah
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Terbit : Maret 2015
Tebal : 192 hlm.
ISBN : 978-602-1614-48-8

“Gadis itu benar, Bos! Isinya cuma buku!”
“Karung yang ini juga cuma buku!”

Pria utama kecewa dengan kata-kata anak buahnya. Dia berharap lebih dari karung-karung tersebut. Sudah beberapa hari ini dia tidak mendapat mangsa empuk untuk menyambung hidupnya. Apakah ini saatnya dia berganti profesi?

“Ya, sudah. Tak apa. Kita jual buku-buku itu!”
“Buku ini tidak dijual!” teriak Kingkin.

Tepat saat Kingkin meneriakkan kata-kata itu, sebuah cahaya muncul dari arah belakangnya. Pandangan mereka semua jadi silau.

Lima karung buku itu menjadi buruan melelahkan bagi Kingkin dan Gading. Buku-buku yang sejatinya bukan milik mereka berdua, tapi kenapa mereka mau mati-matian mengejarnya? Ya, mati-matian. Karena demi lima karung buku itu, mereka nyaris mati! Ada apa sesungguhnya pada buku-buku itu sampai Padi – ayah Gading – berkeras hati tak mau kehilangan?

***
           
          Novel yang dibalut suspense ini berawal dari kisah buku milik Padi yang dijual ayahnya, yaitu Kakek. Karung yang berisi majalah, buku sekolah dari SD hingga SMA, dan novel-novel dibungkus oleh Gading, anak Padi, untuk dijual ke tukang loak. Ada lima karung yang dijual. Saat pulang ke rumah, Padi geram melihat hal ini. Ia pun ngotot ingin bukunya kembali. Kingkin dan Gading harus menemukan siapa orang yang membeli buku itu. Padi menginginkan buku itu harus pulang dalam keadaan utuh. Karena buku itu, Gading mengalami banyak hal. Ia bertemu dengan anak penjual buku bekas, sedangkan Kingkin bertemu dengan gadis yang membantunya mencari buku hingga pulang ke rumah. Tapi naasnya, kejadian itu hampir membawa Gading pada kematian, bahkan perampokan. Dapatkah mereka menuntaskan misinya?

Novel bertema literasi ini ditulis oleh penulis pendatang baru, Henny Alifah. Buku yang memenangi juara 1 Lomba Menulis Novel Inspiratif dari Penerbit Indiva ini, bertema sederhana dengan gaya bahasa yang segar dan membumi. Seperti layaknya novel lokal lainnya, novel ini lebih banyak menampilkan kritik sosial secara halus di setiap babnya. Meskipun di beberapa bagian kurang tereksplorasi dengan baik. 

            Ada beberapa bab yang membahas tentang kritik sosial yang dilontarkan Padi tentang orang yang tidak menghargai buku, misalnya saja Kakek yang tega menjual buku Padi pada tukang loak. Ada pula kritik sosial tentang pendidikan di mana dimunculkan tokoh anak-anak madrasah di sekolah swasta yang kekurangan dana untuk membeli buku. Perpustakaan yang tidak terawat, bahkan sistem pendidikan yang lebih menitikberatkan pada pendidikan formal. Sisi agama tidak terlalu diekspos, padahal jika seperti anak-anak madrasah yang bisa belajar tiga bahasa dalam sepekan, dan merutinkan shalat, akan tercipta nuansa lain. Bukan hanya otak anak yang terisi, tapi juga akhlak.

Suasana pedesaan terlihat nyata digambarkan penulisnya. Dari sawah, hingga sekolah bahkan mushala tempat kejadian ini terjadi. Pertemuan dengan penjahat menjadi klimak dari cerita, dengan gaya bertutur yang meliuk-liuk, penulis berhasil memunculkan adegan ini dengan baik. Bahkan saya tidak menyangka jika Gading dan Kingkin akan mengalami kejadian mengejutkan di akhir cerita. Saya paling suka karakter Gading, meski ada sebalnya juga karena dia memilih melakukan kebaikan karena desakan ayahnya.

Sebagai pemula, buku ini memang masih banyak kekurangan, tapi keunikan tema literasi ini mungkin yang membuat idenya dipilih sebagai pemenang. Penulis lebih banyak menuliskan narasi sehingga kadang membuat bosan, apalagi jika perjalanan pencarian buku masih jauh. Saya merasa para tokoh bergerak terlalu lamban, misalnya saja Kingkin yang bisa-bisanya malah berhenti di depan lapangan hanya karena mainan dan jajanan tempo dulu. Kesannya kekanak-kanakan sekali. Overall, 3,5 bintang untuk kisahnya.

[Resensi Buku] Spring – Heeled Jack by Philip Pullman

$
0
0

Judul : Spring – Heeled Jack (Jack si Pelompat)
Pengarang : Philip Pullman
Penerbit : Gramedia
Terbit : September 2008
Tebal : 128 hlm.
ISBN : 978-979-22-4033-7

Jauh sebelum ada Batman dan Superman, Jack si Pelompat telah membantu masyarakat membasmi kejahatan.

Rose, Lily, dan Ned lari dari panti asuhan mereka. Tapi, bahaya terus mengintai mereka. Mulai dari Mack si raja penjahat sampai Mr. Killjoy, kepala panti asuhan yang menginginkan liontin warisan ibu ketiga anak malang itu.

Saat Rose, Lily, dan Ned benar-benar terjepit, muncullah Jack si Pelompat!

***

            Ini novel anak kedua yang saya baca karya Philip Pullman. Sebelumnya saya membaca I was a Rat! yang ternyata lebih kompleks dari novel ini. Novel ini terbilang tipis untuk ukuran anak-anak, selain itu tokohnya pun tidak terlalu mendominasi. Awalnya saya kira Jack akan menjadi sentral cerita, tapi ternyata ia hanyalah sesosok makhluk yang membantu anak-anak itu. Tak diperlihatkan bagaimana Jack dalam keseharian ketika tidak memakai topeng, seperti yang sering kita lihat di film Superman atau Batman.

          Jack di sini benar-benar hanya sebagai penyelesai masalah. Ia menampakkan diri di halaman 16. Lalu muncul di hadapan Patty di halaman 43. Dan di halaman 73, ia baru benar-benar beraksi. Sangat berbeda bila dibandingkan para super hero yang kita kenal kan? Biasanya porsi kemunculan super hero lebih banyak. Namun di sini baru setengah buku si Jack muncul lagi. Jadi di sini penulis lebih menitikberatkan pada keberanian para anak-anak itu sendiri. Jack seperti penjelmaan dari keberanian yang ditimbulkan dari keadaan terdesak. Ia hanya muncul bila kondisi benar-benar kritis.

Digambarkan bahwa Rose bersaudara mengalami masalah karena dikejar penjahat bernama Mack, ada pula kepala panti asuhan yang jahat bernama Mr. Killjoy. Dari kejar-kejaran inilah kisah bergulir hingga akhirnya menemukan akar masalah, dan penyelesaiannya. Dari novel ini saya belajar bagaimana penulis mengembangkan cerita hingga membuat para tokohnya tidak hanya sekadar tempelan saja. Setiap tokoh berperan hingga akhir cerita, bahkan tokoh figuran seperti penjual pai dan pemain musik bersama monyetnya, Patty, Jim Bowling, Filthy bahkan peri yang mengganggu Filthy.

         Setting novel ini ada di London era Victoria, di mana masa itu adalah masa paling kelam karena banyak penjahat muncul. Kondisi perekonomian yang yang carut-marut diawali oleh krisis yang terjadi di masyarakat. Bahkan, panti asuhan pun menjadi tempat yang tidak aman untuk anak-anak terlantar. Penulis mampu menggambarkan suasana di era Victoria ini, yang sangat mencekam. Hingga jalanan sunyi sepi setiap malam. Sebagai novel anak, novel ini disajikan dengan ilustrasi tokoh dan dialog seperti komik. Sehingga gambaran suasana lebih terasa. 4 bintang untuk kisahnya. 

[Resensi Buku] Gara-gara Teleskop - Enid Blyton

$
0
0
Judul : Gara-gara Teleskop (Sapta Siaga #12)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan keenam, 2012
Tebal : 128 hlm.
ISBN : 978-979-22-7785-2
     
    Jack mendapat hadiah dari Pamannya berupa teleskop. Benda itu besar dan ia ingin menggunakannya bersama Sapta Siaga. Sayangnya, karena teleskop itu diberikan oleh paman untuk Jack dan Susie, jadi adiknya itu berhak mendapat mainan itu juga. Karena Sapta Siaga sepakat Susie dan Binkie boleh menggunakan teleskop itu di gudang, maka Peter menyimpan kunci di tempat persembunyian yang disetujui Susie.

      Suatu hari, Peter melihat ada orang di dalam puri, lelaki bertopi pet yang naik puri. Karena penasaran, Sapta Siaga berencana pergi ke sana. Sayangnya, mereka malah ketakutan mendengar suara  lolongan dan bunyi tembakan yang entah dari mana asalnya. Sapta Siaga pun kabur dan pulang ke rumah Peter. Di sana mereka malah ditertawakan oleh Susie dan Binkie yang ternyata mengerjai mereka.
“Kami semula menyangka orang yang di puri itu laki-laki, bukan wanita. Orang yang kulihat lewat teleskop kelihatannya  mengenakan topi pet yang biasa dipakai laki-laki.” (hlm. 70) 
“Wanita itu tidak memakai topi pet. Tapi rambutnya disanggul tinggi di atas kepala. Mungkin sanggul itu yang kau sangka topi pet, dilihat dari jauh. Yah...”(hlm. 70)
         Susie mengaku ia bercakap-cakap dengan seorang wanita yang mengaku pelukis puri. Wanita itu tidak tinggal di puri. Susie bahkan mengoceh tentang teleskop yang digunakan Peter untuk melihat aktivitas di puri. Susie dimarahi oleh Peter. Suatu hari, Susie melihat cahaya dari dalam puri. Ia mengira ada orang di sana, selain wanita itu. Tapi karena Peter telanjur kesal dengan Susie, ia tak mau percaya pada adik Jack itu.  Selang beberapa waktu kemudian, teleskop di gudang telah raib. Siapa yang mencuri dan apa hubungannya dengan orang di dalam puri?
“Aku kesal sekali pada Susie! Kalau dia semalam tidak lupa mengunci pintu, pasti orang itu takkan bisa masuk!” (hlm. 92) 
Peter dan tiga orang anak lainnya ingin mengetahui jejak pelaku di puri. Mereka pergi menggunakan sepeda. Dan Skippy ditinggal bersama anak-anak perempuan lainnya. 
“Kalau ada bahaya, salah satu dari kita harus memberi isyarat dengan senternya. Tak peduli siapa!” (hlm. 103)  
Sayang sesuatu terjadi sehingga mereka tak sempat memberi isyarat pada Janet untuk minta bantuan. Dapatkah mereka lolos dari bahaya?
***
       Saya senang membaca seri ini. Makin mendekati akhir, porsi kemunculan Susie dan Binkie makin banyak. Anak-anak bandel itu bukan hanya menjadi biang keladi dari munculnya masalah, namun juga membuat suasana jadi lebih seru dan menegangkan. Susie yang bawel, keras kepala dan iseng itu sering membuat Peter sebal. Jack bahkan kadang marah pada adiknya.

         Saya tidak suka Peter menggunakan kata “tolol” untuk memarahi Jack karena tindakan Susie. Itu terdengar kasar. Tapi di lain waktu Peter kembali menjadi anak yang baik. Karena ia dengan sigap mampu menjadi ketua tim yang keren. Misalnya saja saat Peter mengatakan bahwa Susie dan Jack sama-sama memiliki hak untuk menggunakan teleskop karena itu pemberian pamannya, Peter mengatakan bahwa ia ingin Jack adil terhadap adiknya. (hlm. 21)

        Seri kali ini banyak menggunakan tebak-tebakan, karena interaksi di puri tidak begitu sering. Hanya tiga kali terhitung sejak Sapta Siaga datang, Susie bercakap-cakap dengan orang, lalu mereka menyelidik di malam hari. Hanya tiga kali itu, namun mereka menganalisis dari gelagat lewat peneropongan teleskop sebanyak tiga kali. Jadi interaksi dengan penjahat memang sangat minim. Hanya di akhir cerita anak-anak benar-benar berhadapan dengan penjahatnya langsung. (hlm. 117)

      Cara penulis memberi teka-teki terhadap masalah puri ini benar-benar membuat saya harus mengacungkan jempol. Ia memberi clue hampir di semua bagian, bahkan sosok yang akan menolong pun dimunculkan perlahan. Uniknya, ini yang membuat suasana jadi lebih menyenangkan; ending yang tak terduga. Ah, bersiaplah untuk petualangan selanjutnya. 4 bintang untuk kisah ini.

[Resensi Buku] Misteri Biola Kuno - Sapta Siaga

$
0
0
Judul : Misteri Biola Kuno (Sapta Siaga #10)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan keenam, Mei 2012
Tebal : 160 hlm.
ISBN : 978-979-22-7733-3
Rating : 4/5


Pulang dari pasar malam, Sapta Siaga melihat rumah terbakar di atas bukit. Rumah itu milik Mrs. Bolan, penjual kue jahe yang malang. Karena rumahnya terbakar, banyo yaitu alat musik milik Luke -suami Mrs. Bolan- terbakar pula bersama dengan barang lain. Benny, anak lelaki Mrs. Bolan ketakutan saat peristiwa itu terjadi. Ia tidak berani keluar menemui orang lain setelah kebakaran berhasil dipadamkan. Karena kejadian itu, Peter meminta ibunya untuk membantu Mrs. Bolan mendapat tempat tinggal sementara di karavan bekas yang sudah tidak dipakai. 

Beberapa hari kemudian, pakaian orang-orangan sawah di ladang Peter hilang. Lalu colin dan George menyaksikan seorang laki-laki mencuri biola kuno yang dipajang di etalase toko barang antik. Lelaki itu melewati Colin, namun Colin hanya ingat warna pakaian yang tertimpa cahaya bulan. Apakah ketiga peristiwa itu ada hubungannya?

***

Buku seri ke-10 dari Sapta Siaga ini merupakan seri yang tidak terlalu banyak bahaya. Bisa dibilang walau ada bagian-bagian yang mengerikan seperti mendengar suara melolong, dan kaca etalase yang dipecah oleh pencuri, tapi kadar keseramannya jauh berbeda dibanding seri lainnya.

Di awal buku ini memang penulis menghadirkan kisah yang lebih hangat bagi pembaca, seperti bagaimana interaksi antara Sapta Siaga dengan Susie dan Binkie. Juga bagaimana suasana musim semi yang hangat dan nyaman bagi anak-anak. Biasanya Susie dan Binkie akan selalu mengganggu dan tak pernah akur, tapi di awal bab dibahas Susie dan Binkie meski kadang mengacau, tapi kadar erornya sudah tidak separah dulu lagi. Bahkan di akhir cerita mereka saling membantu untuk menyelesaikan masalah.

Di buku ini pula dibahas lagi orang-orangan sawah. Kali ini sebagai perantara untuk menunjukkan siapa pencuri biola kuno yang mencuri di etalase toko. Biola itu menghilang bersamaan dengan hilangnya baju orang-orangan sawah milik ayah Peter. Di buku ini juga dihadirkan tokoh baru bernama Mat, si gembala tua. Meski dulu nama Mat pernah disinggung di seri lain, namun kadar kemunculan Mat di buku ini cukup banyak. Ia juga menjadi orang kepercayaan ayah Peter untuk menangani masalah di lahan pertanian.

Yang agak menyebalkan yaitu saat Susie dan Binkie mengejek Sapta Siaga dengan sajak yang tidak enak didengar. Liriknya membuat orang jadi benci pada Susie dan Binkie. Masalahnya, setelah Colin membuat sajak tandingan, Binkie menangis. Dan kata Ibu Peter yang mendengar Colin menyanyikan sajak itu, sajaknya kelihatan agak jahat. Jadi, Colin malu sendiri karena hal ini. Ada beberapa penggunaan kata yang tidak enak dibaca seperti : tolol, sinting. Beberapa kali diulang di buku. Mungkin penerjemahnya juga tidak punya padanan kata yang sesuai untuk menghaluskan kata itu. Tapi ya… tetap saya bagi saya ini seperti buah simalakama. Anak-anak suka dengan ceritanya, tapi harus belajar untuk memfilter kata tersebut.

[Resensi Buku] Tulang-tulangku Hilang! - Ji Hyun Kim

$
0
0


Judul : The Skeleton Disappeared (Tulang-tulangku Hilang!)
Pengarang : Ji Hyun Kim
Ilustrator : Min Joo Kim
Alih Bahasa : Rosi L. Simamora
Terbit : Juli 2010
Tebal : 32 hlm.
Rating : 4/5

Hans si pemarah marah pada ibunya. Ia tidak suka jika harus selalu menjaga adiknya, Emily. Ia juga iri pada Billy, yang diam saja. Billy memang boneka, karena itu Hans ingin menjadi Billy. Agar ia terbebas dari tugasnya sebagai kakak. Tapi, Hans mendadak kehilangan tulang-tulangnya. Saat terbangun, Hans sudah berada di sebuah dunia imajiner. Di mana tulang-tulangnya? Ia bahkan tidak bisa bergerak sama sekali untuk mengambil pensil. Jadi Billy, boneka beruangnya, membantu Hans mengumpulkan kembali semua tulangnya. Sayang tulang-tulangnya ternyata berada di tangan monster-monster seram.

Saat Hans sebal pada ibu dan Emily
***

Buku ini mengajak anak bertualang sambil belajar lewat cerita sehari-hari yang lucu dan konyol. Seri ini masuk dalam seri ilmuwan cilik. Dengan ilustrasi gambar yang dibuat oleh ilustrator asal Korea, Min Joo Kim.

Lewat buku ini, anak-anak bisa belajar tentang tulang dengan cara yang menyenangkan. Anak-anak bisa tahu apa saja jenis tulang yang dimiliki manusia, apa fungsinya, berapa jumlahnya, bagaimana bentuknya. Di buku ini dibahas beberapa jenis tulang. Misalnya : tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, tulang panggul, tulang lengan, tulang tungkai, tulang tangan dan kaki. Seperti yang ada di dialog ini :

“Hai, apakah kau melihat tulang rusuk Hans?”
Monster itu menunjuk sebuah kotak besar.
“Ada di kotak itu. Tapi aku takkan mengembalikannya padamu kecuali kau bisa memberitahuku berapa jumlah tulang rusuk seluruhnya.”
Hans menjawab lantang,
“Ada 24.”
Mendengar itu si monster pun mengembalikan tulang rusuk Hans.

Dialog Hans dan si Monster
Anak-anak juga bisa bermain teka-teki bagaimana menemukan tulang itu lewat pertemuan yang menyenangkan bersama para monster. Lewat tokoh Hans, anak-anak juga bisa belajar untuk menyayangi adik, seperti Hans yang belajar menyayangi Emily. Jadi, ada empat keuntungan yang didapatkan anak saat membaca buku ini yaitu : anak belajar sains, belajar untuk tidak takut dengan monster, belajar membaca dan memahami muatan moral lewat dongeng.

ilustrasi jenis-jenis tulang
Karena hardcover, cover buku ini tidak mudah sobek bila dibaca anak-anak. Ilustrasinya menarik dan kisahnya seru membuat anak-anak betah membaca. Di bagian belakang, akan ditemukan gambar tulang yang dimaksud oleh penulis. Jadi, anak-anak bisa membayangkan bagaimana bentuk tulang di dalam tubuh mereka. Gambaran tulang-tulang Hans yang menghilang dari tubuh juga sudah bagus, tubuhnya dibuat lentur seperti lembaran kain.

saat tulang Hans menghilang
Ada kekurangan di buku ini, seperti penggunaan nama yang tidak Korea banget. Padahal baik penulis maupun ilustrator semuanya berasal dari Korea. Apa karena penulis ingin buku ini ditujukan pada pembaca internasional ya? Tapi sayang sekali jika tidak menggunakan nama Korea. Karena bisa jadi kesempatan untuk mengenalkan budaya negara asal penulis.

Kalimat yang digunakan ada yang panjang. Seperti di kalimat : “Tapi aku takkan mengembalikannya padamu kecuali kau bisa memberitahuku berapa jumlah tulang rusuk seluruhnya.” Padahal sebagai buku berjenis pictorial book, buku ini seharusnya memakai kalimat yang lebih ringkas. Overall, 4 bintang dari saya untuk buku ini. 

[Resensi Buku] I’am a Young Entrepreneur - Arleen A

$
0
0
cover buku Aku Pengusaha Cilik
Judul : Aku Pengusaha Cilik (I’am a Young Entrepreneur)
Pengarang : Arleen A.
Ilustrator : Stella Ernes
Penerbit : PT Bursa Efek Indonesia
Terbit : 2008
Tebal : 28 hlm.
ISBN : 978-979-18578-2-6

Lolita sedang libur sekolah. Ia ingin menghabiskan waktu liburannya dengan berbeda. Karena itu, ia memilih untuk berjualan sirup di depan rumah. Sebagai pengusaha cilik, Lolita belajar bagaimana caranya mengelola uang dengan cermat. Simak apa saja yang Lolita lakukan selama liburan di buku ini.

***

Buku ini diterbitkan oleh PT Bursa Efek Indonesia untuk mengedukasi anak-anak tentang uang. Seri Finance for Kids ini memperkenalkan konsep-konsep dasar keuangan dan investasi kepada anak-anak. Ada empat seri yang diterbitkan, dan dibagikan gratis. Saya mendapatkan ebook ini dari mba Andinie. Makasih ya, mba. ^^

        Saat membaca buku ini, saya melihat beberapa bagian yang agak rumit untuk seorang anak. Tapi mengingat buku ini memang segmentasinya mengerucut sesuai dengan kebutuhan yaitu anak seorang investor. Jadi tentu saya tidak berlebihan jika penulis mengupas keuangan lebih detail dalam buku setipis 28 halaman ini.

Lolita berencana membuat kios
        Buku ini dimulai dengan kegelisahan Lolita yang ingin mendapatkan liburan yang berkesan. Ia pun membuat rencana bisnis dan mengajukannya pada ayah. Ayah bilang bahwa setiap bisnis memiliki risiko, maka Lolita membuat daftar risiko yang kemungkinan akan ia hadapi. Seperti misalnya : saat hujan tiba, saat ada anak yang menabrak kios dan merusaknya, atau saat minumannya tidak selalu terjual habis setiap hari.

Penjualan Lolita di Hari ke-2
        Lewat tokoh Lolita, anak-anak dikenalkan dengan manajemen investasi, ala anak-anak tentunya. Bahasanya memang agak sedikit berat, tapi dicontohkan dengan mudah. Misalnya saat Lolita menakar satu botol sirup bisa digunakan untuk berapa gelas. Juga saat ia menghitung uang yang ia peroleh dari setiap penjualan. Ada juga saat Lolita menggunakan sebagian keuntungannya untuk membeli gaun, dan membuat kios baru.

Perhitungan yang dibuat Lolita
      Buku ketiga ini ditargetkan pada anak SD kelas 4-6. Selain dibuat dalam format bilingual, ilustrasi buku ini juga cantik. Buku ini membuat anak-anak berpikir tentang cara-cara untuk membuat uang berkembang dengan lebih cepat. Buku ini menunjukkan cara mengevaluasi bisnis dengan memperhitungkan pendapatan dan risikonya. Anak-anak juga diajarkan cara membuat laporan rugi laba sederhana. Jadi, anak-anak bisa belajar menjadi pengusaha cilik. Sayangnya, ukuran hurufnya agak kecil dibandingkan dengan ukuran gambarnya. Atau memang normalnya seperti itu ya? 4 bintang untuk buku ini.  

[Resensi Buku] I’am a Young Investor - Arleen A

$
0
0
Judul : Aku Investor Cilik (I’am a Young Investor)
Pengarang : Arleen A.
Ilustrator : Stella Ernes
Penerbit : PT Bursa Efek Indonesia
Terbit : 2008
Tebal : 28 hlm.
ISBN : 978-979-18578-3-3
Rating : 4/5

Aku selalu menabung secara teratur dan sekarang aku punya uang Rp. 1.000.000 di dalam tabunganku. Karena rekening tabungan ini hanya memberi bunga 6 % setiap tahun, maka aku ingin menginvestasikan uangku di tempat lain. Simak bagaimana caraku menginvestasikan uang ini agar lebih menghasilkan.

***
analogi telur yang pecah
Tokoh aku memiliki uang sebesar Rp. 1.000.000. Ia ingin berinvestasi selain di bank, maka dibaginya tabungannya menjadi empat. Ia melakukannya karena ingat ucapan ayahnya. Ayahnya bilang, “Jangan menaruh semua telurmu dalam satu keranjang.” Pepatah itu berarti, jika kita memiliki telur sebanyak 100 telur, maka kita harus menyimpannya dalam beberapa tempat agar telurnya tidak pecah jika dibawa sekaligus.

bisnis usaha roti milik kakak diberi modal oleh tokoh aku
Tokoh ‘aku’ ingin berinvestasi di beberapa tempat yaitu  di deposito, bisnis sewa payung, bisnis es, dan bisnis roti. Masing-masing memiliki perkiraan keuntungan yang berbeda setiap tahun. Misalnya, di deposito yang disebut keranjang A, keuntungannya 8 % per tahun. Di bisnis sewa payung keuntungannya 20 % per tahun, bisnis es krim yang perkiraan keuntungannya 20 % per tahun, dan bisnis roti yang keuntungannya 18 % per tahun.
kerugian di bisnis es
Setiap bisnis berpotensi mengalami untung dan rugi. Tokoh ‘aku’ pun mengalaminya. Bisnisnya ada yang untung besar yaitu bisnis sewa payung, ada yang gagal yaitu bisnis es krim. Tapi apakah tokoh ‘aku’ akan menginvestasikan semua uangnya ke dalam bisnis yang lebih menguntungkan? Jawabannya, tidak. Mengapa? Karena meski tahun ini untung, belum tentu tahun depan sama. Jadi tokoh ‘aku’ berusaha bijaksana untuk mengelola keuangannya.

menghitung total pendapatan
Buku ini ditujukan untuk pembaca dari kelas 7-9. Penulis menyisipkan pepatah bijak agar anak belajar bijaksana mengatur keuangan. Lewat buku ini, anak-anak diajarkan untuk mengenal konsep diversifikasi dalam investasi. Anak-anak diajarkan pula bagaimana caranya berinvestasi yang tepat. Karena, menanamkan uangnya di satu tempat bukan keputusan yang bijaksana.

Buku ini adalah buku ke-4 dari seri Finance for Kids yang diterbitkan oleh PT Bursa Efek Indonesia. Meski temanya agak berat, namun dibawakan dengan baik oleh penulisnya. Sehingga membuat pembaca lebih mudah memahami pola investasi dalam kehidupan nyata. Overall, 4 bintang untuk buku ini. 

[Resensi Buku] Kue Pai Lola dan Gori si Raksasa - El Firdaus

$
0
0


Judul : Kue Pai Lola dan Gori si Raksasa
(Lola’s Winning Pie and Gori The Giant)
Pengarang : El Firdaus
Penerbit : Progressio
Terbit : Juli 2013
Tebal : iv + 47 hlm.
ISBN : 978-979-055-490-0
Rating : 4/5


Lola ingin ikut dalam perlombaan membuat kue. Namun ia tahu bahwa jurinya adalah Nenek Juwit, yang tidak suka memakan kue pai buah ek. Padahal Lola hanya bisa membuat kue itu. Saat Lola hampir menyerah, ia malah menemukan sebuah buku resep membuat kue. Lola membuat kue dari resep yang ada di buku. Nama kue itu, kue pai bulan. Ternyata Nenek Juwit suka dengan kue buatan Lola.


Pak Bulgogi, kepala koki istana ratu peri, melihat Lola membawa buku resep di ketiaknya. Ternyata buku itu milik Pak Bulgogi. Lola akhirnya mengaku pada Nenek Juwit dan Pak Bulgogi bahwa ia menggunakan resep yang ada di buku. Ternyata Pak Bulgogi mengatakan hal yang menyenangkan. Ia bilang bahwa Lola beruntung karena ia mencoba resep yang belum pernah dipraktikkan olehnya. Nenek Juwit pun mengumumkan pemenangnya adalah Lola.



Gori si Raksasa selalu marah-marah. Ia sering melempar barang miliknya ke luar rumah. Barang itu berukuran kecil baginya, namun besar bagi penduduk. Penduduk ketakutan setiap kali Gori melemparkan barang-barang. Nenek Puri meminta pada Muni si ilmuwan untuk membuat Gori berhenti bertindak kasar. Muni tidak mau menuruti permintaan Nenek Puri karena ia sudah berjanji bahwa ilmu yang ia miliki tidak boleh digunakan untuk menyakiti makhluk hidup.


Maka, Nenek Puri memberi saran pada Muni untuk membuat Gori memiliki kekuatan aneh. Setiap kali Gori menyentuh barang, maka barang itu akan menjadi lembek. Misalnya saja saat ia menyisir rambut, sisir itu berubah jadi dodol. Saat ia memakai ketel, ketel itu mencair. Gori sedih tidak bisa melakukan apa-apa. Akhirnya, Nenek Puri memberi saran agar Gori mengubah perilakunya yang kasar. Ia tidak boleh melempar sembarangan lagi keluar rumah. Gori pun menjadi raksasa baik hati sejak saat itu.

***

Dua cerita dalam satu buku ini berisi tentang IESQ untuk mengajari anak-anak mengontrol intelegensi, emosional dan spiritual mereka. Misalnya saja seperti Lola yang berusaha gigih untuk meraih keinginannya. Ia mau mencoba resep lain selain yang biasa dibuatnya. Lola juga mau mengakui kesalahannya saat ia menggunakan buku tanpa izin dari Pak Bulgogi.

Ada juga Gori yang berperilaku buruk. Anak-anak akan belajar bahwa berperilaku buruk akan merugikan diri sendiri. Maka anak-anak akan belajar berperilaku lebih baik lagi. Gori juga lebih senang membantu para warga di sekitar tempat tinggalnya.

Dua cerita ini dimasukkan ke dalam buku setebal 47 halaman. Dongeng dengan format bilingual ini mengajak pembaca untuk belajar berbahasa inggris lewat cerita Gori dan Lola. Penyelaras bahasanya dilakukan oleh native speaker, jadi bahasanya sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa inggris. Anak-anak juga disuguhi ilustrasi menarik yang bisa meningkatkan daya otak kanan. Meski kalimat yang digunakan agak panjang, namun anak-anak bisa belajar dari kosakata yang dipakai dalam buku ini untuk meningkatkan perbendaharaan bahasa mereka.

[Resensi Buku] Bermain Api - Enid Blyton

$
0
0
Judul : Bermain Api (Sapta Siaga #11)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan keenam, Mei 2012
Tebal : 152 hlm.
ISBN : 978-979-22-7774-6
Rating : 4/5


Sapta Siaga kecurian! Pakaian dan uang tabungan mereka hilang. Mereka menduga pencurinya tentulah Trio Rewel, kelompok detektif yang didirikan Susie dan dua orang kawannya. Susie memang usil dan suka mengganggu. Tapi, apakah dia sejahat itu?

***

Seri Sapta Siaga ke-11 ini membahas petualangan anak-anak menemukan pencuri uang dan pakaian boneka jemari. Awalnya, Sapta Siaga ingin membuat acara sendiri di dekat rumah Peter. Peter dan kawan-kawan menabung untuk membeli petasan. Uang disimpan di gudang bersama dengan boneka jerami yang mereka dandani dengan pakaian kumal. Boneka jerami akan dibakar di api unggun bersama dengan petasan yang mereka kumpulkan.

Sebelum itu, ada kejadian aneh. Rumah nenek Colin kecurian, dan pelakunya adalah dua orang yang dilihat Peter dan teman-temannya di pondok penjaga kebun mereka bernama Mr. Burton. Tapi ada satu orang lagi yang ikut mencuri dan belum tertangkap. Jack menduga orangnya sama dengan yang ia lihat di pondok Mr. Burton. Jack sempat mencatat ciri orang itu. Peter berniat melaporkan temuan Jack pada polisi agar kasus segera terpecahkan.

Tapi, sejak uang dan pakaian itu hilang di gudang, Peter curiga bahwa Trio Rewel yang diketuai oleh Susie yang melakukannya. Susie memang nakal, tapi apa dia yang mencuri dua barang itu dan juga mengacak-acak api unggu yang sudah disusun? Tak ada petunjuk. Sampai Peter berinisiatif untuk mencari jejak di sekitar api unggun. Ada seseorang yang terlihat sedang menguburkan sesuatu dengan sekop di hutan terdekat. Siapa orang itu? Apakah penjahat yang sama yang meresahkan kedamaian Sapta Siaga?

***

Petualangan Sapta Siaga kali ini seru. Anak-anak benar-benar mempersiapkan mainannya dengan sebaik-baiknya. Dengan mencari sendiri kayu untuk api unggun di hutan, lalu menjahit boneka jerami, bahkan mencari baju yang sudah tidak terpakai. Ada lagi tabungan untuk membeli petasan. Misteri yang dipecahkan oleh Sapta Siaga tidak terlalu menegangkan, sampai terjadi penangkapan di dekat api unggun. Cara penulis menggambarkan penyamaran si pelaku untuk mengelabui anak-anak dan polisi sungguh canggih. Coba tebak di mana ia bersembunyi di lapangan disertai hujan yang turun? :D

Susie sangat benci pada Sapta Siaga karena tidak diizinkan bergabung. Ia sangat iseng dan sering membuat lelucon konyol. Peter marah saat Susie iseng. Ia punmengerjai Susie dengan mengatakan bahwa api unggun dibuat di atas bukit. Meski awalnya menjadi musuh, namun anak-anak mulai berbaik hati menerima Susie untuk masuk dalam kehidupan Sapta Siaga. Setelah terbukti siapa pelaku utama pencurian. Susie bisa bermain dengan Sapta Siaga. Pengalaman ini membuat anak-anak, termasuk Janet jadi suka dengan Susie. Ini bukti bahwa anak-anak pun bisa bersahabat dengan orang yang awalnya tidak mereka suka.


Saya suka kata kunci yang diubah-ubah sesuai kebutuhan. Misal kata sandi di seri ini: Willie Winkie. Unik kan? Ada juga suasana yang menyenangkan seperti saat anak-anak memilih seorang bendahara. Pemilihan ini menggunakan voting. Saat nama Peter keluar, ia nyengir dan bilang bahwa meski yang lain memilihnya menjadi bendahara, namun ia tidak memilih namanya sendiri. Ia memberikan suaranya pada Jack. Wah, seru ya pemilihannya. ;) Meski awalnya saya ngeri membayangkan anak-anak memainkan petasan, namun cerita bergulir asyik. Hanya Skippy yang tidak ikut bergabung di malam api unggun karena ia ketakutan mendengar suara petasan. :D 

[Resensi Buku] Membela Teman - Enid Blyton

$
0
0
Judul : Membela Teman (Sapta Siaga #14)
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan kelima, Mei 2012
Tebal : 144 hlm.
ISBN : 978-979-22-7878-1
Rating : 3/5


Kali ini Sapta Siaga ingin menolong Mr. Tolly. Atas permintaan Bob Smith, teman sekelas Jack yang baik hati. Anak itu mengatakan bahwa seorang pengurus kuda bernama Mr. Tolly sedang mengalami masalah. Kuda yang ia urus sakit karena tergelincir saat membawa beban berat. Kakinya cedera sehingga tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai kuda peternakan. Tapi pemilik Brownie, si kuda yang cedera itu, tidak mau membayar biaya perawatan kuda tersebut.

Sapta Siaga ingin membantu membayar biaya pengobatan Brownie yang harus dilunasi Mr. Tolly. Jika tidak, Brownie akan ditembak oleh pemiliknya karena dianggap sudah tidak berguna. Demi menjalankan misinya, Sapta Siaga merekrut Bob sebagai anggota tidak tetap. Dapatkah mereka membantu Mr. Tolly dan Brownie?

***

          Seri ke-14 Sapta Siaga ini bisa dibilang sangat fun. Seperti judul aslinya yaitu Fun For The Secret Seven, buku ini berisi pengalaman menyenangkan yang dialami oleh Sapta Siaga. Mereka membantu Mr. Tolly dan Brownie untuk menyelesaikan masalah. Mulai dari menghubungi dokter untuk menanyakan tagihan biaya, mencari tambahan pekerjaan untuk Mr. Tolly agar dapat uang untuk menebus Brownie, hingga mencarikan tempat tinggal sementara untuk Brownie. Di seri ini pula Sapta Siaga menggunakan kata sandi yang sudah dikenal: Skippy! Setiap kali kata sandi itu disebut, Skippy langsung menggonggong kegirangan. Ia bangga karena Sapta Siaga mau menggunakan namanya untuk kata sandi mereka.

Di seri ini dimunculkan lagi usulan tentang anggota tidak tetap. Dulu saat Jack tidak bisa menjadi anggota karena dilarang orangtuanya, ia pun digantikan oleh Skippy. Namun kali ini anggota tidak tetap itu membuat jumlah Sapta Siaga bertambah satu. Namun itu tak jadi masalah karena yang terpenting Bob Smith bisa membantu Sapta Siaga menyelesaikan kasus itu. Saya juga senang dengan sikap ayah Peter yang seimbang dalam berbuat baik. Karena ia mau memberi tempat untuk Brownie. Selain itu Mr. Tolly bisa mencicil pembayaran untuk Brownie lewat kerja sambilan di peternakan ayah Peter. Artinya anak-anak belajar untuk mendapatkan sesuatu dengan kerja keras, bukan dengan dimanja. Dan satu lagi, saya masih penasaran dengan si dokter yang di awal dikira galak. Sayang dia jarang muncul.

           Misteri yang menegangkan baru hadir di halaman 117. Saat ada pencuri yang masuk ke dalam kandang kuda milik ayah Peter. Jadi bisa dibilang tiga per empat kisah ini sangat fun, dan tidak membuat adrenalin terpacu. :p Untuk yang ingin tahu bagaimana cara merawat kuda, di seri ini lumayan banyak penjelasan tentang kuda. Oiya, saya kurang suka dengan cara bercanda Janet yang bilang ingin menusukkan peniti jika Peter tidak juga bangun pagi. Rasanya terlalu berlebihan dan sadis. Mengapa Enid membuat adegan ini ya? Padahal dari awal sudah sangat bagus ceritanya. Malah dirusak dengan adegan tersebut. Jadi, 3 bintang untuk ceritanya.

Buku Bantal, Sarana Mengenalkan Buku pada Anak

$
0
0
Buku Bantal, Sarana Mengenalkan Buku pada Anak

Buku Bantal. Apakah kamu pernah dengar tentang hal ini? Buku bantal alias buku kain adalah sarana untuk mengenalkan buku pada anak-anak. Biasanya, buku bantal menyasar anak-anak balita sebagai pembacanya. Bentuknya benar-benar seperti bantal, karena menggunakan bahan kain yang diberi busa  sehingga aman dan berkualitas. Buku ini bisa dibuka seperti buku pada umumnya. Hanya saja, ilustrasi yang biasanya ada di kertas, dicetak di atas kain berbusa.


Saya pernah dengar dari seorang penulis buku anak bahwa buku bantal sangat diminati di pasaran. Karena sebagian besar orangtua merasa aman menggunakan buku bantal ini sebagai mainan anak-anak sekaligus mengenalkan huruf, warna, dan angka pada anak. Gambar-gambar yang digunakan juga bervariasi. Umumnya, buku bantal berukuran 24 x 4 x 12. Sangat kecil, kan? Buku ini bisa dibolak-balik oleh balita sebagai mainan yang aman. Jika pun tergigit, sama seperti ia menggigit kain. Jadi, tidak berbahaya.

Saat saya browsing di iprice, sebuah situs yang memberikan diskon belanja di website belanja online, saya melihat ada buku bantal yang dijual di Lazada. Saya pikir harganya akan mahal, kisaran 50 ribu ke atas, ternyata ada yang menjual dengan harga murah, yaitu Rp 30.800. Sangat terjangkau, kan?
Buku bantal/Buku kain di Lazada

Buku bantal ini bertema tentang apa yang akan aku pakai. Disertai dengan gambar-gambar yang lucu, tulisan sederhana, serta aktivitas membuka tutup untuk melihat binatang apa yang ada di balik kain tersebut. Aktivitas yang sederhana namun mengasyikkan untuk anak. Cocok untuk bayi mulai usia 3 bulan ke atas.

Spesifikasi produk buku bantal ini yaitu :
  • Dibuat dari bahan yang aman dan berkualitas
  • Design exclusive
  • Aman untuk buah hati anda
  • Dibuat dengan berbagai macam warna untuk menarik perhatian anak
  • Dapat digunakan sebagai sarana bermain sambil belajar

Nah, ada beberapa jenis buku bantal yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. Dari mulai harga yang murah senilai Rp.30.800 tadi hingga harga Rp39.000. Di iprice, kita bisa melihat kupon diskon yang sedang ditawarkan. 

Penawaran diskon dari Iprice.co.id
Subscribe untuk mendapatkan promo terbaru
Jika pun ingin mencari produk dari mercant yang lain, bisa diklik di kupon. Ada beberapa mercant yang berafiliasi dengan iprice antara lain : Agoda, Lazada, Zalora, Groupon, dll. Kupon ini akan diupdate secara berkala di iprice bila ada promosi dari toko online yang sedang promo. Saat menggunakan kupon, kita tinggal memasukkan kode, ataupun jika diskonnya diberikan oleh websitenya langsung, kita tinggal klik web dan berbelanja seperti biasa. 

iprice menghemat kebutuhan pembeli sehingga produk yang dibeli bisa didapat dengan harga murah. Berminat mencoba kupon diskon dari iprice? ;) 

[Resensi Buku] The Wind Leading to Love - Ibuki Yuki

$
0
0

Judul Buku : The Wind Leading to Love
Pengarang : Ibuki Yuki
Penerbit : Haru
Terbit : Februari 2015
Tebal : 342 hlm.
ISBN : 978-602-7742-47-5
Rating : 4/5


Rasa sakit itu merupakan bukti kalau kita masih hidup.

Suga Tetsuji depresi. Menuruti saran dokter, dia mengasingkan diri di sebuah kota pesisir, di sebuah rumah peninggalan ibunya. Namun, yang menantinya bukanlah ketenangan, tapi seorang wanita yang banyak omong dan suka ikut campur bernama Fukui Kimiko.

Fukui Kimiko kehilangan anak dan suaminya, dan menyalahkan dirinya sendiri. Sebagai penyebab kematian mereka berdua. Dia meganggap dirinya tidak pantas untuk berbahagia.

Setelah menyelamatkan Tetsuji yang nyaris tenggelam, Kimiko menawarkan bantuan pada pria itu untuk membereskan rumah peninggalan iunya agar layak jual. Sebagai gantinya, wanita itu meminta Tetsuji mengajarinya musik klasik, dunia yang disukai anaknya. 

Mereka berdua semakin dekat, tapi…

***

Novel bergenre romance ini dilabeli J-litatau Japan Literature. Selama ini saya mengira bahwa Penerbit Haru hanya menerbitkan novel Korea, ternyata kini sudah merambah ke novel Asia lainnya. Ini pertama kalinya saya membaca novel Jepang yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru. Saya mendapatkan novel ini dari hadiah menang Giveaway Blog Tour di blog mba Dhyn. Thanks, mba Dhyn. ;)

Novel ini bermula dari kisah Peko-chan yang dianggap sebagai wanita keberuntungan. Setiap kali wanita itu menumpang di truk untuk sampai ke tempat tujuan, supir yang memberi tumpangan akan mendapatkan keberuntungan. Ada yang sampai menikah dengan pemilik truk, bahkan akhirnya punya truk dalam jumlah banyak. Peko-chansebenarnya hanya sebutan untuk seorang wanita bernama Fukui Kimiko. Pada musim panas kali ini Kimiko berencana menghabiskannya di sebuah kota kecil bernama Miwashi. Siapa sangka saat ia menumpang di mobil yang dikendarai Tetsuji akhirnya membuat ia dan Tetsuji menjadi dekat?

Tetsuji didiagnosa menderita depresi. Ia hampir bercerai dengan istrinya, namun sang istri memintanya untuk menunggu putri mereka lulus ujian sekolah baru bercerai. Tetsuji yang baru saja kehilangan ibunya, semakin terpuruk. Depresinya membuat ia tidak bisa tidur setiap malam, bahkan hingga sakit leher dan tidak bisa menoleh ke kanan. Tetsuji hampir saja mati tenggelam di laut andai tidak ada Kimiko yang menolongnya.

Di rumah ibunya di Miwashi, Tetsuji ingin menenangkan diri. Namun ia malah bertemu dengan Fukui Kimiko, si Peko-chanyang telah menolongnya dari kecelakaan di laut. Kimiko ingin membantu Tetsuji membenahi rumah ibunya agar bisa layak jual. Sebagai gantinya, Tetsuji mengajari Kimiko tentang musik klasik yang sangat disukai anaknya. Anaknya meninggal di laut, di musim panas beberapa tahun lalu. Sudah bertahun-tahun berlalu tapi Kimiko masih menganggap bahwa kematian suami dan anaknya akibat dirinya. Sejak itu Kimiko selalu berpindah-pindah pekerjaan dan tempat tinggal. Ia hanya pulang ke Miwashi untuk melakukan obon, upacara mengingat kematian suami dan anaknya.

Kimiko dan Tetsuji, dua orang yang sama-sama terluka, saling membantu untuk menyembuhkan. Trauma keduanya berhubungan dengan orang yang sudah meninggal. Tidak mudah untuk menghapus rasa bersalah karena masa lalu. Karena itu, Kimiko dan Tetsuji menghabiskan banyak waktu bersama untuk saling berbagi cerita. Hingga kedekatan keduanya membuat orang-orang di Miwashi menggosipkan mereka. Apa yang akan dilakukan jika karena gosip itu istri Tetsuji mendadak datang ke Miwashi?

***

Novel ini banyak memberikan informasi yang baru bagi saya tentang budaya Jepang seperti obon, kuliner, musik klasik, hingga teater. Belajar memahami budaya suatu negara lewat sebuah novel berbeda dengan membaca buku traveling. Di novel ini saya jadi lebih merasakan suasana Jepang dengan dua sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang orang kota seperti Tetsuji dan Rika, dan orang desa seperti Madam, Mai, Shun, dan Kimiko. Saat selesai membacanya pun saya merasakan suasana rumah semenanjung dan Miwashi yang memesona di mana Tetsuji akhirnya menemukan penyelesaian bagi dirinya. Di bagian musik klasik juga pembaca akan disuguhkan banyak informasi tentang musik klasik. Sehingga siapapun yang belum mengerti tentang musik klasik bisa mulai mencoba mendengarkan seperti Kimiko yang belajar memahami arti musik.

Di novel ini juga pembaca yang merasakan insomnia seperti Tetsuji akan mendapatkan cara untuk menyembuhkan insomnia, seperti menggunakan teknik akupuntur di kaki, juga meletakkan handuk panas di punggung agar sensasi panas membuat tubuh lebih rileks. Saya juga baru paham bahwa ada perbedaan luar biasa antara orang desa dan kota yang tampak terlalu jauh ketika melihat Tetsuji dan Kimiko bersama. Seperti Tetsuji yang dianggap sebagai melon kelas satu, dan Kimiko yang menganggap dirinya hanya seperti kinko-uri atau timun suri, buah murah yang tidak berharga.

Menggunakan POV 3 serba tahu, penulis membuat pembaca jadi mengerti ada beragam alasan mengapa seorang tokoh mengambil keputusan ini dan itu. Pembaca tentu saja setelah tahu sebabnya tidak bisa menjudge mengapa pilihan yang jatuh justru tidak seperti yang diharapkan. Meski ada yang mengganjal seperti cara Kimiko blak-blakan berbicara dengan Tetsuji tentang ‘rahasia-rahasia’nya, saya rasa itu karena karakternya yang blak-blakan. Kimiko selalu menganggap dirinya sebagai ‘bibi tua’ yang sudah hampir beranjak di usia matang menuju empat puluh tahun. Sehingga tidak merasa risih meski bahasan yang diungkapnya cenderung vulgar. Melihat hal ini, buku ini hanya cocok bagi pembaca berusia 21 ke atas.


Terlepas dari kisah cinta yang singkat antara Kimiko dan Tetsuji, pembaca akan menemukan sebuah penyelesaian yang berbeda. Pada akhirnya, cerita bersimpul pada prolog novel ini. Kekurangan novel ini ada pada bahasa yang digunakan. Kadang ada yang tidak baku seperti penggunaan kata “nggak” di beberapa kalimat(hlm. 292). Di kalimat, “Aku benci orang yang nggak sadar kalau dia nggak tahu apa-apa.” dan “Kau mengerti? Aku yakin kau nggak ngerti. Kau itu nggak ngerti apa-apa.” Seperti tidak konsisten dengan format terjemahan di awal cerita yang menggunakan kalimat baku. Ada juga penggunaan kata yang agak aneh seperti ‘sok pintar-pintaran’. Padahal saya kira menggunakan istilah ‘sok pintar’ saja sudah cukup menunjukkan karakter Kimiko, alih-alih memakai ‘sok pintar-pintaran’. Oiya, covernya sesuai dengan isi novel. Jadi saya suka dengan covernya yang berbicara. Well, 4 bintang untuk kisahnya.  

[Resensi Buku] Detektif Conan Seri #82 - Aoyama Gosho

$
0
0

Judul Buku : Detektif Conan Seri #82
Pengarang : Aoyama Gosho
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : 2015
ISBN : 978-602-02-5786-0
Rating : 4/5

Kid akan diadu dengan sistem pencegahan kejahatan yang paling canggih di dunia. Kyogoku yang mengaku sebagai pacar Sonoko pun, bergabung dengan para detektif untuk menangkap Kid. Di samping itu ada pencarian pemilik Kapten, si kucing calico di Café Poirot! Kapten memang kucing pintar, buktinya dia bisa menyampaikan pesan darurat Conan waktu terkurung di dalam truk kontainer pendingin. Lalu muncul kasus lencana merah yang menjadi misteri di pondok sewaan, dengan seringnya muncul sosok wanita dengan penampilan serba merah.

***

Ada empat kasus di seri ke #82 ini. Yang paling membuat saya penasaran tentu saja kehadiran Kid si pencuri di bab awal. Kid masih mengincar permata yang rencananya akan dipamerkan. Kid ingin mengelabui sistem keamanan, namun kali ini sistem pencegah kejahatan ternyata bukan hanya kumpulan polisi yang berjaga namun juga seorang lelaki bernama Kyogoku. Ia pacar Sonoko yang merupakan atlet karateka. Lelaki itu terbiasa memenangkan pertandingan, sehingga Sonoko menyuruh pacarnya jadi tameng dalam perebutan permata. Menggunakan trik gas beracun, Kid membuat lumpuh para penjaga. Namun Kyogoku masih bisa bernafas dengan menggunakan masker khusus. Sonoko yang seharusnya menjadi orang yang terpercaya justru membuat pertaruhan dengan Kid. Kyogoku juga ternyata bertaruh dengan keluarga Suzuki. Inilah yang membuat Kyogoku mau bertarung dengan Kid meski harus mematahkan tiang penyangga gedung. Benar-benar tidak terbayangkan.

“Aku juga percaya padamu, lho. Aku percaya kau akan menepati janji.”“Kalau kau berhasil melindungi permata itu, aku akan menganggap ini sebagai takdir dan menyetujui hubunganmu dengan Sonoko. Kalau kau gagal, kalau si pencuri itu berhasil mengalahkanmu, kau harus berpisah dengan Sonoko. Bagaimana?”

Permata yang dikalungkan di leher Kyogoku ternyata berubah warna menjadi merah. Padahal warna aslinya hijau. Jadi, Kyogoku mengira permata itu telah ditukar oleh Kid. Sonoko memaksa untuk menyerahkan permata itu dan memberikannya pada Inspektur Nakamori.

“Alexandrite adalah batu yang memiliki spektrum warna hijau yang kuat. Kalau dilihat di bawah sinar matahari atau lampu sorot yang ada di museum ini, warnanya akan terlihat sebagai hijau gelap. Tapi kalau dilihat di bawah sinar lampu pijar atau cahaya lilin yang memiliki spektrum warna dominan merah, maka warnanya akan terlihat menjadi merah terang. Tadi kau sengaja mengirim banyak sekali surat berisi omong kosong yang ditulis dengan invisible ink supaya disediakan lilin di sini, kan?”

Siapa yang akan menang, dan bagaimana cara Kid mengelabui Kyogoku, sangat membuat saya gemas. Kid juga punya alasan mengapa ia memperebutkan permata itu meski sudah tahu bahwa orang yang dihadapinya bukan orang sembarangan.

Kasus kedua tentang kucing bernama Kapten. Kucing itu kehilangan pemiliknya. Beberapa orang mengaku sebagai pemilik si kucing cerdik nan mahal ini. Termasuk dua orang lelaki dan satu orang nenek. Dari ketiga orang itu, satu di antaranya mudah bergaul dengan Kapten, sehingga mereka mengira orang itu adalah pemilik si Kapten. Sedangkan si nenek menganggap Kapten adalah kucing cucunya yang telah hilang. Pola bulu yang ada di foto kucing memang sama, tapi siapa yang akan menyangka kucing itu akan mengenali pemiliknya hanya dari suara langkah kaki?

Kasus Kapten hanya pembuka dari kasus berikutnya karena ternyata pemilik Kapten mengalami kecelakaan saat anak-anak akan mengunjungi kucing itu di rumahnya. Orang itu diduga kecelakaan, padahal Conan menganggapnya telah diserang seseorang. Pecahan kaca dari lampu berceceran di sekitar TKP yang membuat Conan menganggap bahwa ini bukan kasus kecelakaan.
“Lampu neon yang pecah berserakan di lantai ini seharusnya adalah lampu neon yang lama yang baru saja diganti, kan?”
“Tapi ujung lampu ini sama sekali tidak menghitam. Ini seperti lampu neon yang masih baru. Berarti…” 
Ada juga kejanggalan yang Conan temukan, yaitu dari pintu kamar yang bisa tertutup dari dalam. Dengan melihat kondisi TKP, Conan mengumpulkan orang yang bisa dianggap sebagai pelaku kejahatan ini. Apa motif dan trik kasus ini? Di kasus ini pembaca jadi tahu bahwa ada jenis kucing yang pintar dan mahal. Saking mahalnya bisa membuat orang sampai berebut untuk memilikinya. Calico bukan hanya kucing yang mahal namun juga cerdas, dan Conan membuktikannya lewat pemecahan trik pelaku.

Kasus berikutnya tentang lencana merah. Awalnya saya kira lencana merah ini ada hubungannya dengan kasus, ternyata tidak juga. Lencana merah hanya mengacu pada lencana yang hilang milik Miwako, seorang polisi yang disukai Takagi. Tapi kasus yang dihadapi Miwako dan Takagi kali ini berbeda. Ada pembunuhan yang terjadi terhadap seorang di sebuah apartemen yang bobrok. Diduga ada pembunuh yang sengaja membuat waktu kejadian menjadi tidak bisa dilacak. Alibi pelaku sangat tidak terbaca karena ada seorang saksi yang menganggap waktu terjadinya pembunuhan berbeda dengan waktu orang itu bersama dengan si pelaku. Kasus ini kasus kedua yang bikin saya gregetan, selain kasus Kid sebelumnya. Karena trik pelaku menyamarkan waktu benar-benar tidak mudah terbaca. Hanya karena Conan bisa mengetahui kebiasaan kecil yang dilakukan anak-anak membuat ia jadi tahu bahwa waktu kejadian berbeda dengan yang diduga polisi.

Kasus terakhir adalah kasus pembunuhan di sebuah pondok. Diduga ada hubungannya dengan seorang wanita berbaju merah. Siapa wanita itu dan apa motif kejahatannya belum bisa terbaca karena kasus ini bersambung di seri berikutnya. Well, Detektif Conan seri 82 ini lumayan menegangkan meski tidak terlalu karena kebanyakan pelakunya adalah pelaku tunggal. Untuk seri ini yang membuat pembaca jadi tertarik karena daya pikat Kid yang masih bikin penasaran. Bahkan Sonoko saja sampai ikut bertaruh di kasus yang melibatkan Kid ini. 

Postingan ini diikutsertakan dalam Comic Reading Challenge 2015

Ruang Baca Impian

$
0
0
Ruang baca dan tulis impian (credit : pinterest.com)
Kata seorang teman, milikilah bucket list dalam hidup hingga ratusan. Setiap kali keinginanmu dituliskan di sebuah buku, setiap kali itu pula doa mengalir. Hanya tinggal menunggu waktu Tuhan akan mengabulkan keinginan itu. Saya pun membuat wishlist, tapi bedanya kali ini wishlist saya simpan di album facebook di bagian cover album. Ada juga wishlist yang saya tulis di blog buku ini.

Salah satu wishlist saya yang tercapai yaitu membeli beberapa buku kesayangan. Meski baru ikut wishfull wednesday mba Astrid sebanyak tujuh kali, saya akhirnya bisa beli buku yang diimpikan. Ada juga buku yang saya dapatkan dengan gratis. Melihat hal itu, saya jadi ingin mewujudkan wishlist yang lain. Kalau boleh sih pas saya punya rumah sendiri nanti, saya bisa mengkreasikan ruang baca. Ruang baca memang yang masuk prioritas untuk didekorasi karena saya ingin membuat ruangan seperti gambar ruang baca di pinterest itu. Meski kecil tapi menimbulkan suasana yang nyaman. 

Saat saya upload foto ini pertama kali di fb, beberapa teman ikut berkomentar. Mereka kebanyakan tertarik dengan desain ruangan dan meja yang unik. Ada yang malah inbox saya nanya kalau mau pesan mejanya di mana. Wekekeke. Dikira saya jualan perabotan apa ya? :p *kibas jilbab*

Sebenarnya model meja dan kursi seperti ini bisa saja dibuat, pesanan khusus ke pembuat lemari. Bapak punya langganan untuk membuat rak dan lemari-lemari di rumah. Hanya saja selera bapak ternyata berbeda dengan saya. Bapak lebih suka menggunakan kayu yang dipelitur warna cokelat. Hampir semua perabot di rumah pakai pelitur warna ini. Bahkan meja makan pun juga begitu. Hahaha. Kebayang kan monotonnya gimana? 

Niat saya, kalau ada rezeki saya ingin membuat satu ruangan khusus untuk baca dengan desain wallpaper shabby chic di dindingnya. Ruangan ini juga dilengkapi meja dan kursi yang nyaman bergaya vintage. Warna meja dan kursinya putih. Ruang baca seperti ini terlihat penuh dengan bunga-bunga, jadi terkesan lebih feminin. Aktivitas membaca jadi lebih semangat dan nulis juga lebih menikmati, karena ruangannya nyaman. Saya berharap bisa membuat sendiri dekorasi meja yang mirip dengan foto itu. Meski itu artinya harus mulai menabung dari sekarang. :p *umpetin atm*

Wallpaper dari roller cat motif (credit : Shopious)
Waktu saya nyari-nyari gimana sih bisa bikin dinding ditempeli motif bunga, ternyata sekarang sudah ada yang jual wallpaper Shabbychic. Wallpaper dinding ini tinggal ditempel karena sudah ada lem di belakangnya. Bisa ditempel di tembok, untuk alas foto atau dipotong-potong untuk kebutuhan lain misal ditempel di lemari kayu, kulkas, dll. Warna dasarnya putih dan kertasnya tidak glossy. Jadi tak membuat silau jika terkena cahaya terang dari lampu ruangan. 

wallpaper shabby chic yang tinggal ditempel (credit : Shopious)
Selain bisa menggunakan wallpaper tempel tadi, bisa juga menggunakan aplikasi dari roller cat motif bunga. Rollernya diaplikasikan di tembok jadi ruang baca lebih nyaman dan menyenangkan karena tembok lebih berwarna. Buat yang penasaran nyarinya wallpaper ini di mana, kamu bisa lihat-lihat dulu jenis wallpapernya di shopious.com.

Shopious merupakan website yang menyediakan beragam kebutuhan pembeli. Mulai dari buku, tas, hingga rak/lemari. Penjual berasal dari instagram yang memasang produknya di shopious.com. Udah tahu dong kalo belanja di instagram itu kadang ribet karena ketimbun hastag. Saya mencari yang shabby chic kadang tidak sesuai dengan harapan. Karena biasanya pengguna instagram memberi hastag juga random. Tapi di Shopious.com, kita bisa melihat produk dengan lebih detail. Setelah melihat-lihat wallpaper, bisa dipilih motif wallpapernya. Nah, bagaimana ruang baca impianmu? Share dong di komentar. ;)

[Resensi Buku] Hujan! Hujan! Hujaaan! - Agnes Bemoe

$
0
0

Judul Buku : Hujan! Hujan! Hujaaan!
Pengarang : Agnes Bemoe
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2014
Tebal : 184 hlm.
ISBN : 978-602-03-0244-7
Harga : Rp. 100.000 (Bisa dibeli di Gramedia)


Musim hujan tiba! Saat yang paling menyenangkan ya? Bagaimana tidak, kita bisa mandi hujan, menikmati orkestra kodok, atau menonton air hujan yang menari-nari. Eh, katanya, ada juga yang bisa melihat hujan berwarna pelangi. Benarkah? Tapi, ada juga yang kesal kalau hujan datang. Seperti Ito, teman kita. Bagaimana tidak, setiap turun hujan, kambuh pula pileknya. Aduh, kasihan! Kau sendiri suka hujan tidak?

Baca cerita tentang hujan di buku ini. Siapa tahu ada yang mirip dengan ceritamu! Dan jangan lewatkan lembaran sainsnya. Dari situ kau bisa tahu asal-muasal hujan, mengapa kita butuh hujan, dan mengapa kodok berbunyi pada saat hujan. Seru, kan? Ayo, buruan baca!

***

        Hujan identik dengan air yang tercurah dengan derasnya di beberapa bulan tertentu. Bila di Indonesia, kita akan merasakan hujan di bulan Oktober hingga Maret. Buku cerita bertema hujan ini mengungkap sisi lain dari hujan. Agnes Bemoe, sebagai penulis dari buku ini menuliskan enam cerita tentang hujan. Mulai dari cerita yang berisi tentang penantian seorang gadis kecil yang suka dengan hujan, dongeng peri hujan dan pelangi, hingga tarian hujan para peri.

          Cerita hujan ini bernuansa ceria sehingga anak-anak akan merasakan keindahan saat menunggu hujan. Hujan tidak lagi menyedihkan seperti saat seorang anak terkena flu, karena ia tetap bisa menikmati tarian peri hujan dari sudut jendela kamarnya. Bahasa yang digunakan singkat-singkat khas pictorial book. Namun, buku ini bukan bilingual. Sehingga hanya ditulis dalam satu bahasa saja.

Buku ini masuk dalam seri edutivity yang mengajak anak belajar tentang sains. Buku tentang hujan ini juga disertai lembaran sains yang memberi penjelasan tentang bagaimana asal mula terbentuknya air hujan, apakah hujan bisa menari, bagaimana terbentuknya pelangi, dll. Dituturkan dengan bahasa sederhana membuat buku ini bisa dinikmati oleh anak-anak di usia awal sekolah dasar.

Ilustrasinya dihiasi oleh enam ilustrator yang berbeda, sehingga tidak terkesan monoton dengan satu jenis ilustrasi. Dari enam cerita, saya paling suka cerita pertama berjudul “Lila Mencari Tetes Air Hujan”. Dan ilustrasi cantik pilihan saya ada pada cerita berjudul “Tarian Hujan”. Overall, 4 bintang untuk buku ini.

[Resensi Buku] Pencurian Harta Karun - Janna Carioli dan Luisa Mattia

$
0
0

Judul : Pencurian Harta Karun
Penulis : Janna Carioli dan Luisa Mattia
Illustrator : Barbara Bongini
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Terbit : 2014
Tebal : 96 hlm.
ISBN : 978-602-249-818-6
Harga : Rp. 30.000 (Bisa dibeli di Bhuana Ilmu Populer)


Suatu hari, Putri Tuja berulang tahun dan mendapatkan sebuah kotak berisi batu-baru permata berharga dari ayahnya, Firaunses, sang Firaun. Dia kemudian memperlihatkan hadiah itu kepada Pirmamses dan Tengikaton yang sedang berlatih gulat di taman. Lalu, Piramses mendapatkan ide untuk mengadakan pencarian harta karun bagi Putri Tuja menggunakan kotak harta tersebut.

Namun, di saat Piramses mempersiapkan permainan tersebut bersama Nefertina, Tengikaton berusaha memfitnah Piramses. Dia menukar permata tersebut dengan kerikil! Berhasilkah rencana Tengikaton? Lantas, bagaimanakah nasib Pirmamses?

***

Buku ini merupakan seri petualangan Si Cerdik Nefertina. Nefertina berpetualang bersama temannya Piramses, dan musuh bebuyutan mereka, Tengikaton, di balik Piramida Agung serta tumbuhan papirus ketika Mesir masih diperintah oleh para Firaun. Sebelumnya saya sudah pernah membaca satu judul dari seri ini. Masih ada dua judul lagi yang sayangnya belum bisa saya dapatkan karena sudah keburu dibeli orang lain. :D

Setiap judul buku seri Si Cerdik Nefertina, berisi dua cerita. Di buku ini kisah pertama berjudul “Pencurian Harta Karun” dan “Buaya Sungai Nil”. Kisahnya ringan khas anak-anak bahkan anak-anak bisa merasakan permainan yang dibuat oleh Piramses. Anak-anak bisa belajar tentang Mesir dari seri petualangan ini karena penulis menyisipkan informasi seputar budaya Mesir. Misalnya saja : pakaian anak lelaki yang disebut penulis dengan istilah baju tunik linen. Ada juga permen sitrun yang merupakan permen buah warna-warni dipakai dalam kisah ini sebagai pengganti harta karun yang hilang.

Buat saya, ada yang agak mengherankan. Di buku ini, Firaun terlihat tidak begitu galak. Hihi. Saya jadi membayangkan bagaimana tampang Firaun di zaman dulu itu. :p Firaun tampak sayang dengan putrinya, Putri Tuja.  

“Semua permatamu utuh, untungnya. Ini harta karunmu, Tuja. Sedangkan untukmu, Tengikaton, akan kupikirkan hukuman yang pantas. Tidak boleh seenaknya menuduh orang lain begitu saja!”  (hlm. 46)

Di kisah kedua, penulis menyisipkan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Anak-anak mencari tahu tentang budidaya buaya dengan membaca lembaran papirus yang disimpan oleh ayah Nefertina, sang juru tulis kerajaan.

“Aku punya ide! Ayo pergi ke perpustakaan! Aku harus memastikan satu hal yang mungkin akan membantu kita mendapatkan kembali telur itu!” (hlm. 73)

Ilustrasi buku ini menghiasi hampir setiap halaman, sehingga anak-anak bisa membayangkan bagaimana kejadian di kisah petualangan Nefertina dkk. Buku ini dilengkapi pula dengan glosarium, deskripsi karakter tokoh, dan kuis uji ingatan. Overall, 4 bintang untuk buku ini.

Viewing all 619 articles
Browse latest View live